Happy Reading
***
Sesampai Ares di rumah sore tadi, dia langsung menemui sang bunda yang tengah sibuk berkutat di dapur. Dia dengan ragu melangkah karena ingin mengatakan perihal masalah tadi dengan bundanya. Namun, dia tidak mau terlambat untuk mengatakannya, jadi dia berusaha sekuat tenaga memberanikan diri menceritakan kepada sang bunda.
"Assalammualaikum Bun." Salam Ares tiba dibelakang Intan.
"Astaghfirullah, waalaikumsalam. Kamu suka banget sih ngangetin bunda." Jawab Intan membalikkan tubuhnya menatap Ares yang tertawa tipis.
"Hihi ... Ya maaf Bun, bunda sih serius amat." Garuk Ares pada kepalanya yang tidak gatal.
"Untung bunda nggak ada riwayat sakit jantung." Tatap lelah Intan, lalu kembali membalikkan tubuhnya karena tengah mengaduk adonan kue.
"Oiya, sana mandi habis itu makan siang. Bau keringat dari tadi." Suruh Intan sembari mengibaskan tangannya didepan hidungnya.
"Iya Bun, tapi aku mau ngomong sesuatu sama bunda." Angguk Ares dan dengan degupan jantung cukup kencang dia menunduk sembari berbicara dengan bundanya.
"Mau ngomong apa?" tanya Intan berhenti sebentar menatap sang anak.
"Tapi bunda jangan marah ya." Jawab Ares menatap serius pada Intan.
"Ya, kamu ngomong apa dulu?" tanya Intan menaikkan satu alisnya.
"Hm. Aku jumpa sama ayah tadi sehabis sekolah," ucap Ares yang sontak membuat Intan kaget.
"Dia bantuin aku yang hampir ditabrak sama mobil tadi, karena nggak hati-hati mau nyebrang." Tambah Ares menatap Intan yang masih mencerna perkataan Ares.
"Ayah bilang dia udah bangkrut Bun, terus dia datang ke sini cuma mau minta ...."
"Udah Res, bunda nggak mau denger lagi perkataan kamu." Potong Intan dan dia kembali membalikkan tubuhnya. Dia sibuk kembali mengaduk adonan kue, tanpa mengacuhkan Ares.
"Tapi Bun, aku cuma mau bilang kalau ayah benar-benar mau minta maaf. Dia takut terlambat minta maaf sama kita, karena dia punya penyakit komplikasi dan buat hidupnya nggak lama lagi." Kekeuh Ares tetap menceritakan semuanya.
"Ayah benar-benar nyesel telah lakuin itu semua ke kita Bun. Dia benar-benar menyesal." Tambah Ares semakin dengan nada tinggi.
"CUKUP ARES! Kamu memangnya percaya dengan drama ayahmu itu? Bahkan ketika adikmu meninggal, dia tidak mempedulikannya dan sekarang dia malah seenaknya datang kembali meminta maaf. Memang dia bisa buat adik kamu hidup lagi? Nggak kan? Dia nggak bisa nyembuhin luka bunda, luka kamu dan semua trauma yang dia kasih. Nggak bisa Ares!" bentak Intan membalikkan kembali tubuhnya menatap marah pada anaknya yang mudah sekali percaya.
"Bukan masalahnya aku mudah termakan sama omongan ayah Bun. Tapi, aku yakin setelah ngelihat kondisi ayah. Ayah seperti orang yang tidak terurus ketika aku jumpa dia, dia bahkan tidak bisa membeli obat karena hartanya habis semua. Dipindah alihkan oleh Callista perempuan ular yang jadi selingkuhan ayah Bun." Jawab Ares dengan nada tinggi juga.
"Bunda! Aku mohon bunda percaya sekali ini sama ayah. Aku yakin ayah nggak bakal bohong sama kita. Aku takut kalau penyesalan yang bakal terjadi kalau bunda keras kepala seperti ini." Tambah Ares kembali merendahkan nada suaranya.
Plakkk!!!
Intan dengan sekuat tenaga menampar pipi Ares, sehingga dia langsung mundur sedikit ke belakang merasakan perihnya tamparan setelah sekian lama dia tidak merasakannya. Dia menatap nanar sang bunda, tubuhnya kembali bergetar. Merasakan ketakutan yang mendalam.

KAMU SEDANG MEMBACA
AZALEA [Completed]
Teen Fiction⚠️Follow dulu sebelum membaca⚠️ Ini bukan kisah seorang cewek yang berkonflik dengan cowok bad boy, bukan juga kisah cewek yang humble ke semua orang dan berakhir disukai cowok idaman satu sekolah dan bukan juga kisah cewek yang dikejar seorang cowo...