*107* KEBENARAN~

171 6 1
                                    

Happy Reading

***

"Lo nggak ingat pas malam it ...."

"STOP VANYA!" teriak Ares bergema di ruangan itu.

"Lo yang diem! Gue mau denger penjelasan Vanya! Uhuk ... uhuk ... uhuk ...." Bentak Azel ikut berteriak, lalu kembali batuk karena merasakan sakit sekali di dadanya.

"Azel! Nak, kamu nggak papa?" tanya Ranti yang menangis melihat anaknya sudah semakin melemah.

"Nggak penting Zel! Lebih baik lo dibawa ke rumah sakit saat ini, kesehatan lo lebih utama!" jawab Ares berusaha membujuk Azel.

"Nggak! Gue mau denger penjelasan Vanya, kok lo keliatan takut? Apa benar yang dikatakan Vanya?" jawab Azel yang langsung membuat Ares terdiam.

"Oh, jadi bener." Senyum miring Azel setelah melihat wajah Ares yang tidak bisa berkata apa-apa.

"Sialan lo Res!" teriak Reagan yang ingin berlari untuk menonjok Ares, tapi ditahan Freya karena dia ingin membiarkan Vanya menjelaskan semuanya.

"Lanjutkan!" suruh Azel melepaskan genggaman tangan Ares pada bahunya, memberikan jarak, lalu menatap tajam Vanya didepannya.

"Dulu, sekitar empat tahun yang lalu ...." Lanjut Vanya mulai menceritakan semuanya dengan mereka semua mendengar secara seksama dan Ares yang menunduk tidak bisa berkata apa-apa.

Sekitar empat tahun yang lalu...

Vanya satu SMP dengan Ares. Sebenarnya kemanapun cowok itu pergi dia selalu mengikutinya. Entah mengapa rasa suka itu mulai muncul semenjak dia masuk SMP. Dulu ketika pertama kali dia bertemu dengan Ares di umur lima tahun ketika orang tua Vanya diundang ke rumah Ares, dia sangat takut.

Namun, laki-laki itu dengan senyum ceria mendekatinya dan memperkenalkan dirinya dengan manis. Membuat Vanya yang sedikit penakut, berubah menjadi lebih berani dan mulai sejak saat itu, mereka menjadi teman dekat.

Kemanapun keluarga Ares pergi liburan pasti Vanya selalu dibawa, walaupun orang tuanya sibuk mereka akan senang hati menyerahkan Vanya. Karena orang tuanya sudah sangat dekat dari masa sekolah. Maka dari itu, mereka merasa aman dengan orang tua Ares.

Begitu juga sebaliknya, kalau keluarga Vanya tengah liburan pasti Ares juga dibawa serta. Sampai mereka masuk SMP, Vanya mengikuti kemana Ares sekolah. Namun, sikap Ares berubah drastis kepadanya.

Yang awalnya dia ceria, tapi sekarang malah menjadi lebih dingin dan cuek kepadanya. Vanya merasa sedih, karena dia tidak tau kalau dia punya salah. Dia berusaha tetap mendekati Ares. Hingga, pada akhirnya dia memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaannya pada Ares ketika semester dua di SMP.

Ares dengan senang hati menerimanya, membuat Vanya sangat senang karena Ares menerimanya begitu saja. Hari-harinya selalu bersama Ares, Vanya menjadi perempuan beruntung saat itu, yang berhasil mendapatkan Ares yang banyak disukai kaum hawa saat itu.

Suatu ketika, Ares tiba-tiba datang ke rumahnya sedikit malam dan mengajaknya untuk keluar. Vanya yang begitu senang keluar rumah dengan diam-diam, pergi bersama Ares. Dia tidak tau kalau Ares membawanya ke klub.

Sesampai di sana, Vanya mengerinyit heran melihat ke klub yang sangat ramai pengunjung. Vanya sedikit takut dan kembali menarik Ares sembari menggelengkan kepalanya dengan wajah yang dimengerti Ares.

"Gue tinggal atau masuk?" ancam Ares yang membuat Vanya kembali menurutinya.

Walaupun umur mereka belum ilegal, tapi mereka bisa masuk dengan mudah, karena Ares yang menyogok mereka dengan uang yang dia ambil dari ruangan kerja ayahnya. Makanya mereka bisa dengan mudahnya masuk.

AZALEA [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang