*36* MENGADU~

256 25 1
                                    

Happy Reading :)

***

Elina yang dimarahi oleh Ranti tadi langsung berlari menuju mobilnya berada, dia langsung tancap gas dan mengambil ponselnya untuk menanyakan di mana papanya berada. Dia ingin mengatakan semuanya tentang masalah tadi ke papanya.

"Halo Pa, hiks." Isak Elina dengan air mata buayanya.

"Hei! Kamu kenapa sayang? Kenapa menangis?" tanya Wisnu terkejut mendengar isakan anaknya itu.

"Papa ada dimana?" tanya balik Elina tanpa menjawab pertanyaan papanya itu.

"Papa di kantor dan ada meeting di Café Lavierose. Ini papa mau berangkat, emang kamu kenapa?" jawab Wisnu yang khawatir dengan anaknya itu.

"Hah Levierose? Itu bukannya café tempat Azel bekerja ya? Huh, ide bagus." Gumam dalam hati Elina mendapatkan rencana.

"Nggak papa kok Pa. Emang papa meeting jam berapa nanti?" tanya Elina yang sudah tidak terisak lagi.

"Sekitar jam setengah empat."

"Waktu yang pas." Gumam Elina lagi.

"Ya udah, aku ke sana sekalian makan bareng sama papa siap papa meeting ya?" ucap Elina dengan senyum miringnya.

"Papa tunggu ya dan ceritakan apa yang terjadi, okey?" jawab Wisnu yang masih merasa khawatir.

"Siap papa."

Elina kembali menjalankan mobilnya setelah berhenti sesaat untuk menelepon papanya, yang jelas suatu ide sudah terancang di otaknya untuk membalas Azel tadi. Karena dia, Elina dimarahi oleh mama tirinya itu.

***

Azel yang baru saja tiba di café, langsung bersiap untuk membantu Sekar yang telah sibuk melayani pelanggan. Cukup ramai hari ini, mungkin karena weekend juga membuat pengunjung terlihat lebih banyak dari biasanya.

Selesai mengerjakan semuanya, Azel kembali bisa beristirahat dan menunggu pelanggan baru datang. Ketika dia hendak bermain ponselnya, Sekar meminta tolong untuk mengantarkan makanan ke meja pelanggan karena dia yang ingin ke toilet.

Untung dia baik dan Azel mengiyakan, dia berjalan pelan karena takut menjatuhkan makanan di nampan tersebut. Sesampai di sana, dia langsung menghidangkannya dan tak lupa pula dengan senyum ramahnya.

"Silahkan dinikmati," ucap Azel setelah meletakkan pesanan itu.

"Tunggu, dia bukannya anakmu Wisnu?" tanya pria paruh baya yang memperhatikan Azel.

Celaka. Dia tidak tau kalau papanya tengah berada disini, bisa habis dia kalau ketahuan seperti ini nantinya.

"Wah, masa anak pengusaha kaya bekerja di café seperti ini? Apa kamu kekurangan uang sampai bekerja disini? Atau memang perusahaanmu hampir bangkrut Wisnu, sehingga anakmu terpaksa bekerja seperti ini?" sambung teman papanya yang lain dengan merendahkan.

Wisnu tanpak menggertakkan giginya karena Azel telah mempermalukan dirinya dihadapan klien yang sangat dia harapkan ini.

"Bukan, aku bekerja hanya menambah uang jajan, karena tidak mau terlalu menyusahkan papa." Sanggah Azel berusaha sesopan mungkin.

Namun, karena mereka sudah kepalang menghina dan merasa itu hanya kebohongan saja, malahan semakin merendahkan Wisnu di sana. Mereka dengan sengaja bercanda tetapi sebenarnya untuk mempermalukan keluarganya.

"Masa papamu akan merasa kesusahan, tidak mungkin. Atau memang jangan-jangan kalian sudah kehilangan kekayaan kalian dan sebab itu kamu terlalu berharap dengan kerja sama kita ini?" hina mereka semakin menjadi.

AZALEA [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang