K&Q S.2 - 33

101K 15.3K 1.5K
                                        

Sabtu (21.41), 27 April 2019

Masih belajar, belajar, dan terus belajar untuk jadi orang yang masa bodoh terhadap hal-hal gak penting. Susah sekali untuk orang perasa kayak aku dan akhirnya ganggu mood buat nulis. Tapi semua orang selalu berkembang dan aku juga berusaha untuk berkembang ☺

Selalu makasih buat teman-teman yang gak bosen kasih dukungan dan menjadi penyemangat buatku ♥♥♥

Happy reading!!

------------------------------

"Queenza?"

Mata hijau Queenza berkilat lalu beralih mengarah ke tangan Kingsley yang melingkari leher Tristan. Lalu dia kembali menatap lelaki di hadapannya. "Mau apa? Kau berniat membunuh Tristan?"

Kingsley nyengir seraya melepas leher Tristan lalu mengangkat kedua tangannya seperti posisi menyerah. Sementara telinganya masih ada di jepitan jari Queenza. "Hanya bercanda, hehe...."

"Bercanda apanya?" sela Eoghan. "Aku sampai merinding tadi melihat dia sangat bernafsu ingin mencabut jantung Tristan." Eoghan tidak tahu siapa orang-orang di hadapannya. Dia hanya pernah melihat Kingsley sekali saat lelaki itu membuat kekacauan di Istana Ackerley bersama Emily. Tapi sepertinya aura kejam Kingsley menipis saat bersama gadis yang tengah menjewernya.

Mendengar ucapan Eoghan, Kingsley menatap lelaki itu dengan sorot ingin membunuh. Tapi dia meringis sakit karena jepitan di telinganya semakin keras lalu dia kembali menatap Queenza dengan sorot memohon. "Sayang, tadi itu hanya bercanda, sungguh. Jangan dengarkan si pembohong ini—argh!"

"Apa Kaisar menyedihkan yang telah merebut Kerajaan ini berhasil kau kalahkan?" tanya Queenza.

"Hmm, belum."

"Lalu kenapa tidak mencarinya dan malah membuat ulah di sini?!" kesal Queenza.

"Akh... iya. Tapi lepaskan dulu."

Queenza melepas telinga Kingsley. Dan bersamaan dengan itu, Kingsley langsung menghilang melarikan diri sebelum Queenza mencegahnya membunuh lagi.

"Kingsley!" seru Queenza kesal. Tapi tidak ada tanggapan karena lelaki itu sudah menjauh.

"Apa—apa yang terjadi?" Tristan yang sudah berhasil bernapas dengan normal akhirnya bertanya.

Queenza melihat kedua tangan di depan dada. "Dia dikuasai darah kegelapannya lagi. Hati-hati jika di dekatnya saat aku tidak ada. Dia bisa membunuh siapapun dengan senang hati, tak peduli orang itu cukup dekat dengannya."

"Wow!" seru Eoghan takjub.

"Apa sebelumnya ini pernah terjadi?" Lalu Tristan berubah waspada saat menyadari sesuatu. "Kau—Queen atau Queenza?"

Queenza menoleh menatap Tristan dengan mata hijaunya. "Queen dan Queenza satu orang. Jangan bicara seolah ada dua."

"Jadi—jiwa kalian sudah menyatu?" tanya Tristan hati-hati.

"Bisa dikatakan begitu."

"Jadi kau tetap Queenza yang dilahirkan sebagai manusia tapi sudah mengingat kehidupanmu di masa lalu dan mendapatkan semua kekuatanmu kembali," Tristan memastikan.

Queenza mengangguk lalu menoleh ke arah gerbang istana. "Mereka sudah datang."

"Siapa?" Eoghan yang bertanya.

"Pasukan yang dibentuk oleh Kings, Tristan dan Jervis." Mata Queenza kembali berkilat hijau. "Ada Awel juga. Dia masih sama menyebalkannya seperti dulu," ujar Queenza tak suka. "Kuserahkan urusan ambil alih Kerajaan Ackerley padamu, Tristan. Aku harus segera mencari Kingsley. Lagipula masih ada masalah di antara kami yang sudah tertunda selama ratusan tahun."

Kingsley & QueenzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang