*42* HANCUR~

287 23 0
                                        

Untuk para pembaca setia gue, gue harap baca ulang dari bab 1 yak. Soalnya ceritanya udah gue revisi dari awal. Ada yang gue tambah dan takut gk nyambung kalo gk baca ulang. Thanks :)

Happy Reading :)

***

Malampun tiba, Freya masih terpaku di meja belajarnya mengingat kejadian tadi siang yang kembali membuat dadanya sesak. Sungguh, ini tidak pernah terlintas di otaknya. Kenapa malah seperti ini? Malahan sebelum ini, dia pernah berjanji ke dirinya, kalau Reagan memang tidak suka padanya.

Dia bakalan mengikhlaskan Reagan dengan perempuan lain. Bukannya memutuskan hubungan persahabatan mereka kayak gini. Namun, karena sikap Reagan yang seperti itu membuat dia emosi dan sangat sakit hati.

Air mata kembali turun membasahi pipi Freya, sungguh ini sakit sekali. Cinta pertama yang dia rasakan, malah berakhir seperti ini. Bertepuk sebelah tangan dan orang itu juga sudah jadian dengan cewek lain.

"Hiks ... kalau gue tau bakalan kayak gini. Mending gue kubur dalam-dalam cinta gue ke lo Gan. Gue kira lo suka sama gue karena sikap lo kayak gitu. Tapi, malah lo cuma anggep gue sahabat lo. Sakit Gan, kalau lo dari awal nggak ngasih celah mungkin nggak bakalan sesakit ini jadinya." Gumam Freya menunduk berusaha menghilangkan sesak yang kian menyakitkan.

"Gue tau gue bodoh mencintai orang secara sepihak. Tapi, lo yang bisa buat gue tertawa dan bahagia Gan. Cuma lo, nggak ada yang lain. Tapi malah gini jadinya." Tambah Freya menelungkupkan kepalanya ke meja belajarnya. Berusaha menenangkan dirinya sendiri.

Ketika dia tengah terdiam, terdengar bunyi ponselnya dan di sana tertera nama Azel. Dia mengangkatnya dengan suara serak, membuat Azel langsung tau kalau Freya tengah bersedih.

"Kenapa? Apa yang dijawab Reagan tadi ke lo?" tanya Azel langsung.

"Dia marah-marah ke gue Zel. Dia bilang jijik deket sama gue, pokoknya dia ngehina dan ngebentak gue tadi. Hiks ... gue salah ya Zel suka sama Reagan? Sakit Zel, sakit banget malahan. Gue kira dia suka balik sama gue karena sikap dia, tapi dia malah mempermainkan gue gitu aja layaknya mainan. Hiks ... nyesel gue suka sama dia, nyesel banget." Jawab Freya kalut dengan emosinya sendiri.

"Frey! Sssstttt ... Jangan gini Frey, gue tau sakit banget. Tapi, lo jangan terlihat lemah kayak gini. Laki-laki di dunia ini nggak cuma Reagan. Masih banyak yang lain yang lebih dari dia. Kalau lo kayak gini, yang ada dia bakalan bahagia karena udah bikin lo kayak gini. Lo terlihat benar-benar cinta mati sama dia Frey, seakan nggak ada yang bisa gantiin dia. Sekarang lo tenangin diri lo dulu ya, jangan inget masalah tadi lagi." Nasehat Azel yang ikut sendu mendengar tuturan sahabat yang sangat dia sayangi itu.

"Hiks ... Tapi emang dia yang bisa buat gue bahagia Zel, nggak ada yang lain hiks ... Gue nggak mau sama yang lain, gue maunya Reagan hiks ... Gue nggak bisa tanpa dia Zel, gue cinta sama dia. Gue sayang sama dia. Gue harus apa agar Reagan lihat gue Zel?" geleng Freya yang semakin tidak terkendali.

Azel yang mendengar ini tidak akan beres, segera bersiap untuk ke rumah Freya. Dia takut kalau sahabatnya itu nekat atau mencelakai dirinya sendiri. Karena orang yang patah hati atau disakiti akan rela melakukan apa agar rasa sesak itu hilang di hatinya.

"Frey! Cukup, jangan ngomong kayak gitu. Gue ke sana ya, jangan lakuin hal yang nggak-nggak, okey?" cemas Azel yang akan mematikan sambungan telepon tersebut.

"Nggak usah Zel. Lo nggak usah ke sini, nanti papa lo marah keluar malam. Bener kata lo, nggak guna bersikap kayak gini. Berharap dan ingin tetap sama orang yang nggak mencintai kita. Nggak guna, cuma buang-buang waktu aja. Mulai dari malam ini, hari terakhir gue menyukai dan mencintai Reagan. Gue bakalan kubur dalam-dalam rasa cinta gue, dengan cara apapun itu." Tolak Freya yang sudah sedikit menenangkan dirinya.

AZALEA [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang