*66* HILING-HILING BICIT~

187 11 0
                                    

Happy Reading

***

Weekend kembali datang. Azel sedari tadi masih bermalas-malasan di kamarnya, eh kamar Ares maksudnya. Sedangkan yang punya apartemen, sedari kemarin tidak kelihatan batang hidungnya. Entah kemana tuh bocah, tapi sekalinya muncul udah seperti jelangkung.

Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh siang, tapi Azel tidak berniat sama sekali untuk bangun dan mandi. Apalagi dia yang tidak memiliki ponsel ataupun laptop sama sekali, membuat rasa bosan dalam dirinya semakin menjadi.

"Gue pengen balik deh, bosen. Tapi kalo jumpa tuan raja nggak mau." Bingung Azel dalam mengambil keputusan.

"Ihhhh ... Tapi gue bosan di sini, nggak ada kerjaan." Rengek Azel dengan bibir cemberut.

Ketika dia tengah berguling-guling karena dilema dengan keputusannya sendiri. Terdengar pintu kamar terbuka dan menampilkan Ares yang sangat rapi. Azel bangkit dari tidurnya dan duduk di tepi ranjang, sembari melihat Ares dengan alis diangkat satu.

"Rapi amat lo, mau kencan sama siapa?" tanya Azel dengan wajah datar.

"Sama kudanil punya pak RT depan kompleks." Dengusan Ares menjawab, karena sudah jelas akan mengajak Azel keluar. Masih saja dia bertanya.

"Anjay." Cemooh Azel tertawa mendengar tuturan Ares.

"Sama lo lah Azalea Rosalind. Otaknya rada-rada emang deh. Sana ganti baju, kita jalan." Kesal Ares menatap Azel.

"Kemana?"

"Udah ikut aja, lagian lo pasti bosan kan? Makanya ikut aja." Jawab Ares geram sendiri.

"Ya udah sono keluar, gue mau ganti baju." Usir Azel bangkit dari duduknya.

"Iye-iye, astaga."

Setelah selesai acara ganti-mengganti, Azel keluar menemui Ares dengan setelan seperti biasa. Namun, kali ini diganti menjadi kemeja kota-kotak yang didalamnya baju kaos hitam dan celana jeans kulot serta sneakers putih dan rambut dikuncir kuda.

"Udah nih, kita langsung berangkat atau gimana?" ujar Azel berdiri dihadapan Ares yang tengah memainkan ponselnya.

Ares sempat terpaku sebentar melihat kecantikan Azel. Ya, walaupun memang sudah biasa terlihat cantik, tapi kali ini sepertinya lebih dari sebelumnya.

"Res! Woi! Malah bengong lo." Teriak Azel membungkukkan tubuhnya menyejajarkan dengan duduk Ares.

"Eh, iya. Ayo berangkat." Buyar Ares dari lamunannya dan langsung kaget dengan wajah Azel yang dekat sekali dengan wajahnya.

Rasa canggung dan malu menjadi satu dia rasakan. Degupan jantung, juga ikut berpacu karena begitu dekat dengan sang pujaan hati. Sedangkan Azel, hanya menatap santai dengan alis terangkat satu karena heran dengan dengan wajah Ares yang memerah.

"Lo demam ya? Kok merah wajah lo?" Azel semakin menipis jarak karena ingin mengusap kening Ares untuk mengecek suhu tubuhnya.

"Ng-nggak kok, ayo berangkat." Jawab Ares mengalihkan pembicaraan dan segera berdiri. Sebelum itu dia bergeser ke samping dan berusaha tidak melihat mata Azel, karena rasa gugup masih membuat dia tidak bisa menguasai dirinya.

"Aneh." Gumam Azel mengedikkan bahunya, lalu ikut berjalan mengekori Ares yang menuju mobilnya.

Diperjalanan, mereka hanya diam dengan pikiran masing-masing. Azel yang mulai muak dengan kesunyian itu, menatap sebentar Ares yang begitu fokus.

"Kita mau kemana sih?" tanya Azel yang tidak tau akan ke mana, lagian jalannya tidak membuat dia tau arah ke mana mereka tuju.

"Udah, diem aja. Bentar lagi nyampe kok." Jawab Ares yang masih fokus ke jalanan.

AZALEA [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang