*78* KEKESALAN SI CARMUK~

172 15 0
                                    

Happy Reading

***

Siang setelah Azel pulang kemarin, beberapa hari setelahnya Elina sempat menghubungi Vanya untuk bertemu dengannya. Entah apalagi yang ingin dia rencakan kali ini, yang jelas mengganggu hidup Azel adalah kebahagiannya.

Hari ini adalah hari pertemuan mereka di salah satu café yang biasa mereka kunjugi bersama. Ketika Vanya baru tiba di sana, ternyata Elina sudah tiba duluan dan tengah duduk menikmati minuman yang dia pesan tadi. Sembari memegang ponsel di tangannya.

Vanya juga sedikit heran, tumben nih manusia satu nggak bareng sama pacarnya. Biasanya lengket terus udah kayak lem tikus. Vanya yang membuyarkan pikirannya tadi, segera berjala ke meja Elina dan langsung duduk dihadapannya.

"Oh, udah sampe," ujar Elina dengan wajah datar dan rasa tidak peduli kepada kedatangan Vanya. Membuat dirinya merasa tidak dipentingkan di sini.

"Lo yang minta gue datang ke sini dan lo bersikap layaknya kayak gue yang butuh lo." Jawab Vanya yang langsung dengan nada ngegas.

"Santai dong sayang, gue juga bicara tadi santai aja. Karena gue udah setengah jam di sini btw dan kita janjian tepat di jam delapan terus lo baru nyampe di jam setengah sembilan lewat. Lo kemana dulu? Open BO?" balas santai Elina menatap Vanya sembari meletakkan ponselnya di atas meja.

"Mulut lo kurang di sekolahin anjir." Kesal Vanya menatap tajam Elina yang sudah tertawa melihat kemarahannya.

"Sono pesen dulu, gue traktir." Suruh Elina setelahnya.

"Memang pantes lo traktir, karena lo yang nyuruh gue ke sini." Nyolot Vanya kembali yang membuat Elina hanya mendesah lelah.

Ya, mau gimana lagi. Mereka memang begini tiap berjumpa, selalu bertengkar. Apalagi Vanya yang tidak tau sopan santun, jelas-jelas Elina lebih gede dari dia enak aja dia manggil sebutan nama saja. Untung mereka teman seperkongkolan, kalau tidak udah di geplak Elina mungkin.

"Jadi, apa mau lo nyuruh gue datang ke sini nemuin lo segala?" tanya Vanya setelah sepersekian menit, karena pesanannya juga sudah sampai maka dari itu dia mulai serius.

"Beberapa minggu kemarin, Azel sempat kabur dari rumah dan kemarin dia baru balik lagi bersama Ares," ujar Elina membuat Vanya sempat kaget mendengar penjelasan ini.

"Pantes aja mereka selalu pergi pulang bareng. Itu masalah apa?" Vanya tampak sedikit kesal, tapi tetap penasaran dengan kelanjutannya.

"Pas gue nelepon lo malam waktu itu gue di rumah sakit, papa gue udah marah besar sama dia. Pas paginya, papa gue pulang ngehukum dia sampe dia nggak masuk sekolah karena dikurung. Terus pas malamnya, gue kan udah pulang dari rumah sakit siangan gitu. Gue minta izin buat bawain makanan buat dia ke papa gue, karena dia juga dihukum nggak makan seharian." Jelas Elina pada Vanya.

"Terus?"

"Gue ngasih makanan buat lanjutin rencana gue selanjutnya, berhasil malam itu. Papa marahin dia karena buat gue jatuh. Dia didorong terus dipukul malam itu, sampe dia juga dihukum di ruang bawah tanah. Gue nggak tau papa gue apain dia, karena gue disuruh ke kamar sama mama tiri gue." Tambah Elina menjelaskan.

"Gila, papa lo ada riwayat sakit jiwa?" kaget Vanya mendengar penjelasan Vanya.

"Yakali, maklum anak kesayangan. Jadi, diapain sama tuh curut pasti bakalan dihukum." Jawab Elina berbangga diri.

"Hilih ... Udah lanjut?" suruh Vanya lagi karena masih penasaran.

"Yang jelas gue taunya dia kabur terus bawahan papa gue ngejar dia. Gue nengok dia dari jendela kamar, kayak basah kuyup terus dia kek ketakutan banget. Pokoknya gue seneng banget lihat dia malam itu. Ya gitu dia nggak jumpa papa gue marah-marah. Terus baru kemarin dia balik sama Ares dan gue sama papa gue diancem Ares, agar nggak ganggu dia sama mama tiri gue lagi." Jelas Elina dengan wajah sudah kesal.

AZALEA [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang