*25* LAGI~

268 32 2
                                    

Happy Reading :)

***

Azel tiba di rumah sekitar pukul setengah sebelas lewatan, dia langsung memasukkan motornya ke garasi dan setelah itu masuk ke rumahnya, karena dia ingin membersihkan tubuhnya yang terasa lengket.

"Assalammualaikum." Salam Azel ketika membuka pintu dengan senyum di wajahnya.

"Bagus, baru pulang ya kamu. Gadis macam apa yang pulang jam segini? Kamu ngapain aja kelayapan sampai tengah malam kayak gini." Tiba-tiba baru saja Azel menginjakkan kaki di ruang tamunya itu, sudah terdengar bariton suara menginterupsi dirinya, membuat dia langsung berhenti berjalan dan mengubah raut wajah gembiranya kembali datar.

Ini yang membuat dia tidak mau terlalu bahagia dengan apa yang terjadi padanya, karena dia tau pasti ada saja yang bakalan merenggut kebahagiannya. Entah itu karena Elina atau papanya ini.

"Mas, Azel baru pulang. Jangan dimarahi kayak gitu." Sela Ranti mengelus pundak sang suami agar meredam emosinya.

"Bener kata papa kok Ma, lagian dia itu perempuan Ma. Nggak baik pulang malam kayak gini, nanti di cap buruk sama tetangga," ujar Elina menggompori agar Azel semakin dimarahi papanya.

"Kamu diam Elina, jangan menggompori adikmu." Bentak Ranti memarahi Elina.

"Kamu yang seharusnya diam, kamu seharusnya bisa mengajari anakmu ini agar tidak keluyuran sampai malam kayak gini. Emang kamu mau keluarga kita dipandang buruk sama tetangga?" bentak Wisnu pada Ranti. Dia sebenarnya ingin mengatakan yang sebenarnya kalau dia habis kerja, tapi tidak ada gunanya karena palingan papanya akan memarahi dia.

"Iya saya salah, saya minta maaf karena sudah pulang malam." Sela Azel dengan wajah datarnya.

"Kamu kemana saja dari tadi hah? Main sama laki-laki atau apa?" tanya Wisnu tanpa mempedulikan permintaan maaf Azel.

"Saya ada kerja kelompok sama teman saya." Jawab Azel berbohong.

"Nggak Pa, Azel bohong. Tadi Elina lihat kalau Azel boncengan sama cowok kemarin yang nganter dia." Kompor Elina lagi dengan senyum miring menatap Azel.

Azel tampak semakin emosi melihat kelakuan Elina yang semakin hari semakin menagganggu dirinya. Malahan Azel tidak pernah ikut campur urusannya yang tiap hari selalu berpacaran di kampusnya, tanpa mempedulikan pelajaran.

Azel menghela napas dalam, membisikkan pada hatinya kalau tidak apa-apa dan masih harus bersabar. Dia tidak mau kejadian kemarin terjadi lagi pada mamanya, hingga sampai ditampar papanya karena memihak dirinya.

"Iya sama Ares, karena tugas saya dikelompokkan sama dia. Makanya saya pergi dengan dia." Jawab Azel membenarkan perkataan Elina tapi masih berbohong dengan yang terjadi sebenarnya.

"Kan sudah saya katakan kalau kamu tidak boleh dekat-dekat dengan dia, apa kamu tidak mengerti hah? Kamu seharusnya sekolah aja yang bener, nggak usah pacaran-pacaran. Pinter aja engga, masih aja sok-sokan berpacaran. Lihat tuh kakak kamu, dia aja dapat nilai selalu tinggi di kampus." Marah Wisnu membentak Azel yang hanya diam.

"Malahan dia menjadi mahasiswi yang disukai dosennya karena kepintarannya, nggak kayak kamu malah lebih suka keluyuran. Nggak belajar, nilai ujian selalu jelek dan nggak bisa menjadi juara di sekolah. Mau jadi apa kamu kalau masih bermalas-malasan kayak gini? Saya tau kamu sedang mencaci maki saya didalam hati kamu, tapi apa yang saya katakan benar kalau kamu tidak bisa dididik sama sekali. Kalau bisa disamakan kamu sama aja kayak binatang." Tambah Wisnu menunjuk-nunjuk Azel didepan wajahnya.

"Hahaha ... rasain lo Zel. Makanya nggak usah berlagak ngancem gue segala, kalau nyatanya lo cuma berani dibelakang doang." Kekeh Elina dalam hatinya melihat Azel dimarahi kembali.

AZALEA [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang