Happy Reading
***
Keesokkan paginya udara begitu dingin membuat Azel semakin betah tidur dan berselimut tebal di kamarnya. Matahari sudah bersinar sangat terang dan telah masuk sebagian ke kamarnya, namun tidak mengganggu tidur Azel sedikitpun.
"Mmhh, bentar lagi deh bangun. Lagian alarm belum bunyi." Gumam Azel yang masih menutupkan matanya.
Namun, setelah beberapa menit alarm yang ditunggu Azel tidak kunjung berbunyi, membuat dia yang sedikit terkejut langsung terduduk karena cahaya matahari mengenai wajahnya. Dia mengucek perlahan matanya, melihat matahari sudah tinggi, dia mengedarkan pandangan melihat jam wekernya dan dia bertambah kaget karena jam sudah menunjukkan jam tujuh lewat.
Dia langsung panik lalu berlari menuju kamar mandi untuk segera bersih-bersih, dia juga heran karena semalam dia sudah menyetel dengan benar alarm itu tepat di jam lima pagi. Tapi kenapa malah tidak berbunyi sama sekali pikirnya.
Dia tanpa pikir panjang, hanya sibuk bersiap menuju ke sekolahnya karena takut kalau rombongan olimpiade sudah pergi duluan. Dia bahkan tidak sarapan sama sekali dan untung saja demamnya sudah sedikit reda, sehingga rasa pusing sudah sedikit menghilang dari kepalanya.
"Sayang, sarapan dulu." Teriak Ranti ketika Azel menuruni tangga.
"Aku udah telat Ma, nanti aja." Tolak Azel yang berlari ke tempat Ranti untuk bersalaman.
"Ya udah hati-hati ya, jangan ngebut." Nasehat Ranti melihat Azel yang suka sekali telat.
Ketika dia tengah membuka garasi tempat motornya, terdengar suara yang sungguh membuat telinganya sakit. Siapa lagi kalau tidak Elina, si setan carmuk yang sangat suka mengganggu orang.
"Gimana asik telat nggak? Udah nyerah aja, lagian lo nggak bakalan menang nanti pas olimpiade," ujar Elina dengan senyum miringnya melipat tangannya di dada. Azel mendengar cukup kaget gimana bisa si setan ini mengetahui kalau dia ikut olimpiade.
"Oh, jadi lo yang matiin alarm gue? Nggak heran juga sih, kan setan emang suka ganggu." Jawab Azel singkat.
"Gue baik karena membantu lo agar tidak malu karena kalah nanti, makanya gue bikin lo nggak bisa ikut." Balas santai Elina menatap Azel.
"Percaya diri sekali lo kalau gue nggak menang, serah lo dah. Lo setannya juga." Jawab Azel lalu berbalik untuk menghidupkan motornya karena dia tidak ada waktu untuk meladeni si setan ini.
"Oh, pastinya dong, terlebih lo kan bodoh nggak kayak gue," ucap Elina percaya diri.
"Iya, pintar karena sogokan harus bangga dong." Jawab Azel lalu melajukan dengan kencang motornya meninggalkan Elina dengan wajah kesal.
"Ihhhh ... Lo nggak bakalan menang Zel, awas aja." Senyum miring Elina.
Azel yang terburu-buru menambah kecepatan motornya agar cepat menuju sekolah, ketika di pertengahan jalan ada mobil yang mengikutinya sedari tadi. Dia sudah curiga kalau ini adalah suruhan Elina. Azel yang muak menambah kecepatannya menjadi full, karena mobilnya semakin cepat juga mengejar dan ada dua motor juga yang mengejar, membuat dia harus menggunakan jalan pintas untuk sampai duluan ke sekolahnya.
Namun, mungkin keberuntungan tidak berpihak padanya pagi ini, pengendara motor itu sudah ada didekatnya dan berusaha untuk menendang motornya. Untung saja dia tidak jatuh dan dia berhasil kabur dari kejaran itu.
"Sial! Si setan emang nyari masalah." Kesal Azel menatap tajam jalanan yang berlika-liku didepannya.
Lima belas menit akhirnya dia sampai di gerbang sekolah yang sudah di tutup. Azel berteriak agar gerbangnya di buka, lalu dia masuk dan bergegas ke dalam untuk melihat anak olimpiade berkumpul. Benar saja, mereka sudah pergi duluan menuju sekolah tempat mereka olimpiade.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZALEA [Completed]
Teen Fiction⚠️Follow dulu sebelum membaca⚠️ Ini bukan kisah seorang cewek yang berkonflik dengan cowok bad boy, bukan juga kisah cewek yang humble ke semua orang dan berakhir disukai cowok idaman satu sekolah dan bukan juga kisah cewek yang dikejar seorang cowo...