K&Q S.3 - 38a

36.9K 6.2K 852
                                        

Minggu (21.54), 10 Januari 2021

Sejak awal nulis cerita Kings, akhirnya sampai juga di bagian yang udah aku tunggu-tunggu. Tapi dua hari nulis dapet segini doang -_- idenya ngalir, tapi kayak kehilangan kosakata buat menggambarkannya. Ini bahkan baru setengah T__T

Dahlah... met baca!!

---------------------------- 

Nash Mostyn berhenti di tepi kawah puncak gunung Khain lalu terdiam menatap area di bawah sana dengan sorot melamun. Pikirannya berputar, mengenang kembali masa-masa sepanjang hidupnya saat menghabiskan waktu di kawah itu. Entah untuk mengikuti ritual suci kaum Harpy ataupun hanya sekedar bermain-main.

Gunung Khain adalah gunung tertinggi di Immorland. Itu sebabnya gunung ini menjadi salah satu kebanggan kaum Harpy yang menempati area kaki gunung. Selain itu bukan hanya kaum Harpy, sebagian besar penduduk Immorland juga menganggap puncak Gunung Khain sebagai tempat suci dan keramat hingga tak ada yang berani berbuat ulah di atasnya.

Namun kali ini akan menjadi pengecualian, pikir Nash dengan sorot sedih. Mungkin dulu dia tidak merasa ada yang istimewa dengan gunung ini. Tapi sekarang, saat dia tahu bahwa kesucian Gunung Khain akan ternoda pertarungan yang akan menjadi titik penentu bagaimana nasib Immorland selanjutnya, rasa pedih itu merasuk tanpa bisa dicegah. Bagai tali tak kasatmata yang mencekik lehernya.

"Ada apa?"

Pertanyaan itu menarik paksa Nash dari memori masa lalu dan kembali ke kenyataan. Sejenak dia menghela napas untuk meredakan sesak di dada lalu menoleh pada orang yang telah berdiri di sisinya dan mengulas senyum.

"Tidak apa-apa." Hanya itu yang terucap dari bibir Nash. Bagaimanapun Nash belum bisa merasa santai di hadapan seorang guardian. Apalagi sang Panglima Tertinggi karena Nash pernah melihat sendiri kekejamannya saat menghukum seseorang yang dinilai melanggar peraturan semasa pemerintahan masih dipegang oleh Kaisar Kevlar.

"Maaf karena harus menodai kesucian puncak Gunung Khain."

Permintaan maaf itu datang dari Kingsley, sang Kaisar yang baru. Ah, atau lebih tepatnya Kaisar Immorland yang sebenarnya.

Sejenak Nash terpaku menatap Kingsley yang kini juga melabuhkan pandangan ke dasar kawah Gunung Khain, tempat dia akan menjalani duel hidup dan mati dengan ayah kandungnya. Tak dapat dipungkiri, aura unik yang menyembunyikan kekuatan luar biasa dari tubuh Kingsley berhasil memancing kekaguman Nash. Dan itu membuatnya ingin meminta maaf berjuta kali lagi pada Kakek Awel karena pernah mempertanyakan kebenaran cerita sang kakek mengenai Kaisar Kingsley.

Ya, Kakek Awel benar. Nash hanya akan melihat kebenaran mengenai sosok Kingsley begitu bertemu dengannya secara langsung. Dan dirinya berani mengakui bahwa tak ada yang lebih pantas untuk menjadi Kaisar Immorland selain lelaki itu.

"Kau pasti merasa sedih," lanjut Kingsley seraya menoleh ke arah Nash karena tak mendapat tanggapan.

Nash lagi-lagi menampilkan senyum, berusaha menunjukkan bahwa dirinya baik-baik saja. "Bohong jika hamba berkata tidak. Tapi ada perasaan bangga juga. Dua orang terkuat di Immorland akan berduel di puncak Gunung Khain. Bukankah itu berarti Gunung Khain bukan sekedar suci, tapi juga sangat istimewa."

Kingsley balas tersenyum. "Andai kau bukan pewaris Kerajaan Harpy, aku akan sangat senang jika kau menjadi salah satu orangku di Kerajaan Ackerley." Lalu dia kembali menatap dasar kawah Gunung Khain. Sebenarnya tak ada yang bisa dilihat selain kegelapan karena mereka tiba pagi-pagi sekali. Tapi Kingsley bisa membayangkan bagaimana tempat itu akan menjadi kuburannya. "Tapi jelas itu hanya angan kosong. Kau akan tetap di Kerajaan Harpy. Dan mungkin aku tidak akan bisa kembali ke Kerajaan Ackerley."

Kingsley & QueenzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang