Happy Reading :)
***
"Kamu juga seenaknya membawa anak saya, memang kamu siapa bisa-bisa membawa anak saya sampai selarut ini. Pokoknya kamu jangan sekali-kali membawa anak saya lagi karena kamu tidak pantas. Sudah, sekarang kamu pulang sana jangan sampai menginjakkan kaki lagi di rumah ini." Emosi Wisnu membentak Ares yang terkejut dan hanya diam menunduk. Dia juga tidak menyangka akan terjadi seperti ini dan dia baru sadar apa maksud dari perkataan kakaknya Azel tadi.
Dia tidak habis pikir bisa-bisanya Elina melakukan ini, Ares kira dia adalah kakak yang baik untuk Azel ternyata lebih buruk dari setan.
"Maaf Om, saya benar-benar minta maaf," ucap Ares lagi yang masih menunduk.
"Sejak kapan anda mengganggap saya anak anda? Bukannya hanya dia anak anda? Kenapa sekarang anda berpura-pura terlihat sok peduli kepada saya?" bentak Azel dengan sorot mata dingin pada Wisnu.
"AZEL! Siapa yang mengajarkan kamu berkata seperti itu hah? Bisa-bisanya kamu bersikap tidak sopan kepada saya. Kamu masih bergantung kepada saya, jadi harus ikut aturan saya. Kalau kamu tidak mau, tinggal angkat kaki dari rumah saya ini." Marah Wisnu mendengar perkataan Azel.
"Udah Pa, jangan marah-marah. Ingat kesehatan papa." Peringat Elina berpura-pura sok baik dan cari muka.
"Udah Mas, malu dilihat tetangga. Jangan marah-marah di sini." Sela Ranti karena ini masih di halaman rumah sehingga bisa terdengar oleh tetangganya yang lain.
"Ajarkan anakmu ini yang bisanya melawan dan membangkang saja. Kalau tidak suka suruh dia pergi dari rumah ini." Bentak Wisnu pada Ranti. Azel yang muak mendengar, tidak mengacuhkannya lagi.
"Res! Udah lo pulang aja, udah malam nih," ujar Azel membuyarkan lamunan Ares yang sibuk berpikir karena masalah Azel yang ternyata sungguh berat.
"Oiya Zel, gue pamit ya. Om, Tan, Kak saya pamit ya. Assalammualaikum." Pamit Ares masih sopan.
"Waalaikumsalam, makasih udah jaga Azel ya nak." Jawab Ranti membalas senyuman Ares.
"Sama-sama Tan." Jawab Ares lalu melajukan motornya untuk pulang ke rumah.
Setelah tidak terlihat lagi punggung Ares, Azel segera berjalan ke dalam melalui begitu saja papanya yang menatap marah padanya. Tanpa di pedulikan Azel, dia menaiki tangga rumahnya untuk menuju kamar.
"AZEL! KE SINI KAMU!" Bentak Wisnu berjalan tergesa ke dalam rumahnya diikuti Elina dan Ranti.
Azel tampak sangat muak dan kembali menghela napasnya, baru saja dia merasakan apa itu kebahagiaan setelah bertahun-tahun malah hancur lagi ketika sampai di rumahnya. Dia sungguh menyesal untuk pulang, andai saja dia ada uang yang banyak, pasti dia tidak akan bergantung lagi kepada tuan raja ini lagi alias papanya.
Dia ingin bebas tanpa adanya mendengar bentakan, cacian serta kemarahan yang setiap harinya membuat mentalnya hancur. Dia merasa kalau dirinya memang tidak diharapkan dan tidak disukai sama sekali. Kalau memang tidak suka kenapa sewaktu dia masih didalam kandungan tidak dibunuh saja? Sehingga dia tidak merasakan kepahitan dunia ini.
Andai saja kalau bunuh diri tidak dosa, pasti sudah dia lakukan bertahun-tahun yang lalu. Dia sudah lelah menghadapi semua ini, dia telah mencoba mempersingkat umurnya dengan mengendarai motornya sangat kencang ketika jalanan sangat ramai. Namun, dia masih diberi keselamatan oleh Tuhan.
Dia sangat lelah, lelah sekali. Dia ingin istirahat, tapi kenapa cobaan selalu datang kepadanya setiap hari. Apa dia memiliki kesalahan besar di masa lalu atau di kehidupan lamanya? Sehingga dia mendapatkan cobaan yang tiada henti seperti ini? Dia sempat terpikirkan untuk bunuh diri, tapi dia masih waras karena teringat akan dosa yang tidak akan diampuni nantinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZALEA [Completed]
Novela Juvenil⚠️Follow dulu sebelum membaca⚠️ Ini bukan kisah seorang cewek yang berkonflik dengan cowok bad boy, bukan juga kisah cewek yang humble ke semua orang dan berakhir disukai cowok idaman satu sekolah dan bukan juga kisah cewek yang dikejar seorang cowo...