Jumat (21.06), 24 Mei 2019
-----------------------------
Ruangan itu pengap dan sengaja dibiarkan gelap, membuat keadaan menjadi gerah. Sepertinya tempat ini adalah gudang yang cukup besar dengan banyak rak penuh barang.
Marlene menatap sekeliling dengan lemah. Kedua tangannya terikat di belakang tubuh. Pertarungan sebelumnya dengan Kingsley membuat tenaganya terkuras. Jika tidak, melepaskan diri lalu kabur dari tempat ini seharusnya bukan sesuatu yang sulit. Tapi kini, bahkan untuk bergerak saja Marlene merasa tulang-tulang di tubuhnya akan lepas.
"Paul, kau sudah sadar, kan?" tanya Marlene pelan pada sang suami yang berada di belakang tubuhnya.
Mereka berdua terikat saling membelakangi lalu didudukkan di sebuah bangku panjang yang menempel di dinding. Entah sudah berapa lama Marlene mencoba bicara pada Paul namun tak mendapat tanggapan. Jantungnya berdetak menyakitkan, berusaha menghalau kemungkinan terburuk. Tapi dia terus teringat bahwa kondisi Paul lumayan parah mengingat dia terkena hantaman langsung kekuatan kaum guardian yang dibalikkan Kingsley.
"Paul, jawab aku!" desak Marlene dengan nada putus asa. Tak bisa dia bayangkan jika ternyata Paul telah tiada. Lebih dari lima ratus tahun mereka bersama dan melewati banyak hal. Sanggupkah Marlene melewati sisa hidupnya seorang diri?
"Hhh... jangan menangis. Aku hanya... tidak sanggup berbicara dan bergerak. Dadaku sakit...."
Seketika perasaan lega membanjiri dada Marlene. Dia tersenyum antara lega dan sedih seraya berusaha menoleh untuk melihat sang suami di belakangnya. "Bertahanlah. Mungkin... mungkin masih ada harapan...."
Marlene tak sanggup melanjutkan kalimatnya. Dia ragu apa mereka masih bisa keluar hidup-hidup dari tempat ini. Entah sudah berapa hari mereka terkurung. Awalnya di penjara bawah tanah. Lalu entah mengapa pagi ini mereka dipindah ke dalam gudang ini.
"Aku mencintaimu."
Kalimat lemah yang diucapkan Paul membuat air mata Marlene kembali mengalir. Itu terdengar seperti salam perpisahan. Seolah memang tidak ada harapan lagi bagi mereka untuk selamat.
"Kau tahu aku juga mencintaimu meski awal kedatanganku di Immorland mendapat perlakuan buruk darimu."
Paul terkekeh lemah, ingat bagaimana tahun-tahun awal dia membesarkan Marlene.
Semua kisah pasangan anggota pasukan elit guardian bisa dibilang sama. Mereka berasal dari dua dunia yang dipaksakan bersatu. Tidak seperti di masa ini, di masa lalu ada lebih banyak orang yang langsung ditunjuk sebagai kesatria guardian. Kemudian mereka dibuat menghilang dari Immorland. Saat itulah mereka mulai dilatih menjadi anggota pasukan elit guardian secara terpisah. Lalu masing-masing diwajibkan memilih anak perempuan manusia yang kemudian dijadikan istri.
Di masa sekarang, tidak ada lagi kesatria guardian. Yang ada adalah panglima tertinggi guardian. Hal itu sengaja untuk meminimalisir kecurigaan masyarakat terhadap menghilangnya banyak prajurit guardian dari waktu ke waktu. Dan ternyata berhasil, tidak ada seorang pun yang mencurigai menghilangnya mereka. Kalaupun ada, dengan mudah bisa diredam.
Selama ratusan tahun, pasukan elit guardian bergerak dibalik bayangan untuk melindungi penduduk Immorland. Paul dan Marlene juga melakukan tugasnya. Hingga suatu ketika Kaisar Kevlar meminta mereka untuk melakukan sesuatu yang tidak biasa. Memastikan buah dari pohon langka dimakan oleh wanita manusia dan selanjutnya menjadi orang terdekat dari wanita itu untuk mengawasinya.
Paul dan Marlene tidak banyak bertanya. Mereka hanya menjalankan perintah Kaisar yang begitu mereka hormati. Penjelasan mengenai seorang bernama Kingsley yang nantinya akan muncul sesuai ramalan dan harus dibunuh melalui bayi yang lahir dari wanita manusia yang telah memakan buah langka itu, mereka telan begitu saja. Mengetahui bahwa Kingsley akan menjadi kutukan bagi Immorland sudah cukup untuk mereka melaksanakan tugas sepenuh hati.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kingsley & Queenza
FantasyWARNING : Cerita ini memiliki efek ketagihan. Sekali baca gak akan bisa berhenti sampai berharap gak pernah tamat. Gak percaya, buktiin aja. ------------------------ Manis. Darahnya sungguh lezat. Itu adalah hal pertama yang dipikirkan Kingsley begi...