K&Q S.2 - 28b

90.5K 12.7K 725
                                        

Kamis (16.54), 11 April 2019

Happy reading!

-----------------------------

Queenza baru saja selesai berganti pakaian. Tas kecil berisi dompet, ponsel, tisu, dan beberapa keperluan wanita sudah ia sampirkan di salah satu bahu. Tapi baru saja membuka pintu kamar, Queenza tertegun melihat seseorang di depan kamarnya.

Kenzie.

"Kau—bagaimana?"

Queenza tidak tahu cara menjelaskan maksudnya. Dia merasa heran Kenzie bisa ada di sini sementara di luar ada Kingsley. Jelas Kingsley tidak akan membiarkan Kenzie masuk hingga ke depan kamarnya.

Sebagai jawaban, Kenzie hanya tersenyum. Lalu dengan gerakan yang tak terduga, dia menyentuh tengkuk Queenza. Seketika Queenza merasa seperti tersengat aliran listrik. Lalu perlahan kesadarannya menghilang ditelan kegelapan.

Sebelum tubuh Queenza menghantam lantai, Kenzie langsung menangkapnya dan membiarkan tasnya terjatuh. Tanpa kesulitan dia mengangkat Queenza ke dalam dekapannya lalu menghilang.

Ada keuntungan tersendiri juga menjadi makhluk yang tidak memiliki aura dan aroma. Makhluk dengan kekuatan tinggi seperti Kingsley pun tak bisa mengendus keberadaan Kenzie. Dan dia juga bisa dengan mudah menyelinap masuk ke dalam rumah Queenza meski Kingsley telah memasang lapisan pelindung tak tertembus, karena Kenzie termasuk salah satu dari sedikit makhluk Immorland yang diizinkan melewati lapisan pelindung itu.

Kenzie menggunakan kemampuan teleportasinya untuk mencapai jarak terjauh yang bisa dia lakukan. Dan beruntung dia cukup kuat untuk mencapai jarak lebih dari 20km.

Setelah muncul di jalanan sepi yang kerap ia lalui, Kenzie tak membuang waktu untuk sekedar istirahat. Dalam sekejap, sayap cokelat terentang di punggungnya lalu mengepak keras, membawa tubuh Kenzie melayang mencapai pintu penghubung atau portal antar dimensi. Tentu dia tidak melalui portal utama karena gerbang dimensi di sana memiliki penjaga yang akan langsung menanyai identitas Kenzie. Dan bahkan mungkin para penjaga akan langsung menangkapnya karena ada seorang gadis yang pingsan dalam dekapan Kenzie.

Tiba di portal yang ia tuju, Kenzie langsung masuk dan dalam sekejap muncul di hutan dekat benteng megah yang menjadi tempat kaum nephium bersembunyi dan berlatih.

Ya, dari kaum itulah Kenzie berasal. Mereka lahir dari pernikahan campuran antara manusia dan guardian. Mereka tidak boleh menunjukkan diri secara terang-terangan di depan kaum lain demi menjaga kerahasiaan kaum mereka. Tidak ada yang mengeluh terhadap aturan dari Kaisar Kevlar ini. Karena memang keberadaan kaum nephium bertujuan untuk melindungi dunia dari balik layar.

Itu sebabnya Kenzie selalu melarikan diri hanya untuk jalan-jalan di dunia manusia. Seharusnya dia mendapat hukuman berat karena perbuatannya. Tapi berhubung Kenzie adalah putra sang kaisar sendiri, maka dia selalu lolos dari hukuman.

Dari gerbang dimensi tempatnya muncul, Kenzie langsung menuju bagian hutan yang dikatakan ayahnya. Kevlar sudah berpesan tadi pagi, Kenzie harus ke sini untuk menemui seorang wanita teman sang kaisar. Sampai di sana, rupanya wanita yang dimaksud ayahnya tidak sendirian.

"Nona," sapa Kenzie, menggunakan panggilan yang diperintahkan ayahnya. "Saya Kenzie, putra Kaisar Kevlar."

Wanita yang semula duduk di salah satu pohon yang tumbang itu berdiri seraya tersenyum lembut menghampiri Kenzie. Dari aroma dan auranya, tampaknya dia berasal dari kaum Griffin.

"Ya, aku tahu." Lalu pandangannya beralih pada seorang gadis dalam dekapan Kenzie. "Dan itu wanita yang kau sukai?"

"Benar, Nona. Namanya Queenza. Ayah bilang, Anda—" Kenzie tidak sanggup melanjutkan, masih berkutat dengan hatinya antara benar dan salah. Entah apa rencana sang Ayah untuk membuat Queenza berpaling padanya. Tapi bukankah jelas itu curang?

Wanita itu tidak menanggapi, hanya terus menampilkan senyum lembut bak dewi. Setelah dia cukup dekat dengan Kenzie dan Queenza, tangannya terangkat, membelai ringan kening Queenza. Tak lama kemudian, kelopak mata gadis itu terangkat dan buru-buru Kenzie membantu Queenza berdiri.

Queenza tampak kebingungan lalu menggeleng beberapa kali untuk menjernihkan pikirannya yang terasa berkabut. Perlahan dia mulai teringat di mana dirinya berada sebelum pingsan dan semakin bingung menyadari kini ia berada di tengah hutan lebat.

Pandangan Queenza menyapu sekeliling. Ada banyak orang di sana. Sembilan orang dengan dirinya sendiri. Dan salah satunya adalah Kenzie.

"Kenzie, kau yang membawaku ke sini? Ini di mana?" Queenza langsung menebak apa yang terjadi.

"Aku ingin memperkenalkanmu pada seseorang," kata Kenzie dengan nada lembut.

Mata Queenza menghunjam manik cokelat madu di sampingnya. "Kau menculikku!" seru Queenza marah. "Aku memercayaimu dan ini balasanmu?!"

Hati Kenzie sakit mendengar nada marah sekaligus kecewa dalam suara Queenza. "Aku tidak bermaksud begitu. Aku hanya—"

"Baiklah, sudah cukup aku melihat adegan memuakkan ini." Seketika senyum wanita yang dipanggil Nona itu menghilang. Lalu matanya yang semula hitam ramah, berubah semakin pekat dan kelam.

Kenzie mengerutkan kening, mendadak tak suka dengan nada bicara wanita itu. "Saya butuh waktu untuk—argh!"

Mendadak Kenzie merasa seperti dihantam batu besar saat wanita itu mengulurkan tangan ke arahnya. Lalu tubuhnya terlempar hingga punggungnya menghantam pohon besar dan dia pun jatuh menghantam tanah.

Queenza ternganga melihat itu. Perasaan takut mulai menghinggapi dirinya. Lalu tujuh orang yang tadi hanya jadi penonton, lima orang melesat membentuk lingkaran di sekeliling Queenza sementara satu orang berdiri di dekat Kenzie, mengawasinya agar tidak membalas serangan Nona mereka.

Napas Queenza terengah. Dia melirik sekitarnya sekilas lalu memfokuskan perhatian pada wanita yang dipanggil Nona dan tadi menyerang Kenzie. "Siapa kau? Apa maumu?"

"Pertanyaan klise," ejek wanita itu. "Sayang sekali aku tidak bisa mengembalikan ingatanmu karena itu berarti menarik mantra dalam tubuhmu. Jadi biar kau mengingatku di alam baka saja."

Queenza mundur selangkah saat wanita itu maju mendekatinya dengan belati tajam yang entah sejak kapan ada di tangannya. "Kau tidak bisa membunuhku tanpa alasan. Memangnya aku salah apa?"

Mata hitam itu seolah memancarkan aura gelap yang dingin dan menyesakkan. "Salah apa?" tanyanya dengan nada geram. "Kau salah karena menjadi wanita yang dicintai Kingsley. Aku sudah menahan diri, merelakan tidak bisa sepenuhnya memiliki hati Kingsley. Tapi saat ada kesempatan, kau membuat Kingsley menendangku dan mengganti posisiku denganmu."

"Oh, jadi ini masalah asmara?" tanya Queenza bingung dan mengira-ngira pasti ini berhubungan dengan masa lalu Kingsley. "Tapi, apa tidak bisa dibicarakan baik-baik? Mungkin ada kesalahpahaman karena aku tidak bisa mengingat tentangmu sama sekali."

Wanita itu tersenyum sinis. "Tidak ada yang perlu dibicarakan. Sejujurnya aku lebih dendam pada Kingsley. Tapi membunuhmu juga akan sangat memuaskan. Apalagi jika itu juga bisa membuat Kingsley mati."

Queenza mulai panik saat wanita itu berjalan semakin dekat. Dia berniat melarikan diri tapi mendadak seluruh tubuhnya sakit, seperti dicengkeram kuat. Seolah dirinya hanya boneka kecil yang bisa dicengkeram dengan satu tangan. Lalu ia terbelalak melihat wanita itu sudah berdiri di hadapannya dengan belati tajam terangkat, mengincar jantungnya.

-----------------------

~~>> Aya Emily <<~~

Kingsley & QueenzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang