K&Q S.2 - 24

105K 13.2K 775
                                    

Sabtu (20.15), 30 Maret 2019

Ada yang mager pas malam minggu? Nih ditemenin Kings dulu bentar ^_^

--------------------------

"Menunggu?" Lelaki itu bertanya dengan nada rendah mengancam. Tangan kirinya di atas meja makan mengepal. Tatapannya tajam menghunjam wanita di depannya.

BRAKK!

Mendadak lelaki itu menggebrak meja dengan tangan kanannya, membuat wanita melonjak kaget. Dia semakin tidak berani mengangkat kepala untuk menantang mata yang kini berubah merah karena marah.

"Kau itu ada di pihak siapa? Apa sebenarnya kau sengaja ingin membiarkan Kingsley semakin kuat hingga ramalan itu benar-benar terjadi?" nada suara lelaki itu menggeram marah.

"Ampun, Yang Mulia." Wanita dengan tanda bintang di keningnya itu menggigit bibir, takut mendapat murka lelaki di hadapannya. "Hamba pikir itu cara yang paling baik. Biarkan Kingsley merasa di atas angin lalu kita langsung menikamnya tanpa dia bisa melindungi diri lagi."

PRANGG!

Kali ini giliran gelas kristal di tangan si lelaki yang menjadi sasaran lampiasan amarahnya. Gelas itu melayang lalu menghantam dinding hingga hancur menyedihkan. SI penyihir berusaha menahan diri agar tidak mundur. Namun debar jantungnya meningkat tajam.

"Biarkan dia merasa di atas angin, katamu?" Dia berdiri dan dengan sikap mengancam menghampiri si penyihir. "Bahkan sekarang dia sudah di atas angin. Kekuatannya semakin meningkat. Dan akan lebih sulit mendekati Queenza dengan adanya para abdi setia Kingsley di sekitarnya."

Saat lelaki itu sudah berdiri tepat di depan si penyihir, dia membungkukkan tubuh dengan kedua tangan tenggelam di saku celana, berusaha menatap wajah si penyihir. Tapi itu malah membuat si penyihir semakin mengkerut ketakutan.

"Dengan semua kenyataan itu, kau masih menunggu. Membiarkan Kingsley menguasai seluruh kerajaan di tanah Immorland hingga menjadi kaisar kembali. Lalu apa? Dia akan semakin kuat dan memiliki lebih banyak abdi setia yang siap mengorbankan nyawa untuknya."

Si penyihir tidak bisa menanggapi karena memang itu kenyataannya. Tapi dia masih merasa yakin bahwa rencana ini akan berhasil. Selama waktu itu, Kenzie juga akan menjadi orang kepercayaan di dalam kelompok mereka dan amat mudah baginya melukai Queenza.

"Kenapa diam saja? Apa menurutmu rencanamu lebih hebat dari semua itu?" Si lelaki sudah menegakkan tubuh. Tapi belum menjauh, membuat si penyihir masih merasa terintimidasi dengan aura kuat yang dipancarkannya.

"Kenzie... hamba pikir dia akan menjadi senjata yang ampuh. Sedikit lebih lama kita menunggu, dia akan lebih mudah melukai Queenza."

"Dan jika ternyata itu gagal?"

"Itu tidak mungkin gagal." Si penyihir berkata yakin. Kali ini sambil mendongak menantang mata merah lelaki di hadapannya untuk menunjukkan betapa yakin dirinya.

Cukup lama lelaki itu hanya memandang si penyihir hingga akhirnya dia mundur lalu kembali ke balik meja makan yang memang khusus untuknya. Seraya duduk dia berkata, "Aku memberimu waktu satu minggu untuk menjalankan rencana itu. Jika lebih dari itu, aku sendiri yang akan memenggal kepala bocah bernama Kenzie itu di depan Kevlar dan juga memberimu hukuman."

Si penyihir menggigit bibir seraya membungkuk memberi hormat. "Baik, Yang Mulia."

"Kalau begitu pergilah." Lalu dia bersuara lebih keras. "Kestrel!"

Dua detik kemudian seorang lelaki yang tampak rupawan memasuki ruang makan dengan amat anggun layaknya orang kalangan atas. Dia adalah perwujudan dewa-dewa Yunani yang kerap kali digambarkan kaum manusia.

Kingsley & QueenzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang