Happy Reading
***
Sesampai Ares di rumahnya, dia benar-benar marasa tidak tenang. Apalagi telah bertemu dengan orang itu. Seenaknya saja dia mengatakan kalau dia ayahnya, memang dulu dia kemana saja. Malah sekarang baru dia cari Ares dan ingin menjelaskan semuanya. Terlambat, Ares juga sudah tidak peduli.
"Ah sialan! Kenapa malah gini sih? Gue udah tenang, ngapain coba dia ke sini lagi ganggu gue sama bunda? Bajingan!" kesal Ares memasuki rumah dengan perasaan yang benar-benar ingin membanting semua yang dia lihat saat ini.
"Kenapa Res?" kaget Intan berlari menuju ruang depan ketika dia tengah sibuk memasak di dapur. Dia takut anaknya itu kenapa-napa, makanya dia sampai heboh.
"Hehe ... Nggak kok Bun, nggak papa." Cengir Ares menatap Intan yang langsung merubah raut wajahnya datar karena dia yang sedikit kesal dengan kelakuan anaknya ini.
"Astaghfirullah, bunda kira kenapa Ares. Kamu bikin bunda kaget aja!" tatap tajam Intan lalu kembali ke dapur.
"E-ehh ... Bunda jangan marah dong." Panik Ares mengejar Intan ke dapur setelah membuka sepatunya secara tergesa.
Intan tidak menjawabnya, lebih memilih fokus dengan yang dia masak. Bukan berarti dia marah, hanya saja ingin membuat Ares panik sendiri.
"Bunda! Jangan marah dong, Ares nggak bermaksud." Manyun Ares memegang tangan Intan berusaha meminta maaf.
"Kalau mau bunda nggak marah, nanti anterin bunda ke tempatnya Bu Yumi buat anterin pesenan dia." Jawab Intan dengan wajah serius.
"Siap Bun!" jawab Ares sembari hormat seakan dia tengah latihan paskibra.
"Ya udah, sana ganti seragamnya dulu. Baru makan, biar nanti kita langsung berangkat." Suruh Intan menatap Ares sebentar.
"Ok Bun." Angguk Ares berjalan menuju kamarnya.
Selesai dengan Ares bersiap dan Intan yang juga sudah selesai mengemasi pesanan sebanyak 400 pcs itu. Mereka pun berangkat menuju alamat Bu Yumi dengan mobil yang dikendarai Ares.
Cukup lumayan jauh jarak rumah mereka dengan tempatnya, sehingga memakan waktu satu jam disebakan macet karena sudah sore. Sesampai mereka di alamat itu, Ares membantu bundanya untuk menurunkan pesanan dan membawanya ke depan rumah Bu Yumi.
Agak lelah dan akhirnya semua pesanan selesai diturunkan. Bu Yumi membayar semuanya, lalu Ares dan Intan segera pamit untuk pulang. Namun, dipertengahan jalan, Intan malah mengajak Ares untuk makan di restoran dalam mall biasa mereka kunjungi.
Ares awalnya menolak karena alasan capek, ditambah takutnya dia bertemu dengan orang itu lagi membuat dia dan bundanya tidak siap.
"Ayolah Res, kita juga udah lama nggak makan berdua sekalian refreshing karena sibuk." Ajak Intan membujuk sang anak agar mau.
"Nggak usah Bun, kita makan di rumah aja. Aku capek banget soalnya, terus ada tugas sekolah yang belum beres mau dikumpulin besok." Jawab Ares ikutan membujuk Intan agar tetap di rumah saja.
"Ihhh ... Kamu mah, nggak sayang bunda. Kan bunda pengen makan diluar, capek juga di rumah terus sama kerja." Kesal Intan karena anaknya tidak mau menuruti perkataannya.
"Ya udah deh, bunda mau makan di tempat biasa aja?" lelah Ares yang akhirnya mengalah.
"Iya, di sana aja. Bunda kangen makan kerang di sana, udah lama banget bunda nggak ke sana." Semangat Intan dengan senyum diwajahnya.
"Ya udah, kita ke sana." Angguk Ares berusaha tersenyum ikhlas walau dalam hati sudah menghela napas sampai beberapa kali.
Selang beberapa menit menuju restoran tersebut, mereka akhirnya tiba dan langsung masuk lalu duduk di kursi agak dipojok. Intan tak henti-hentinya tersenyum, membuat Ares ikutan tersenyum karena bundanya terlihat sangat bahagia.

KAMU SEDANG MEMBACA
AZALEA [Completed]
Fiksi Remaja⚠️Follow dulu sebelum membaca⚠️ Ini bukan kisah seorang cewek yang berkonflik dengan cowok bad boy, bukan juga kisah cewek yang humble ke semua orang dan berakhir disukai cowok idaman satu sekolah dan bukan juga kisah cewek yang dikejar seorang cowo...