Happy Reading
***
Jam pulang sekolah telah berbunyi beberapa detik yang lalu. Azel yang sudah selesai membereskan peralatan sekolahnya, segera keluar kelas bersama Freya.
"Frey! Kangen gue sama si Buba gue." Sendu Azel pada sahabatnya itu.
"Ya, mau gimana Zel. Kalau lo mau ambil motor lo, kudu pulang dan ketemu papa lo, emang lo mau?" jawab Freya pada Azel yang sangat sedih tidak bisa memakai motornya dan kenapa dia memberikan nama Buba? Karena dia sudah menganggap motornya seperti binatang peliharaannya sendiri.
"Nggak sekarang deh, gue butuh waktu." Jawab Azel kembali.
"Oiya, lo nggak ngasih tau mama lo Zel? Biar dia nggak khawatir juga sama lo. Soalnya kemarin pas lo kabur dia hubungi gue sama Reagan. Karena gue nggak mau bilang ada di apartemen Ares, maka dari itu kita bohong sama mama lo." Tanya Freya karena teringat dengan mamanya yang pasti tengah mengkhawatirkan sahabatnya itu.
"Nanti gue kabarin deh, gue cari waktu yang tepat." Jawab Azel dengan wajah datar.
"Ya udah deh. Nah itu pangeran lo datang, gue duluan yak." Pamit Freya karena akan pulang bersama Reagan.
"Tiati."
"Yok, pulang." Ajak Ares dengan senyum mengembang diwajahnya dan hanya diangguki Azel.
***
Setiba di apartemen, Azel langsung masuk sedangkan Ares pamit pulang. Dia segera masuk ke kamarnya, bukan, kamar apartemen Ares sebenarnya. Dia tidak mengganti baju terlebih dahulu dan langsung merebahkan tubuhnya karena lelah.
"Non! Makan siang dulu, nih bibi udah siapin." Panggil Bi Nuri kepada Azel.
"Bibi repot-repot segala. Aku udah makan di sekolah Bi, buat nanti sore aja." Jawab Azel yang dijawab oke saja oleh Bi Nuri.
Dia kembali memperbaiki tidurnya, sungguh dia sangat bosan. Andai laptop-nya ada atau ponselnya, mungkin dia tidak akan segabut ini sekarang. Dia memilih untuk tidur siang, daripada bengong kayak orang bodoh pikirnya.
Satu jam berlalu, Azel tengah tidur indah tapi malah dibangunkan oleh Ares yang sudah kembali dari rumahnya. Azel tersentak dan langsung duduk, apalagi dia tengah bermimpi indah tadinya. Membuat dia kesal sendiri dengan ulah Ares.
"Apaan sih Res?" tanya Azel dengan mata yang masih lima watt.
"Bangun Zel, ada yang mau ketemu sama lo." Jawab Ares menarik Azel agar menurutinya ke ruang tamu.
"Siapa sih? Gue ngantuk." Kesal Azel, tapi tetap menuruti tarikan Ares.
"Hai sayang! Gimana keadaan kamu? Masih sakit?" tanya beruntun seorang wanita yang tidak bukan adalah bunda Ares. Azel yang terkejut langsung tersadar, dia langsung merapikan rambutnya yang sedikit acak-acakkan. Setelah itu langsung menyalami bunda Ares dengan senyum manisnya.
"Halo Tan! Assalammualaikum." Sapa Azel sebelum menjawab pertanyaan Intan terlebih dahulu.
"Waalaikumsalam." Senyum Intan melihat Azel.
"Alhamdulillah Tan, udah nggak papa kok." Lanjut Azel dengan sopannya, sungguh dia malu ketika bersikap seperti tadi.
"Aduh, masih agak membiru ya. Udah kamu kompres?" tanya lagi Intan sembari menarik Azel agar duduk disebalahnya.
"Nggak Tan, lagian udah nggak papa diobatin sama Ares." Senyum Azel pada Intan.
"Seharusnya dikompres biar cepet sembuh. Nanti sebelum tidur kompres dulu ya pake air hangat." Nasehat Intan menatap sayang Azel. Sedangkan Azel hanya menggangguk mengiyakan perkataan bunda Ares.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZALEA [Completed]
Teen Fiction⚠️Follow dulu sebelum membaca⚠️ Ini bukan kisah seorang cewek yang berkonflik dengan cowok bad boy, bukan juga kisah cewek yang humble ke semua orang dan berakhir disukai cowok idaman satu sekolah dan bukan juga kisah cewek yang dikejar seorang cowo...