*104* RENCANA~

115 4 0
                                    

Happy Reading

***

Jam istirahat tiba, Azel ke kantin bersama Freya yang tampak semangat karena Azel sudah kembali. Mereka langsung duduk di meja Ares bersama sahabatnya. Dengan senyum tipis Azel menyapa mereka semua.

"Lo udah sembuh total Zel?" tanya Keenan menatap Azel yang tengah duduk.

"Udah nggak papa kok, walau masih ngilu dikit." Jawab Azel tersenyum.

"Oiya Zel, kita semua mau minta maaf sama lo ya. Soalnya pas kemarin kita ke rumah sakit, lo belum sadar. Makanya sekarang kita minta maaf sama lo," ujar Nevan menatap tidak enak Azel.

"Iya Zel, kita benar-benar nggak maksud buat lakuin itu semua." Angguk Farrel mengiyakan.

"Kita juga kepaksa Zel, nggak lebih." Tambah Gavin menunduk karena merasa sangat bersalah.

"Udah, gue udah maafin kalian juga kok. Gue udah denger penjelasan dari Ares." Jawab Azel tersenyum pada mereka.

"Serius Zel? Alhamdulillah, makasih ya Zel." Senyum Keenan heboh.

"Makasih ya Zel." Ikut Nevan dan lainnya berterima kasih.

"Iya, sama-sama." Angguk Azel mengiyakan.

"Lo kapan kontrol lagi?" tanya Reagan kali ini.

"Hari Rabu, sehabis sekolah." Jawab Azel yang hanya diangguki oleh Reagan.

***

Keadaan Azel semakin membaik, apalagi sudah kontrol di hari ini. Membuat Azel semakin gembira kalau ada kemajuan pada kesehatannya. Dia pergi bersama Ares lagi tentunya dan sekarang mereka memutuskan untuk memakan bakso, karena belum kesampaian dari kemarin.

Selesai mereka memakan bakso, Ares mengajak duduk di taman yang biasanya Azel ke sana. Karena ada danau yang cukup tenang di sana, membuat dia bisa lebih tenang untuk santai di sana.

Mereka duduk sembari menatap langit yang sangat cerah, dengan air danau yang tampak indah. Azel memilih membuka sepatunya, memasukkan kakinya untuk merasakan sejuknya air itu.

"Uuuhh ... Dingin," ujar Azel sembari menutup matanya dengan senyum diwajahnya.

Ares juga mengikuti Azel, duduk di pinggir danau. Tapi, tidak menceburkan kakinya. Dia lebih memlih menatap Azel yang tampak damai menikmati air danau itu. Tampa sadar tangannya mengusap rambut Azel, membuat sang empunya tersentak melihat Ares yang tersenyum padanya.

"Zel! Gue boleh ngomong sesuatu nggak?" tatap serius Ares pada Azel.

"Apa?" tanya Azel menatap sebentar Ares, lalu kembali menghadap ke depan untuk melihat air danau.

"Lo mau nggak jadi pacar gue? Jadi temen hidup gue selamanya? Yang ada selalu buat gue?" tanya Ares beruntun yang membuat Azel langsung melotot menatap Ares kembali.

"Hah?"

"Lo mau nggak?" tanya Ares menggenggam tangan Azel.

Azel tampak terdiam, menatap Ares yang benar-benar serius dengan senyuman masih terpatri di sana. Dia mengubah kembali arah pandangnya, menatap ke depan lalu mendongak untuk melihat langit dengan hiasan awan yang sangat indah.

Dia masih bungkam, dengan Ares masih setia menunggu jawaban Azel. Dengan tenang, Azel kembali menatap Ares, dengan senyum diwajahnya bersinar membuat Ares ikut membalas senyuman Azel.

"Gue boleh jawabnya nanti nggak? Di waktu yang tepat, gue masih bingung. Karena gue belum yakin bisa nemanin lo untuk selamaya seperti permintaan lo." Jawab Azel tersenyum pada Ares, dengan tangannya menggenggam erat tangan Ares balik.

AZALEA [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang