Happy Reading
***
Preman yang tadi kabur dari Ares dan Azel berhenti setelah beberapa kilometer. Dengan napas memburu ketakutan, lalu tak lama terdengar dering ponsel dari handphone ketuanya itu, membuat mereka langsung terdiam melihat satu sama lain.
"Bos Elina, diem!" kode ketuanya itu lalu langsung mengangkat telepon itu.
"Iya Bos?"
"Gimana?" tanya Elina langsung to the point.
"Ma-maaf Bos, kita nggak berhasil ngambilnya. Pas Ares sudah kalah, di sana ada cewek datang pake motor CRF. Dia mukulin kita sampe babak belur. Terus ngancem kita, daripada kita masuk penjaran mending kita kabur." Jelas ketua preman itu, dengan wajah masih takut dan gugup.
"Sialan! Lo semua bodoh, masa sama cewek aja kalah sih? Bentar-bentar, lo bilang cewek pake CRF? Warnya hijau hitam?" tanya Elina penasaran kalau itu adalah Azel.
"Iya Bos, nggak salah si Ares manggil dia Azel. Cewek itu pernah bos suruh halangin dia berangkat sekolah waktu itu." Jawab ketua itu menggangguk.
"Aaaarrrgggghhhh ... Sial! Dia cuma cewek cupu dan lo bisa-bisanya kalah sama dia?"
"Dia hebat Bos, kita semua dikalahin sama dia. Malahan nih badan kita udah sakit-sakit, sama luka-luka, muka kita bonyok. Nggak sanggup kita kalau ngelawan dia Bos, kita nyerah deh. Bos nyari orang lain aja buat ambil flashdisk itu, nggak mau kita urusan sama tuh cewek lagi." Jawab ketua preman itu kena mental.
"Bajingan lo pada, lo semua ada delapan orang dan kalah sama satu cewek? Otot aja yang gede, tapi kalah sama dia." Kesal Elina dan langsung mematikan sambungan telepon itu.
"Aaarrrggghhhh ... Sial, sial, sial .... Anjing lo Zel, lo kenapa selalu ganggu rencana gue sih? Awas aja lo, gue buat lo menderita dari kemarin karena udah ganggu gue." Teriak Elina didalam mobilnya, karena masih berada di jalan sehabis pulang bersama pacarnya tadi.
***
Keesokkan harinya, Ares bangun dengan malas sekali. Karena tubuhnya terasa remuk ulah semalam. Dia enggan ke sekolah rasanya, tapi teringat Azel. Jadi, dia langsung semangat dan segera bergegas untuk siap-siap.
Selesai dia memakai seragam sekolah dan membawa tasnya, dia turun ke bawah untuk sarapan dulu. Walaupun wajahnya masih lebam karena pukulan semalam, namun demi ketemu Azel nggak masalah deh.
"Selamat pagi bundahara Ares tercinta!" teriak Ares kencang menuruni tangga sembari melihat di mana keberadaan bundanya itu.
"Ya Allah sayang, bunda kaget. Selamat pagi juga anak bunda tercinta. Gimana udah mendingan? Kok udah pake seragam sekolah? Emang kamu udah nggak papa?" jawab Intan yang tengah berada di dapur menyiapkan sarapan.
"Udah kok Bun." Cengengesan Ares yang langsung dimengerti Intan.
"Bilang aja mau ketemu sama Azel, pake bohong segala." Goda Intan tertawa setelahnya.
"Nah, tepat sekali bunda. Doain Bun, dalam waktu dekat aku nembak dia. Biar anak bunda ini nggak jomblo lagi. Biar bunda juga ada calon menantunya, ya nggak?" jawab Ares yang membalas balik godaan bundanya, lalu tertsenyum manis.
"Kamu ada-ada aja. Emang Azel-nya mau sama kamu? Bunda lihat Azel cuma anggep kamu temen tuh, nggak lebih." Goda Intan lagi yang langsung membuat Ares berpikir negatif, takut perkataan bundanya benar.
"Bunda ... Jangan doain gitu dong. Seharusnya bunda doain agar lancar, emang bunda nggak mau dapet menantu kayak Azel?" rengek Ares yang setelahnya langsung tersenyum penuh arti dengan alis naik turun menatap sang bunda.

KAMU SEDANG MEMBACA
AZALEA [Completed]
Novela Juvenil⚠️Follow dulu sebelum membaca⚠️ Ini bukan kisah seorang cewek yang berkonflik dengan cowok bad boy, bukan juga kisah cewek yang humble ke semua orang dan berakhir disukai cowok idaman satu sekolah dan bukan juga kisah cewek yang dikejar seorang cowo...