Happy Reading
***
Hari Minggu menjelang sore, Azel duduk bosan di ranjang apartemen Ares sembari menatap keluar melihat langit yang cukup cerah sore ini. Dia berulang kali menghela napas karena sangat bosan, dengan yang dia lakukan sekarang. Bagaimana tidak, Ares hanya membolehkan dia untuk istirahat, makan dan tidur.
Tidak boleh melakukan hal lain karena alasannya, Azel masih belum sehat. Dia mendumel kesal karena dia ingin sekali keluar dari apartemen itu untuk menghirup udara segar. Ketika dia tengah menampilkan wajah kesal itu, Ares masuk melihat keadaan Azel.
"Lo kenapa? Kok gitu amat mukanya?" tanya Ares duduk di kursi dekat ranjang itu.
"Gue bosen disuruh istirahat terus, jelas-jelas gue udah nggak papa." Jawab Azel masih menampilkan wajah kesal.
"Belum, lo masih sakit. Nggak ada bosan-bosan, gimanapun lo harus istrihat beberapa hari ini." Geleng cepat Ares yang membuat Azel lelah mendengarnya. Kenapa sih dia semakin posesif seperti ini? Kan Azel sudah sembuh.
"Tapi gue udah sembuh Res, gue udah nggak papa. Cuma luka gue aja yang masih belum kering." Jawab Azel menatap Ares.
Ares yang mendengar perkataan Azel sudah pasrah karena perempuan ini sangat keras kepala dari tadi.
"Ya udah, kita ke mall yuk. Sekalian beli baju buat lo." Ajak Ares akhirnya yang membuat Azel senang seketika.
"Beneran? Yeee ... Akhirnya." Teriak Azel heboh.
"Mandi dulu sana, masa bau gini mau pergi." Suruh Ares yang langsung diangguki Azel. Namun, kembali berhenti karena baju gantinya tidak ada.
"Baju gue nggak ada Res," ucap Azel membalikkan tubuhnya menatap Ares.
"Ini ada, baju lama gue. Pakaian dalam nyokap gue juga masih ada yang lain, ntar beli lagi yang ukuran lo." Jawab Ares tanpa malu mengatakan pakaian dalam sembari berjalan mendekati Azel memberikan pakaian itu.
"Nggak usah dijelasin jelangkung bin aneh." Geram Azel karena sedikit malu.
"Hahahaha ... Canda serigala kutub gue." Jawab Ares sembari mencubit gemas hidung Azel yang membuat sang empu semakin salah tingkah dengan kelakuan Ares.
"Ihhhh ... Gue mandi dulu." Kesal Azel berpura-pura dan bergegas masuk ke kamar mandi yang membuat Ares tertawa melihat wajah Azel yang memerah.
Lima belas menit Azel bersiap, lalu langsung menuju ruang tamu untuk menemui Ares. Cuaca cukup dingin sore ini, membuat Azel sedikit menggigil karena memakai baju lengan pendek.
"Udah siap?" tanya Ares menatap Azel.
"Udah, kita langsung berangkat kan?" tanya balik Azel.
"Iya, tapi bentar gue ada yang lupa." Jawab Ares bergegas memasuki kamarnya kembali.
Azel hanya diam menunggu di ruang tamu, sembari menunggu kedatangan Ares yang entah apa yang dia ambil. Tak lama Ares kembali membawakan satu hoodie yang masih terlipat rapi.
"Nih pake, cuaca dingin diluar." Suruh Ares sembari memberikannya pada Azel.
"Makasih." Jawab Azel dan memakai hoodie itu.
"Yok. Bi! Aku sama Azel mau keluar ya." Teriak Ares kepada pembantunya.
"Ok Den." Jawab sang bibi dari dapur.
Mereka pun berjalan menuju lantai bawah dan setelah itu langsung menuju mall yang mereka tuju. Selama dalam perjalanan hanya keheningan yang tercipta diantara mereka. Tidak ada yang berniat untuk memecahkan keheningan itu, apalagi Azel yang asik melihat orang yang lalu lalang baru saja pulang bekerja.

KAMU SEDANG MEMBACA
AZALEA [Completed]
Подростковая литература⚠️Follow dulu sebelum membaca⚠️ Ini bukan kisah seorang cewek yang berkonflik dengan cowok bad boy, bukan juga kisah cewek yang humble ke semua orang dan berakhir disukai cowok idaman satu sekolah dan bukan juga kisah cewek yang dikejar seorang cowo...