Malam pun tiba, Azel baru saja tiba di rumah diantar Reagan jam sepuluh tadi. Cukup lama karena Reagan yang mengajaknya berkeliling dan berakhir nonton film horor di bioskop. Keadaan Azel juga sudah membaik dan dia tidak mengingat lagi masalah bersama Ares tadi, namun semuanya hancur ketika baru saja dia menginjakkan kaki di ruang tamu ketika melihat kedekatan Elina dan Wisnu.
Mereka bercanda tawa bersama melihat film kesukaan Azel dan papanya itu, dia merasa benar-benar dilupakan di sini. Sudah lebih tiga tahun mereka tidak seperti itu, tapi papanya malah lebih terlihat bahagia dengan kakak tirinya dibandingkan dengannya. Bahkan Azel sudah lupa kapan mereka terakhir bisa tertawa bersama seperti itu.
Semuanya telah digantikan oleh Elina dan Azel sudah tidak dianggap lagi di rumah ini sebagai anak atau orang hidup. Yang jelas papanya terlihat lebih mempedulikan kakaknya, terlebih Azel yang sudah mengetahui siapa Elina sebenarnya dan sejak saat itu semuanya berubah.
Dia sedikit lama terpaku memperhatikan kedekatan mereka. Namun, karena dia tidak sengaja melihat senyum miring Elina, dia langsung berjalan cepat menaiki tangga menuju kamarnya berada tanpa menyapa atau memberikan salam pada mereka berdua. Dia hanya tidak mau kalau Elina merasa menang dan melihat dia bersedih.
"Dasar! Memang anak yang tidak memiliki sopan santun pada orang tua," ujar Wisnu dengan wajah berubah menjadi kesal.
"Udah Pa, jangan marah-marah. Mungkin Azel capek makanya gitu." Hibur Elina dengan senyum manisnya menatap Wisnu.
"Ahh, kamu memang bisa menghibur dan mengerti papa," ujar Wisnu tersenyum membalas Elina.
Azel yang tiba di kamarnya langsung mengunci pintunya, dia terduduk di sana merasakan sesak dan ngilu di hatinya menjadi satu lagi, senyum kecut kembali mengukir bibirnya. Begini rasanya ketika melihat orang yang di sayang lebih dekat dengan orang lain pikir Azel.
Ternyata lucu juga merasakan hal pahit namun tidak bisa menangis, dia hanya bisa terdiam dengan rasa sakit yang semakin menguar di hatinya. Semuanya hanya angan-angan bagi Azel agar bisa seperti dulu lagi dengan papanya. Rasanya sangat mustahil, apalagi semenjak kehadiran Elina.
Semuanya terasa direnggut dan dirampas secara paksa darinya, dia merasa memang tidak pantas merasakan kebahagiaan. Tidak ada juga gunanya dia hidup kalau diabaikan seperti ini, bahkan dia sudah berusaha sekuat tenaga agar bisa diakui, namun malah tidak dihargai sama sekali.
Cukup lama Azel menyesali hidupnya dan dia berdiri menuju ranjangnya. Dia kembali terduduk dan mengehela napas sangat panjang. Tak lama dia terlihat kembali biasa saja, dia lupa kalau sudah mati rasa. Buat apa juga memikirkan hal yang tidak berguna ini, lebih baik dia bersih-bersih dan maraton film horror yang tengah booming saat ini.
Persetan dengan semuanya, toh dia hidup untuk membahagiakan dirinya sendiri bukan orang lain. Kalau orang benci dia ya sudah, memang dia peduli? Kalaupun sampai semuanya bakalan hancur dan hanya akan ada Azel sendirian di dunia ini, dia tetap akan menjalankan hidupnya. Senyum saja dulu, kalau kesepian pikiran belakangan.
"Gue lebih kuat dari siapapun, jadi jangan berusaha membuat gue sendirian di dunia ini. Gue nggak bakalan takut Elina." Gumam Azel lalu langsung beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Ketika dia telah selesai membersihkan tubuhnya, dia kembali ke atas ranjang dan telah siap untuk menonton. Tak lama terdengar ketukan pintu yang membuatnya heran dengan siapa diluar, mamanya juga sudah tidur dan tidak mungkin juga papanya akan mempedulikan dia.
Dia turun kembali dengan niat tidak ada, karena sangat merasa terganggu, baru saja dia membuka malah langsung melihat si setan carmuk alias Elina. Tatapan tajam langsung diberikan Azel padanya, namun dia malah membalas dengan senyum miringnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
AZALEA [Completed]
Teen Fiction⚠️Follow dulu sebelum membaca⚠️ Ini bukan kisah seorang cewek yang berkonflik dengan cowok bad boy, bukan juga kisah cewek yang humble ke semua orang dan berakhir disukai cowok idaman satu sekolah dan bukan juga kisah cewek yang dikejar seorang cowo...