Happy Reading
***
Selang beberapa menit, mereka akhirnya tiba di kediaman Azel. Semua orang di sana sudah berkumpul, dengan Wisnu yang sedikit pusing akan melakukan apa. Dia mengetahui dari anak buahnya kalau Azel dibawa oleh tiga orang dengan mobil sedan hitam. Namun, untuk alamatnya mereka tidak menemukan setelah mereka melacak nomor plat mobil itu.
Ares yang sudah tiba bersama Freya dan Reagan dengan wajah sulit diartikan, membuat mereka semua harap-harap cemas kalau Azel sudah ditemukan.
"Gimana? Azel ketemu?" tanya Ranti antusias berlari ke arah Ares beserta Reagan dan Freya.
"Maaf Tan, kita nggak ketemu. Karena Azel diculik, tadi kami sudah melihat di rekaman CCTV sekolah dan menemukan ini." Jawab Ares memperlihatkan isi rekaman itu kepada mereka semua.
"Anak buah Om juga sudah melacak plat nomor mereka, tapi plat nomor itu tidak tercatat karena tidak resmi. Mungkin penculiknya sudah menyiapkan semuanya sejak awal," ujar Wisnu menjelaskan.
"Aku tau di mana Azel Om." Jawab Ares yang membuat mereka langsung kaget dan menatap satu sama lain.
"Di mana? Biar kita ke sana untuk mengambil Azel kembali." Tanya Wisnu yang sudah tidak bisa berpikir jernih memikirkan keadaan anaknya.
"Tadi penculiknya langsung menghubungi aku, dia Vanya." Jawab Ares yang membuat mereka kembali kaget karena dia adalah orang yang bekerja sama dengan Elina kemarin.
"Astaga! Dia lagi!" tangis Ranti karena takut akan kondisi anaknya.
"Sialan! Mau apalagi dia sama anak saya!" kesal Wisnu yang semakin kesal.
"Dia menyuruh aku untuk pergi sendirian ke sana Om, tanpa memberi tau polisi atau yang lainnya. Agar nyawa Azel aman, dia bakalan serahin Azel ketika aku tiba di sana." Jelas Ares mengatakan semuanya.
"Nggak mungkin dia bakalan nyerahin gitu aja. Vanya bukan orang goblok yang menculik seseorang buat ngelakuin itu aja. Pasti ada niat dia yang terselubung, makanya dia lakuin ini." Sela Nevan karena merasa tidak masuk akal.
"Gue juga mikir itu, makanya gue maksa Ares buat ke sini dulu buat bikin rencana yang matang. Nggak mungkin dia bakalan nyerahin Azel gitu aja." Angguk Reagan menyetujui pendapat Nevan.
"Jadi kita harus apa? Kita nggak bisa lama-lama mikir, yang ada nyawa Azel makin terancam." Peringat Keenan semakin panik.
"Dia ngasih waktu sampe jam 9 malam. Gimana kalau kita datang dengan diam-diam, tempat penyekapan Azel adalah rumah lama Vanya yang deket sama rumah gue dulu. Setau gue, rumah di sana udah nggak berpenghuni dan banyak tanaman-tanaman yang menutupi rumah itu sebagian. Iya nggak Bun?" jelas Ares lalu bertanya ke Intan.
"Bener, soalnya rumah itu udah nggak ke urus. Jadi, kita bisa sembunyi di rumah lama kita. Lalu, sembunyi-sembunyi ke sana." Angguk Intan menyetujui.
"Terus?" tanya Farrel.
"Gue bakal masuk duluan, karena gue yang dimintanya kan? Nanti disusul sama Reagan, Nevan, Gavin, Keenan sama Farrel. Buat tante, bunda sama Freya, kalian nunggu aba-aba dari Reagan. Takutnya banyak anak buah yang ngejaga diluar." Jelas Ares menatap mereka satu persatu.
"Om bakal bawa anak buah Om, buat jaga-jaga. Tiga untuk yang kelompok perempuan dan jaga-jaga di sekeliling rumah takut terjadi hal tak diinginkan." Tambah Wisnu yang diangguki oleh semuanya.
***
Sedangkan di rumah tempat Vanya menyekap Azel, dia tengah sibuk meminum alkohol di ruangannya dengan senyum miring karena sebentar lagi semua bakalan selesai. Balas dendamnya akan segera selesai dan Ares bakalan menyesal telah melakukan hal itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
AZALEA [Completed]
Teen Fiction⚠️Follow dulu sebelum membaca⚠️ Ini bukan kisah seorang cewek yang berkonflik dengan cowok bad boy, bukan juga kisah cewek yang humble ke semua orang dan berakhir disukai cowok idaman satu sekolah dan bukan juga kisah cewek yang dikejar seorang cowo...