*47* DROP~

310 21 0
                                        

Happy Reading

***

Setiba di atas, Azel langsung ke kamar mandi membersihkan tubuhnya walaupun dia sangat kedinginan. Dia memaksa tubuhnya agar tetap ke sekolah, selesai dengan semuanya dan sudah memakai seragam yang baru, dia mengecek ponsel dan sudah banyak chat dan panggilan tidak terjawab dari Freya dan Reagan tentunya.

Azel sedikit mengukir senyuman, karena mereka masih mengkhawatirkan Azel ketika membaca semua pesan itu. Dia kemudian turun ke bawah dan langsung pamit karena merasa tidak nafsu makan apalagi melihat keberadaan papanya dan Elina. Mamanya sudah memaksa namun dia berasalan akan makan di sekolah saja.

Dia mengendarai motornya cukup pelan karena rasa pusing yang tiba-tiba menjalar di kepalanya. Dia tidak ingin merepotkan semua orang, dia harus mandiri dan tidak mengeluh. Dia tetap berusaha mengendarai motornya ke sekolah walaupun dia sudah tidak sanggup.

Sesampai di sekolah, dia memarkirkan motornya dan untung saja dia tidak terlambat kali ini. Untuk kali pertama dalam seumur hidup dia tidak telat, dia langsung bergegas menuju kelasnya berada untuk menidurkan dirinya sebentar sembari menunggu bel berbunyi.

"ZEL! Lo kemana aja dari kemarin? Gue sampe nelpon sama spam, kok nggak dibales? Ada apa? Lo kenapa?" teriak Freya ketika baru memasuki kelas dan langsung berlari menghampiri Azel.

Azel yang terkejut mendongakkan kepalanya melihat Freya, lalu mengucek pelan matanya, karena masih sangat mengantuk terlebih tubuhnya kurang sehat.

"Nggak kenapa-napa, gue cuma ngantuk dari habis sekolah. Langsung tidur baru lihat HP tadi pagi." Jawab Azel berbohong.

"Kok rada mencurigakan sih? Mana ada sejarah lo tidur awal, paling cepet jam 1 atau 2 Zel." Bantah Freya menatap tajam Azel.

"Beneran Frey, gue capek banget kemarin makanya mutusin tidur. Lagian stok film gue udah habis, tambah juga males nyari. Hihi." Jawab Azel dengan diakhiri tertawaan.

"Iye dah Zel, pokoknya apapun nggak boleh sembunyiin dari gue. Cerita karena gue adalah sahabat lo." Serius Freya lalu duduk di sebelah Azel.

"Iya Frey." Angguk Azel menatap sendu Freya karena merasa bersalah telah membohongi sahabatnya ini.

Setengah jam berlalu, tanda bel masuk berbunyi dan semua murid Rajawali segera keluar untuk berbaris di lapangan. Karena hari ini jadwal untuk acara bimbingan pagi, bisa dibilang seperti mendengar kultum atau lantunan ayat Al-Qur'an karena sekolah ini termasuk keagamaan yang tinggi, walau bukan sekolah islam pada umumnya dan ini termasuk nilai lebih juga di sekolah ini.

Freya yang tengah bermain ponsel langsung menghentikan aktivitasnya dan mengajak Azel untuk menuju ke lapangan agar tidak terlambat. Sesampai di sana mereka langsung berbaris menurut kelas mereka masing-masing dan acara pun dimulai.

Azel sudah berkeringat dingin karena dia yang kurang enak badan karena masalah semalam. Namun, dia juga tidak mau terlihat lemah dan berusaha tetap kuat berbaris di lapangan. Apalagi cuaca pagi ini cukup panas membuat kepalanya semakin pusing, biasanya mereka melakukan bimbingan atau kegiatan ini di masjid. Karena masjid di sekolah lagi ada perbaikan, terpaksa mereka berbaris di lapangan berpanas-panasan seperti ini.

Sudah hampir satu jam, namun kegiatan ini belum juga berakhir. Mata Azel sudah berkunan-kunang karena nyeri di kepalanya sudah tidak bisa dia tahan. Dia mulai terhuyung ke belakang membuat Freya yang berada di sampingnya kaget langsung memegangnya.

"Lo kenapa? Kok pucat banget? Ayo gue anter ke ruang kesehatan." Ajak Freya dengan wajah cemas.

"Nggak kok, gue nggak pa ...." Sebelum Azel sempat menyelesaikan ucapannya dia sudah jatuh pingsan, untuk kali pertama dia menjadi lemah seperti ini. Terlebih dia tidak sarapan tadi pagi dan jadilah tenaga dia juga semakin berkurang karena kepanasan.

AZALEA [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang