Hai Everyone! Gue habis memperbarui cerita ini dan gue harap kalian pada baca ulang karena semuanya gue revisi.
Enjoy dicerita kedua gue yak
Happr Reading semuanya :)
***
Azalea menatap dengan datar penjelasan dari gurunya sebentar ini, apalagi teman-teman sekelasnya yang tampak terganga mendengar keputusan yang cukup tidak masuk akal dari guru sejarah mereka itu. Apa ini yang dinamakan dengan takdir bodoh? Shit, andai dia lebih bersikap bodoh dan tidak peduli mungkin tidak akan seperti ini pikirnya.
Kalau saja dia tahu akan seperti ini, lebih baik dia berpura-pura sakit sebelum masuk tadi. Huh, sepertinya kebaikan tidak berpihak padanya hari ini, membuat rasa kesal dan ingin memakan orang menguar di hatinya. Jika saja Bu Rika tidak begitu tertarik padanya dia tidak bakalan terpilih seperti ini. Tuhan! Apa ini yang dinamakan cobaan hidup?
"Bu, ibu tidak salah pilih kan yang akan mengikuti olimpiade nanti? Masa seorang Azel yang menjadi perwakilan di mata pelajaran sejarah? Memang ibu mau sekolah kita kalah?" sela Vanya menatap tidak suka pada Azel.
"Iya Bu, masa seorang murid bodoh dan pemalas yang tiap hari kerjaannya terlambat terus menjadi perwakilan olimpiade sejarah Bu. Hancur Bu hancur, bakalan mempermalukan nama sekolah kita nantinya." Tambah Rania menyetujui perkataan Vanya, karena dia merasa kalau sahabatnya ini yang lebih berhak ikut, dibandingkan cewek pemalas itu alias Azel. Apalagi Vanya termasuk siswi berprestrasi semenjak bangku sekolah dasar dan selalu menjadi juara umum.
"Tidak, karena Azel orang yang tepat. Sudah tidak usah protes, lagian kamu juga ikut olimpiade matematika tidak usah mengambil semua bidang olimpiade, memang kamu sanggup menghafal semuanya? Walau kamu pintar tapi tidak usah berlagak sombong." Skak mat Bu Rika karena dia sangat tidak suka dengan satu muridnya ini yang sangat suka cari muka.
"Kena mental dong." Sindir Freya sahabat Azel dengan terkekeh.
"Huh, awas aja lo Zel!" Kesal Vanya menatap Azel yang malah memilih tidur dibandingkan mendengarkan ocehan yang membuat telinganya sakit.
Keadaan kelas kembali hening namun masih terdengar bisikan-bisikan tidak suka kalau Azel terpilih menjadi perwakilan olimpiade. Mereka merasa ini tidak benar, bukan hanya itu mereka juga heran mengapa seorang Azel yang kerjaannya tidur di kelas, bisa mendapatkan juara satu di kelas sepuluh dulu dan sekarang dia mendapatkan kelas unggul.
"Baiklah kita akan memulai pembelajaran, kita akan masuk bab baru tentang sejarah perundingan Indonesia dengan Belanda. Sebelum pembelajaran, ibu akan bertanya kepada kalian apa dari isi perjanjian Renville? Siapa yang bisa menjawab silahkan tunjuk tangan." Jelas Bu Rika menatap satu persatu muridnya.
"Gimana kalo ibu tanya ke Azel aja? Sekalian latihan buat olimpiade," ucap Vanya dengan senyum miringnya, karena dia yang ingin membuat Azel malu tidak tau jawabannya.
"Baiklah, Azel silahkan dijawab apa dari isi perjanjian Renville?" setuju Bu Rika dan langsung menatap Azel yang tertidur menelungkup di mejanya.
"Zel ... Woi! Jawab noh pertanyaan Bu Rika." Dorong Freya pada bahu Azel.
"Apaan sih?" kesal Azel yang diganggu karena tengah bermimpi indah tadi.
"Azel cepat jawab, apa isi perjanjian Renville?" ulang Bu Rika lagi.
"Paling dia nggak tau Bu." Sela Rania meremehkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
AZALEA [Completed]
Genç Kurgu⚠️Follow dulu sebelum membaca⚠️ Ini bukan kisah seorang cewek yang berkonflik dengan cowok bad boy, bukan juga kisah cewek yang humble ke semua orang dan berakhir disukai cowok idaman satu sekolah dan bukan juga kisah cewek yang dikejar seorang cowo...