Happy Reading :)
***
"Sssstttt ... udah ya, mata lo udah sembab ini, lo nggak malu diliat sama musuh lo dan dikira lemah ntar?" ujar Azel memperingatkan Freya.
"Hiks, tapi gue udah kalah. Gue udah nggak bisa rebut Reagan dan berharap lagi sama dia. Hiks, gue yang salah kenapa harus berekspektasi tinggi sama dia, nyatanya dia memperlakukan gue layaknya seorang sahabat. Gue aja yang ngerasa diistimewakan." Jawab Freya sembari melepas pelukannya menatap sendu Azel.
"Sssstttt ... nggak ada yang salah. Lo nggak salah, karena perasaan itu hak lo. Gue ingetin ke lo, selagi janur kuning belum melengkung dan dia belum sah. Lo masih berhak memperjuangkan dia. Udah, masa seorang Freya sahabat gue yang kuat lemah gini. Mana semangatnya, kalau gue masih ngasih lo semangat dan nggak ngelarang lo berarti itu baik. Tapi kalo gue udah ngelarang lo, berarti itu udah nggak baik untuk lo." Nasehat Azel sembari mengusap air mata di pipi Freya dengan tangannya. Dia berusaha membuat Freya kembali bersemangat dan tidak menangis lagi.
"Percuma Zel, kalau Reagan cinta sama Aletta gue nggak bisa maksa dia buat cinta gue. Karena keterpaksaan akan berujung dengan sakit hati." Jawab Freya yang masih berputus asa dan menunduk karena sudah tidak ada kesempatan untuknya.
"Nggak, lo nggak boleh ngomong gitu, pokoknya selama lo bisa lo harus perjuangkan Reagan. Gue juga nggak habis pikir dengan kelakuan Reagan sebenarnya Frey. Tapi, lo tetap harus semangat dan jangan putus asa kayak gini, okey?" Semangat Azel kembali, dengan wajah ikutan sedih melihat sahabatnya disakiti seperti ini.
"Lo yakin?" tanya Freya menatap Azel.
"Yakin Frey, percaya deh ke gue." Angguk Azel meyakinkan Freya.
"Huh, ya udah gue bakalan ikutin perkataan lo." Jawab Freya mengganggukkan kepalanya dan kembali tersenyum.
"Ya udah, ayo kita keluar. Hapus air mata lo dan kembali tersenyum." Suruh Azel lalu diangguki Freya.
Mereka pun keluar dari toilet dan di sana sudah ada Ares dan lainnya dengan wajah khawatir.
"Freya! Lo nggak papa kan?" tanya Ares langsung mendekati Freya.
"Lo ngga usah dengerin perkataan Reagan tadi. Anggap aja dia stres, cowok sampah. Nggak usah lo acuhin dia lagi." Sela Nevan ikut mendekati Freya untuk menenangkannya.
"Iya, bener kata Nevan. Nggak usah lo acuhin dia, gue nggak habis pikir sama tuh anak. Emang gila dia." Umpat Keenan yang kembali emosi.
"Manusia nggak punya otak emang gitu, nggak usah diacuhin." Tambah Farrel ikutan kesal juga.
"Emang bener, otaknya udah hilang, karena terpesona sama tuh ratu model. Dasar cewek ular." Umpat Ares bertambah emosi.
"Hellleeh ... lo juga kayak gitu sama Azel ya Res. Nggak usah sok paling bener." Sindir balik Nevan yang membuat Ares terdiam menatap kesal sahabatnya itu. Sedangkan Azel memilih tidak menghiraukan mereka.
"Hahahaha ... udah-udah, gue nggak papa kok." Tawa Freya melihat tingkah mereka semua yang berniat menghibur Freya, tapi malah membuat dia tertawa dengan sikap mereka.
"Iya nih, mending makan yok. Soalnya gue laper nih." Angguk Gavin yang semakin cemberut karena perutnya sudah berbunyi sedari tadi menahan lapar.
"Ah, elo mah makan mulu kerjaannya. Nggak ada yang lain. Tapi, boleh deh, gue juga lapar wkwkwk. Cemooh Farrel dan malah ngikut juga akhirnya.
"Ya udah, kalian makan aja. Kita mau ke kelas dulu," ujar Azel lalu berpisah dengan mereka.
***
Jam pulang sekolah tiba, Freya dan Azel keluar bersama dengan Freya yang tampak terdiam entah memikirkan apa. Membuat Azel penasaran serta khawatir dengannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/282799761-288-k934262.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
AZALEA [Completed]
أدب المراهقين⚠️Follow dulu sebelum membaca⚠️ Ini bukan kisah seorang cewek yang berkonflik dengan cowok bad boy, bukan juga kisah cewek yang humble ke semua orang dan berakhir disukai cowok idaman satu sekolah dan bukan juga kisah cewek yang dikejar seorang cowo...