Happy Reading
***
"Udah sejak Bu Intan hamil Non. Awalnya bibi di rumahnya Den Ares, terus dipindahkan ke sini karena Den Ares dulu nggak mau tinggal di rumah utama. Maka dari itu, Bu Intan nyuruh saya buat tinggal nemenin Den Ares di sini." Jelas Bi Nuri menatap Azel.
"Owh gitu. Berarti bibi udah kenal banget sama Ares dan keluarganya ya Bi?" tanya lagi Azel karena penasaran.
"Bisa dibilang gitu Non." Angguk Bibi sembari menyuap nasi goreng tadi.
"Kalau gitu, papanya Ares di mana ya Bi? Kok nggak pernah kelihatan sama bunda Ares? Terus dia juga nggak pernah cerita pasal papanya ke aku." Ingat Azel ya memang sejak awal Ares tak pernah ceita masalah itu, apalagi pas Azel ke rumah papanya tidak terlihat.
"Hm, kalau itu bibi nggak berani cerita Non. Mending Non Azel tanya langsung sama Den Ares." Jawab Bi Nuri dengan wajah yang tengah menutupi sesuatu. Membuat Azel sedikit heran dengan apa yang terjadi.
Merekapun kembali terdiam, menikmati sarapan tadi. Hanya ada bunyi sendok dan garpu yang tengah beradu dengan piring.
"Bibi bersyukur, Den Ares udah deket sama cewek. Apalagi sama kamu," ujar Bi Nuri seketika yang membuat Azel membalikkan tubuhnya kaget dan heran.
"Emang dari dulu Ares nggak ada deket sama cewek lain Bi?" tanya Azel yang merasa tidak percaya, secara kan dia disukai banyak orang dan malahan sampai dikagumi satu sekolah. Mana mungkin dia tidak pernah dekat dengan cewek.
"Nggak Non. Semenjak hari itu, Den Ares nggak mau deket lagi sama cewek. Bibi udah usaha buat dia mengerti, tapi dia tetap keras kepala sama pendiriannya. Jadi, bibi hanya mendoakan yang terbaik buat dia. Alhamdulillah, akhirnya dia deket sama cewek dan ceweknya kamu. Baik hati dan sangat disayangi sama Den Ares." Jawab sang bibi menerawang entah ke mana, mungkin memikirkan masa lalu.
"Hari itu? Maksudnya Bi?"
Ceklekk!!
Ketika Azel kembali bertanya, terdengar pintu terbuka. Menandakan Ares telah datang, membuat Bi Nuri tersenyum canggung telah berani menceritakan masa lalunya.
"Pagi Bi, pagi srigala kutub gue." Teriak Ares bersemangat sembari mengusap kepala Azel setelah mencium tangan Bi Nuri.
"Pagi Den. Ayo makan dulu, ini nasi goreng buatan Non Azel loh." Suruh Bi Nuri sembari mneyendokkan nasi ke piring yang tak jauh dari Azel.
"Wah, pasti enak nih." Semangat Ares langsung duduk.
"Bisa aja lo." Jawab Azel datar.
"Gimana perasaan lo sekarang? Udah aman?" tanya Ares yang teringat masalah kemarin.
"Aman, gue mah santai orangnya." Jawab Azel yang tersenyum melihat ketidakpeduliaannya.
"Oiya, tadi cerita apaan sih? Serius amat gue lihat," ujar Ares karena melihat mereka begitu serius satu sama lain.
"Eee ... Itu Den ...." Gugup Bi Nuri yang bingung akan menjawab apa.
"Ceritain lo waktu kecil, ternyata Bi Nuri bilang lo suka ngompol plus nangis kalau ditinggal sendirian." Jawab Azel celetuk yang masih sibuk memakan nasi goreng yang tinggal sedikit itu.
"Mana ada, lo mengada-ngada namanya tuh. Gue mah, cowok berani nggak cenggeng ya. Lo kali yang kayak gitu." Jawab Ares tidak terima.
"Kan emang bener kan Bi? Gue aja tau dari bibi." Cibir Azel pada Ares.
"Bener Non." Tawa Bi Nuri karena melihat wajah masam Ares.
"Ihhh ... Bibi ngapain cerita masalah itu sih? Ini jadi bahan baru buat Azel ngejelekkin aku." Manyun Ares menatap Bi Nuri yang semakin tertawa.

KAMU SEDANG MEMBACA
AZALEA [Completed]
Teen Fiction⚠️Follow dulu sebelum membaca⚠️ Ini bukan kisah seorang cewek yang berkonflik dengan cowok bad boy, bukan juga kisah cewek yang humble ke semua orang dan berakhir disukai cowok idaman satu sekolah dan bukan juga kisah cewek yang dikejar seorang cowo...