*70* CEDERA~

202 15 0
                                        

Happy Reading

***

"Kayaknya kaki gue terkilir deh." Jawab Azel mengerinyit kesakitan.

"VANYA! Kamu ya, bapak nggak penah ajarin cara curang kayak gini. Lagian kan tidak ditentukan waktunya, ngapain kamu sampe mencurangi Azel kayak gini?" marah Pak Anto melihat kelakuan Vanya.

"Azel yang salah Pak, kan dia yang halangin jalan saya." Jawab Vanya tetap tidak mengaku salah.

"Kamu tidak tuntas lari tadi karena sudah curang, maka dari itu kamu harus mengulang." Final Pak Anto berjalan ke arah Azel yang berusaha berdiri dibantu yang lainnya.

"Nggak bisa gitu dong Pak!" teriak Vanya yang membuat murid yang berada di kelas tengah belajar ternganggu dan melihat apa yang terjadi.

Tak terkecuali Ares dan Reagan. Sontak mereka kaget dan langsung permisi untuk melihat Azel yang tengah dibopong teman-teman sekelasnya.

"Kamu nggak papa?" tanya Pak Anto mengecek pergelangan kaki Azel.

"Ngilu Pak." Jawab Azel menghentikan tangan Pak Anto memegang kakinya itu.

"Zel! Lo kenapa?" teriak Ares dan Reagan bersamaan.

"Bantu bawa dia ke ruang kesehatan, bapak akan panggil dokter buat cek kakinya." Suruh Pak Anto pada Ares.

"Baik Pak."

"Pak! Nggak bisa gitu dong Pak, kan saya udah nyelesaiin larinya." Teriak Vanya yang masih tidak terima.

"Lo nggak punya hati Van," ujar Rania menatap tidak suka Vanya yang selalu mementingkan dirinya itu.

"Eh Ran! Kok lo malah bela si cewek gatel sih?" teriak Vanya namun tidak dihiraukan lagi oleh Rania yang ikut melihat Azel.

"Res! Lo ngapain bantuin dia sih? Dia cuma cari perhatian lo aja." Teriak Vanya lagi kepada Ares sembari memegang lengannya dan langsung ditepis olehnya.

"Awas! Lo bener-bener cewek yang suka cari masalah. Kalau sampai Azel kenapa-napa lo harus bertanggung jawab." Jawab Ares menatap Vanya dengan wajah kesal, lalu menggendong Azel yang semakin mengerinyit kesakitan.

"Ihhhh ... Kalian pada kenapa sih? Malah bela si cewek pemalas itu. Kan salah dia, ngapain ngehalangin jalan sama nyari masalah sama gue." Teriak kesal Vanya menghentakkan kakinya yang tidak diacuhkan siapapun lagi.

Malahan semua teman sekelasnya dan murid yang ikut melihat, berbisik-bisik dengan kelakuan Vanya yang selalu cari sensasi sampai mencelakai orang lain.

"Lo yang cari masalah Van, seharusnya sadar diri lo." Teriak murid lain dengan tatapan tidak suka.

"Huuuuu ... Dasar caper!" teriak yang lainnya malah ikutan. Membuat dia yang malu memilih lari ke kelas karena kesal mereka malah membela Azel.

***

Sesampai di ruang kesehatan, Ares langsung mendudukkan Azel di salah satu ranjang. Sedangkan Freya dan Reagan, mengikuti dari belakang karena sangat khawatir dengan keadaan Azel.

Ares membuka pelan kedua sepatu Azel, agar memudahkan dokter untuk mengecek kakinya nanti. Karena dokternya yang masih belum datang, Freya mencari obat luka di lemari ruangan tersebut.

Hendak membersihkan kaki Azel yang terluka karena lecet dari tembok lapangan tadi. Dia mengambil alkohol dan menekan pelan-pelan agar tidak sakit oleh Azel. Dia sunggu kesal dengan Vanya, bisa-bisanya dia mencelakai Azel seperti ini.

"Pelan-pelan Frey! Perih oi." Teriak Azel ketika Freya menekan cukup kuat.

"Mwehehehe ... Maaf, habisnya gue kesel inget si Vanya." Jawab Freya tertawa cengengesan.

AZALEA [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang