Senin (21.28), 25 Februari 2019
IG Kingsley : Kingsley_kaisartampan
Selamat membaca!
------------------------
Tristan tidak sanggup terbang mencapai gerbang dimensi. Energinya lebih cepat terkuras dengan cara itu padahal tubuhnya sudah lemah. Akhirnya dia memilih setengah berlari tapi sekali-kali harus berhenti untuk menarik nafas.
Tempat yang dituju Tristan masih jauh. Dan dia harus berjalan lebih jauh lagi sebelum mencapai rumahnya atau rumah Kingsley. Karena itu dia harus bergegas, sebelum prajurit Immorland atau Theo sadar dan menemukannya.
Tapi mendadak langkah Tristan terhenti saat dia merasakan aura dan aroma yang tak asing. Dia mendongak lalu terbelalak melihat seseorang terbang dengan sayap putihnya.
Seumur hidup, Tristan tidak pernah melihat seseorang dengan sayap putih kecuali Kingsley. Dulu dia sering mendengar sayap putih hanya dimiliki kaum Malaikat. Itu juga menjadi salah satu ciri kaum Malaikat. Tapi sejak kaum Malaikat punah, tidak ada lagi yang memiliki sayap putih. Kebanyakan kelabu atau kecokelatan. Beberapa kaum lain seperti kaum peri memiliki sayap yang lebih berwarna.
Awalnya mengetahui tentang Kingsley, Tristan pikir lelaki itu memiliki sayap kelabu atau kecokelatan seperti kaum guardian mengingat garis keturunannya. Dia sungguh kaget setelah melihat sendiri bahwa sayap Kingsley berwarna putih cerah. Tidak heran kalau akhirnya Kingsley tidak diakui sebagai guardian. Malaikat juga tidak mau mengakui dia sebagai kaumnya karena menurut mereka garis keturunannya jelas ternoda.
Seseorang dengan sayap putih itu turun semakin dekat ke arah Tristan. Dia pasti juga mencium aura Tristan. Tapi yang membuat Tristan mengerutkan kening, kenapa dia mencium aura guardian juga? Dan aromanya sedikit menyerupai—Emily?
Sementara itu Kingsley agak kaget merasakan aura guardian yang familiar di bawah sana. Dengan cepat dia menukik turun. Padahal dirinya dan Emily sudah menelusuri bagian hutan sebelah sini. Tapi entah bagaimana Kingsley tetap tidak bisa merasakan keberadaan Tristan. Ada kemungkinan Tristan melarikan diri ke sini dari daerah lain.
Kingsley mendarat dengan mulus sekitar sepuluh meter di depan Tristan. Dengan cepat matanya memindai kondisi Tristan. Penglihatannya yang tajam membuat jarak mereka sama sekali tak berarti. Lalu dia bernafas lega menyadari Tristan tidak terluka, hanya tampak lemah.
"Apa kita sudah sampai di gerbang dimensi?" tanya Emily setelah Kingsley melepaskannya agar berdiri sendiri. Dia belum melihat ke belakang, tempat Errie-nya menatap mereka dengan rahang berkedut dan mata berkilat marah.
"Belum. Itu—"
"Dengar, aku tidak memercayai kaisar bajingan itu. Jadi seharusnya kita—"
"Di belakangmu." Kingsley menunjuk ke belakang Emily.
Dengan raut bingung Emily berbalik lalu terbelalak melihat orang yang dicarinya berdiri di sana. "Errie!" serunya dengan kelegaan yang membuat dadanya sesak. Lalu dia berlari ke arah Tristan dan langsung mengalungkan lengannya di seputar leher Tristan, memeluknya erat. "Aku sungguh khawatir Errie." Suara Emily serak. Matanya berkaca-kaca.
Tristan tidak mengatakan apapun. Tatapannya mengarah lurus pada Kingsley. Rahangnya menegang sementara dadanya mendidih karena cemburu.
"Syukurlah kau baik-baik saja," Kingsley berkata manis, tahu Tristan amat marah padanya.
Tristan masih tidak mengatakan apapun.
Emily yang awalnya masih meluapkan kerinduan dan perasaan lega, mulai merasakan ketegangan di tubuh Tristan. Dengan ragu dia melepaskan pelukan lalu merasa gelisah begitu melihat wajah tegang Tristan dan langsung menangkap alasan kemarahannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kingsley & Queenza
FantastikWARNING : Cerita ini memiliki efek ketagihan. Sekali baca gak akan bisa berhenti sampai berharap gak pernah tamat. Gak percaya, buktiin aja. ------------------------ Manis. Darahnya sungguh lezat. Itu adalah hal pertama yang dipikirkan Kingsley begi...