K&Q S.2 - 15a

102K 13.8K 1.1K
                                    

Rabu (21.25), 06 Maret 2019

--------------------------

Ketujuh orang itu menarik perhatian pengunjung taman bermain. Mereka tampak amat menawan, bagai sekelompok artis yang tengah menikmati liburan. Bahkan Belva dan Aila, meski tidak secantik Queenza dan Emily, namun mereka juga memiliki daya tarik sendiri.

"Harus rumah hantu dulu!" seru Emily setelah mereka mendapat tiket.

"Setuju," gumam Kingsley.

Emily menatap Kingsley takjub. "Tumben kau langsung setuju pendapatku tanpa berdebat."

"Hanya tidak ingin meladeni anak kecil," Kingsley angkat bahu sementara Queenza menahan tawa gelinya. Tentu saja Kingsley setuju. Dia pasti trauma naik wahana permainan yang memacu adrenalin.

"Awas kau menjerit ketakutan di dalam sana," ejek Kenzie.

"Aku biasa bermain bola dengan kepala banshee dan menguliti Ogre dalam wujud aslinya. Jadi apa yang menyeramkan dari hantu bohongan?" balas Kingsley dengan nada sombong.

"Bisakah kau tidak pamer hal itu? Sama sekali tidak keren, tapi mengerikan." Kata Aila sambil tetap merangkul lengan Kenzie meski Belva sudah tidak melakukannya.

"Payah. Belum juga sampai di rumah hantunya." Kingsley menguap lalu menoleh ke arah Emily. "Apa tidak ada yang lebih seru? Rumah monster sungguhan, misalnya. Yang berusaha mencabik-cabik tubuhmu."

Emily merengut. "Kalau tidak suka berpencar saja. Kau boleh pilih yang menurutmu menegangkan." Padahal tadi dia yang pertama setuju ke rumah hantu. Sekarang malah mengejek, gerutu Emily dalam hati.

"Tidak, aku akan tetap ikut bersamamu," kata Queenza.

"Jangan ada yang berpencar. Kita kan memang berniat bermain bersama." Belva berkata yang langsung diangguki yang lain. Tentu saja kecuali Tristan yang tetap diam membisu dan Kenzie yang terlihat jelas tidak menyukai kehadiran Kingsley.

Antrian memasuki rumah hantu cukup panjang meski ini bukan hari libur. Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya giliran mereka yang masuk.

Dari pintu masuk, Kingsley hanya terus berdecak malas melihat penampakan segala jenis hantu. Namun dia tetap bisa menikmati hiburan ini karena Queenza kerap kali menjerit kaget lalu membenamkan wajah di bahu atau dada Kingsley.

Cukup jauh berjalan, kini mereka memasuki ambang pintu yang diatasnya tertulis 'gerbang kematian'. Ambang pintunya agak rendah hingga Kingsley, Tristan, dan Kenzie harus menunduk untuk melewatinya.

"Sepertinya hanya lelucon yang tidak jauh beda dari sebelumnya," gumam Kingsley dengan nada malas.

Sebelum ada yang menanggapi, mendadak keempat gadis itu menjerit melihat benda seperti kepala menggelinding di depan mereka. Lalu tiba-tiba suasana remang berubah menjadi gelap sepenuhnya. Dan keempat gadis itupun kembali menjerit ketakutan karena mendadak muncul orang-orang seperti zombie dengan wajah bersinar yang menonjolkan luka-luka menjijikkan di seluruh wajahnya.

Lagi-lagi Kingsley hanya berdecak malas. Penglihatannya sama sekali tidak terganggu meski suasana gelap gulita. Jelas para manusia yang berdandan ala zombie itu menyimpan senter dibalik baju hingga membuat wajah mereka bisa bercahaya. Sayangnya mereka tidak bisa menakuti Kingsley, Tristan, dan Kenzie. Aura manusia mereka terasa jelas hingga dandanan mereka menjadi percuma.

Mendadak sifat iseng Kingsley kambuh melihat para zombie palsu itu semakin mendekat dan semakin banyak. Mungkin hampir lima belas orang. Tiba-tiba sayap putih Kingsley yang tampak bercahaya di kegelapan terentang lalu mengepak pelan yang membuat tubuhnya melayang dengan Queenza dalam pelukannya. Tak lupa juga mata biru Kingsley tampak bersinar bagai laser.

Kingsley & QueenzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang