*52* KERAS KEPALA~

198 21 1
                                    

Happy Reading

***

"Zel! Kenapa lo nggak kasih tau yang sebenarnya aja sama Ares, dia juga bakalan paham. Lagian kalau lo terus seperti ini yang akan menderita juga lo sendiri Zel. Lo mau terus-terusan kayak gini?" lanjut Freya bertanya pada Azel yang hanya terdiam.

"Iya Zel, gue juga kasihan sama lo. Apalagi lo selalu berusaha biasa aja pas Ares lagi sama Vanya. Gue tau lo sakit, makanya mending ceritain yang sebenarnya." Tambah Reagan menatap Azel.

"Nggak, gue nggak bisa."Jawab Azel langsung tanpa berpikir panjang.

"Kenapa Zel? Apa lo nggak mau memperjuangkan cinta lo ini? Lo mau ngikutin perkataan bodoh Elina itu?"

"Gue nggak mau." Kekeuh Azel dengan pendiriannya.

"Kalau lo gini terus sampai kapan lo bakalan sanggup? Sampai benar-benar Ares milih pergi dari lo dan benci sama lo?" tanya Reagan yang sudah muak sendiri dengan Azel.

Sontak mata Azel membelalak karena dia juga tidak memikirkan itu, dia terdiam mencerna semua perkataan Reagan tadi padanya. Dia takut kalau Ares beneran meninggalkannya, dia juga takut kalau Ares lebih memilih menyerah dan mencari orang lain untuknya.

Tidak. Ini tidak boleh terjadi, tapi Azel harus apa agar itu tidak terjadi. Apakah Azel harus menceritakan semuanya pada Ares? Tapi apakah keputusannya ini tidak salah dan bakalan baik untuk ke depannya.

Apakah Ares tidak akan celaka? Tapi dia tidak yakin dengan itu, dia tidak mau omongan Elina bakalan terjadi. Dia tidak sanggup melihat orang yang dia cintai dan sayangi celaka hanya karena keegoisan dirinya.

"ZEL!" panggil Freya dan Reagan serempak karena Azel terdiam dan bengong sendirian membuat mereka mendesah kesal melihat sikap Azel.

"I-iya." Jawab Azel tergagap, karena langsung sadar dengan lamunannya sendiri.

"Lo kenapa?" tanya mereka lagi.

"Nggak papa, gue mau cabut dulu." Jawab Azel tidak peduli lalu, meninggalkan mereka yang bernapas pasrah karena kelakuan keras kepala Azel.

"Kita harus apa ya sayang?" tanya Reagan pada kekasihnya itu.

"Aku juga bingung, aku juga kasihan sama Azel. Mau memaksa dia buat tidak menghiraukan Elina, kalau nanti terjadi pasti kita bakalan merasa bersalah juga." Jawab Freya pusing sendiri jadinya.

"Rumit." Jawab Reagan lalu memilih memakan pesanan mereka setelah itu.

***

Azel yang pamit akan pulang tadi, bukannya pulang malah pergi berputar-putar tidak jelas dengan motornya, karena dia yang malas untuk pulang ke rumah. Dia menikmati belaian angin pada wajahnya, menghela napas sejenak lalu menghembuskannya kembali.

Untuk kesekian kalinya dia berusaha menghela napas, agar bisa menguatkan dirinya lagi untuk berjuang menghadapi semuanya. Dia tau ini bukan akhir dari segalanya, dia masih harus bisa berjuang setelah ini dengan masalah yang lebih besar. Dia hanya bisa berandai sekarang, menyesali kalau dia mengatakan sanggup ketika ditanya sewaktu didalam kandungan mamanya.

"Huh. Gue kuat kok, nggak papa. Masih banyak rintangan jadi semangat ya Zel." Gumam Azel lalu tersenyum setelahnya. Dia kembali melajukan motornya untuk menuju tempat kerjanya karena dia ada jadwal hari ini.

Sesampai di tempat kerjanya, Azel segera mengganti seragam sekolahnya dengan baju kerja. Dia sibuk dengan pekerjannya di dapur sesekali membantu Sekar yang kesusahan membuatkan pesanan karena pelanggan cukup ramai hari ini. Mungkin karena akan weekend makanya seperti ini.

AZALEA [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang