Happy Reading
***
"Awas saja kamu Azel, kamu akan mendapatkan hukuman besok." Gumam Wisnu dengan wajah menahan amarah.
Selang beberapa menit, Elina tersadar dari pingsannya. Dia memegang kepalanya yang masih ngilu sembari memperhatikan ruangan sekitar karena merasa asing.
"Enggghhh ... Awwww ...." Erang Elina karena masih sedikit sakit keningnya.
"Sayang! Kamu udah bangun? Apa yang sakit? Bentar, papa panggilin dokter ya." Panik Wisnu ketika melihat anaknya yang menahan kesakitan.
"Nggak usah Pa, cuma ngilu doang kok, nggak papa. Makasih ya Pa, udah bawa aku ke rumah sakit." Cegah Elina dengan senyum yang dipaksakan, karena menahan sakit di kepalanya.
"Bener nggak papa kan?" pasti Wisnu karena begitu mengkhawatirkan anaknya.
"Iya Pa." Jawab Elina dengan menggangguk lemah.
"Ya sudah. Kamu kenapa bisa sampe begini? Cerita ke Papa, apa yang dilakukan Azel ke kamu?" tanya Wisnu menatap serius Elina.
Sedangkan Elina yang mendengar, malah tertawa senang dalam hati karena ini kesempatan baginya untuk menjelekkan Azel pada papanya.
"Nggak papa kok Pa, aku yang salah kok karena ganggu Azel yang lagi kecapekan." Jawab Elina berkata sok manis dan berpura-pura menyalahkan dirinya dulu.
"Emang apa yang kamu lakuin? Cerita ke Papa!" desak Wisnu pada anaknya itu.
"Tapi Papa jangan bilang sama Azel ya, nanti dia marahin aku karena dia ancem aku tadi." Takut Elina pada Wisnu.
"Apa? Dia ngancem kamu? Beraninya dia ya? Apa yang dia katakan?" tanya beruntun Wisnu karena semakin geram dengan anaknya itu.
"Tadi pas dia baru pulang, aku ngajak dia buat makan malam dulu, karena aku juga belum makan. Tapi dia nolak, aku maksa dia karena takut dia sakit. Dia malah marah lalu dorong aku sampe gini dan ancem aku jangan bilang ke papa kalau dia ngelakuin itu." Jelas Elina dengan wajah ketakutan.
"Sial! Berani sekali dia ngancem anak papa. Kamu tenang aja, papa bakalan ngasih dia hukuman yang setimpal. Sekarang kamu istirahat, biar bisa cepet keluar rumah sakit." marah Wisnu dalam hatinya.
"Pa! Papa jangan marahin Azel ya, biar bagaimanapun yang salah aku karena maksa dia," ucap Elina dengan wajah sedih mencari perhatian.
"Sayang! Kamu sebaik ini selalu saja dijahatin adikmu ya, maafin Papa nggak bisa jaga kamu ya. Pokoknya kamu tenang aja, dia nggak bakalan berani ngancem kamu lagi." Jawab Wisnu membelai sayang puncuk kepala Elina.
"Iya Pa, makasih ya Pa." Angguk Elina, lalu setelahnya dia tersenyum miring karena rencananya kembali berhasil. Memang takdir baik selalu berpihak padanya, tawanya setelah papanya keluar dari ruangannya karena ingin membeli minum.
"Hahahaha ... Rasain lo Zel! Siapa suruh ngelawan gue hah?" tawa Elina yang bangun lalu duduk bersandar ke kepala brankar tempat tidurnya itu.
Dia berencana akan memberi tau Vanya kalau rencana dia kali ini berhasil, sekalian menebus kesalahannya kemarin karena gagal melaksanakan rencana mereka.
"Halo Van!" sapa Elina setelah panggilan tersambung.
"Apa sih? Lo ganggu aja malam-malam gini. Nggak tau lo, gue udah mimpi indah." Marah Vanya langsung karena telah mengganggunya.
"Santai anjir! Gue cuma mau ngasih tau lo, kalau rencana gue kali ini berhasil dan bisa dipastikan tu curut nggak bakalan bisa ke sekolah besok, karena dihukum papa gue." Jawab Elina dengan senyum miring menghiasi wajahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
AZALEA [Completed]
Fiksi Remaja⚠️Follow dulu sebelum membaca⚠️ Ini bukan kisah seorang cewek yang berkonflik dengan cowok bad boy, bukan juga kisah cewek yang humble ke semua orang dan berakhir disukai cowok idaman satu sekolah dan bukan juga kisah cewek yang dikejar seorang cowo...