Happy Reading
****
Jam pulang sekolah selesai dan Azel sudah berada di rumah setelah acara traktiran Reagan tadi, dia tengah berada di kamarnya sekarang ini. Merebahkan tubuhnya yang cukup lelah dan untungnya Reagan membiarkan dia libur hari ini, sehingga dia bisa beristirahat. Dia sebenarnya tidak mengantuk tapi malas saja akan melakukan apa, jadi dia memilih merebahkan diri tanpa mengganti seragamnya terlebih dahulu.
"Sayang!" panggil Ranti sembari memasuki kamar anaknya itu.
"Iya Ma."
"Ihhh, belum mandi?" tanya Ranti yang melihat anaknya rebahan di ranjang tanpa membuka sepatunya sama sekali.
"Hihi, bentar lagi Ma." Jawab Azel tertawa melihat Ranti dengan raut wajah serius.
"Temenin mama yok bikin kue." Ajak Ranti karena dia yang tiba-tiba teringin membuat kue.
"Ayok!" semangat Azel bangun dari tidurnya lalu mengikuti Ranti menuju dapur.
Mereka berdua akhirnya sibuk berkutat di dapur memasak kue, canda tawa menghiasi dapur itu setelah sekian lama mereka tidak seperti itu. Ketika mereka tengah mengaduk adonan kue, terdengar pintu depan terbuka dan terlihat di sana Elina memasuki rumah dengan muka ditekuk.
Mereka tidak mengacuhkan dan kembali sibuk membuat kue, Elina yang mendengar sedikit heboh pergi melihat dan menaikkan satu alisnya menatap kebersamaan mereka.
"Wah-wah, lagi reunian ya? Heboh amat," ucap Elina dengan senyum miringnya.
Azel dan Ranti sempat terhenti sebentar lalu kembali sibuk mengacuhkan perkataan Elina tadi. Mereka menganggap angin lalu saja, karena kalau diladeni makin panjang urusannya nanti.
"Gue dikacangin ternyata." Lanjut Elina mendegus kesal.
"Udah tau diacuhin, masih aja disini kayak parasit." Sindir Azel yang masih sibuk mengaduk adonan.
"Ck. Wow, udah berani bilang gue parasit? Ekhem, lo inget papa kita lebih mihak gue daripada lo. Kalau seandainya gue bilang lo nampar gue nanti sama papa, dia bakalan ngebalas nampar atau langsung ngusir lo dari sini ya? Haha ...." Senyum miring Elina berjalan ke belakang Azel sembari memainkan rambutnya itu.
"Kamu jangan berani mengancam anak saya ya! Seharusnya kamu ngaca kalau kamu hanya MENUMPANG di rumah ini." Sela Ranti yang masih membelakangi Elina dengan menekankan perkataan menumpang padanya. Elina yang tidak terlalu terbawa emosi sedari tadi, berubah sedikit memanas hatinya karena dikatakan seperti itu.
"Haha ... Mama! Seharusnya anda lebih bersikap baik kepada saya, karena kalau anda berani mengancam saya, taruhannya adalah anak anda sendiri. Apa anda mau dia angkat kaki daru sini hanya karena anda?" ancam balik Elina melipatkan kedua tangannya menaikkan satu alisnya menatap Ranti serta Azel.
"Lo macam-macam sama mama gue, gue pastiin hitungan detik lo akan langsung bertemu Tuhan." Dingin Azel tanpa menatap Elina dengan aura membunuh langsung terasa baginya, namun dia bersikap biasa saja dan berusaha tidak takut.
"Cih. Gue takut banget." Jawab Elina yang masih tersenyum miring.
"Lah ngapain lo takut ya? Lo kan udah jadi setan? Dan kalo gue bunuh bakalan gentayangan, aduh gue bodoh amat." Tawa Azel setelahnya lalu membalikkan tubuh kembali membantu mamanya.
"Pffttt ... Hahaha ... sayang kamu ada-ada aja." Tawa Ranti ikutan mendengar perkataan anaknya sendiri.
"Lo!" teriak Elina mencengkeram kedua pipi Azel, tapi langsung ditepis dengan mudah oleh Azel membuat tangannya sedikit sakit akibat tepisan Azel tadi.

KAMU SEDANG MEMBACA
AZALEA [Completed]
Novela Juvenil⚠️Follow dulu sebelum membaca⚠️ Ini bukan kisah seorang cewek yang berkonflik dengan cowok bad boy, bukan juga kisah cewek yang humble ke semua orang dan berakhir disukai cowok idaman satu sekolah dan bukan juga kisah cewek yang dikejar seorang cowo...