*62* PERJANJIAN ~

180 14 0
                                    

Happy Reading

***

"Sakit Ares." Teriak Azel kesal.

"Lo lucu tau nggak." Kekeh Ares yang membuat Azel kesal sendiri mendengarnya.

"Bodo ah."

"Jangan ngambek lagi srigala kutub gue!" teriak Ares mengejar Azel yang jalan duluan.

"Dasar jelangkung bin aneh!" tatap kesal Azel tak mempedulikan Ares.

Terjadilah aksi kejar-kerjaran yang membuat pengunjung mall tersenyum melihat tingkah mereka. Banyak dari mereka berucap pasangan cocok karena yang satu cantik dan yang satunya lagi ganteng.

***

Jam telah menunjukkan pukul setengah sebelas malam dan mereka berdua baru saja tiba di apartemen. Ares memarkirkan mobilnya, lalu mengambil belanjaan tadi dan langsung ke atas bersama Azel yang sudah kelelahan.

"Zel! Gua mau pulang dulu ya, mau ambil seragam sama buku. Sekalian jelasin ke bunda." Pamit Ares ketika baru saja meletakkan belanjaan tadi di ranjang apartemennya.

"Oh iya, hati-hati ya." Angguk Azel tersenyum tipis dan diangguki oleh Ares.

Ares yang sudah pamit langsung saja bergegas kembali mengambil mobilnya. Mengenai mobilnya ini, dia sudah pulang pagi kemarin sebelum pergi ke apotek membeli obat Azel. Maka dari itu, dia bisa mengganti motornya dengan mobilnya.

Beberapa menit Ares di perjalanan, akhirnya dia sampai di rumahnya. Dia mengucap salam sembari mencari keberadaan bundanya.

"Assalammuaalaikum Bun!"

"Waalaikumsalam sayang, kemana aja sih? Udah tengah malam gini baru pulang?" tanya Intan.

Dia belum tidur karena baru selesai menyelesaikan dokumen pekerjaannya, ditambah ada pula pesanan kue dari ibu-ibu pengajian buat besok. Makanya dia tidur agak larut malam ini. Intan sebenarnya seorang manager perusahaan yang telah dia kelola beberapa tahun, tapi dia juga suka membuat kue, karena itulah di waktu luang, dia menggunakan dengan membuat kue.

"Maaf ya Bun! Sebenarnya Azel, perempuan yang pernah aku kenalin ke bunda waktu itu habis dimarahi sama papanya. Dia sampai dipukuli semalam. Aku jumpa dia yang kabur dari rumahnya, pas aku baru pulang dari rumah Reagan. Dia luka-luka, karena aku khawatir aku bantu dia Bun." Jelas Ares pada Intan.

"Astaga! Kok bisa dia sampai dipukuli kayak gitu?" kaget Intan mendengarnya.

"Sudah biasa dia digituin Bun, tapi buat kali ini sudah keterlaluan. Bahkan dia hampir dibunuh oleh papanya sendiri. Sebab itu, aku bawa dia ke apartemen aku Bun, agar dia aman."

"Ya Allah, kok papanya tega banget. Itu sudah termasuk kekerasan, kenapa dia nggak lapor ke polisi aja sih? Terus dia gimana sekarang? Udah diobati?" tanya beruntun Intan yang sangat mengkhawatirkan Azel, karena dia yang sudah menganggapnya seperti anak sendiri. Walaupun mereka bertemu sekali saja, tapi rasa sayangnya sudah besar untuk Azel.

"Aku juga nggak tau Bun. Udah, mendingan kok Bun dan udah aku hubungi dokter tadi pagi buat periksa dia." Jawab Ares menggangguk.

"Kok malah tadi pagi?" tanya Intan yang heran.

"Dia pingsan semalam Bun, aku mau bawa ke rumah sakit, tapi dia nggak mau. Pas paginya dia muntah-muntah karena asam lambungnya naik. Baru aku panggil dokter." Jawab Ares mendesah kesal mengingat keras kepalanya Azel.

"Bunda mau jenguk dia deh besok," ucap Intan yang menampilkan wajah sendunya.

"Sepulang aku sekolah aja Bun, biar aku jemput. Dia juga mau sekolah besok."

AZALEA [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang