Pagi hari,Jean sudah bersiap untuk menemani Jessica tanding. Jessica sudah bersama team dan coachnya untuk berangkat bertanding hari ini. Jean? Ia akan berangkat bersama sang kakak hari ini.
Jean dan Juan sudah tiba di tempat pertandingan,ia duduk di keramaian orang yang akan mendukung atlet dari negaranya itu. Namun siapa sangka,Jean mendapati satu orang yang sedang mengamati dirinya.
"Kak,kau merasa ada orang yang sedang menatap kita?" Ujar Jean tanpa memalingkan wajahnya kepada si pengutit tersebut,"apa kau baru merasakan hal itu? Dia sudah sedari tadi saat kamu ada di hotel ia sudah mengutitmu."
Jean menatap kakaknya kesal,"kenapa kamu gak ngasih tau aku sih kak,terus aku gak bawa alat perangku saat ini."
Juan tersenyum,"tenang aja,aku sudah membawa tas yang isinya alat perangmu dan dibawa oleh papah."
Ternyata Papah mereka menyamar menjadi juri badminton hari ini,tapi siapa sangka memang sang papah adalah mantan pemain badminton kelas atas.
Papah Juna melirik anaknya itu menandakan mereka harus waspada,Karna dilapangan pun musuh bisa mengincar mereka.
Pertandingan dimulai,Juan dan Jean fokus menyaksikan pertandingan hingga saatnya Jessica yang bertanding.
"Jessica Semangat." Jessica menatap sumber suara itu dan ia melihat Kak Juan disana dan Jessica tersenyum.
Pertandingan dimulai,Jessica mencetak skor yang lebih unggul dari lawannya. Hingga akhirnya Jessica mendapatkan pedali emas,namun saat Jean ingin mengampiri Jessica. Dari kejauhan ia melihat seseorang sedang bersiap memanga kearah Jessica,sontak Jessica mengambil tas miliknya dari papahnya dengan cepat tanpa membuat pelaku sadar pergerakan Jean.
"Jessica lari." Ucap Jean,lalu Jean membunus orang itu dengan anak panahnya.
"Kak,bawa Jessica pergi." Ucap Jean yang masih memanah orang itu,namun tidak disangka ternyata orang itu tidak sendiri.
"Aku tidak akan membiarkan mu sendirian Jean." Ucap Juan
"Apa ini yang terjadi?" papah Juna langsung melihat sekitar,mereka dikepung. Dengan cepat Juan membawa Jessica kedalam lingkaran keluarga dan anak buah mereka,"ini ada apa sebenarnya?"
"Aku akan menjelaskan mu setelah kita habisi mereka. Pah,Kak Juan sudah siap?"
"Aku siap menghabisi orang yang sudah ingin menyingkirkan adekku."
Syung
Jean mulai melepaskan anak panahnya,Juan langsung mengambil pedang nya. Juan tidak bisa menjauh Karna ia akan melindungi Jessica dan juga Jean dan papahnya.
"Dek,kamu habisi sisi kanan. Aku akan habisi sisi kiri,Jessica kamu jangan menjauh."
Dor
Dor
DorSuara tembakan yang dibalas oleh anak buah Jean,langsung membuat beberapa orang suruhan Laura terjatuh,"kak jangan sampai lengah."
Syung
Suara pedang Juan saat memotong badan orang yang menghalanginya,"kurang ajar,Laura kau akan membalas ini semua." Ucap Jean langsung ia tidak ketinggalan mengambil pistol yang sedari tadi ia sembunyikan.
Dor
Dor
dor1 jam kemudian mereka berhasil melumpuhkan orang suruhan Laura tanpa sisa,semua orang yang ada disana ketakutan saat mendapatkan penyerangan. Coach yang menanganin Jessica langsung memeluk Jessica,"kamu gapapa Jes?"
Jessica mengangguk,"saya baik saja,Jean dan keluarganya menyelamatkan saya."
Jean mengambil anak panah nya dari badan lawannya yang sudah tidak bernyawa,"mereka mengincar aku Jes,maafkan aku kamu sampai terlibat inseden ini."
Jessica berlari menuju Jean lalu memeluknya,"Jean jangan sepeti itu,kita sahabat. Makasih kamu sudah menyelamatkan ku,setelah pertandingan aku mau ikut berlatih bela diri denganmu boleh?"
Jean menatap Kak Juan menanyakan apakah Jessica boleh ikut dengannya,dan Juan mengizinkan.
Setelah insiden tersebut,Jessica dibawakan ke psikiater takutnya terjadi trauma atau hal lainnya.
Disisi lain,coach menghampiri Jean yang sedang berlatih di ruang latihan itu.
"Saya tidak menyangka,bahwa yang saya latih saat ini adalah musuh saya." Jean menatap coach tersebut,ternyata ia adalah Jaka musuh bebuyutan papahnya.
Jean segera memencet tombol yang ada di Cincinnya mengisyaratkan bahwa dirinya membutuhkan pertolongan,Jean dengan cepat mengambil panahan dan anak panahnya sekaligus.
"Kau mau ngapain Jean? Kau tidak akan bisa pergi,Laura harus memenangkan perlombaan besok."
Jean tersenyum miring,"oh ya? Siapa yang akan menang besok? Laura atau aku? Atau bahkan Laura yang akan mati ditangan ku?"
Coach menatap Jean dengan kesal,"aku tidak menyangka ternyata dirimu seorang mafia kejam,padahal kau wanita."
"Apasalahnya aku wanita menjadi mafia?" Jean menatap Juan yang sudah berada di belakang coach itu,ia mencoba mengukur waktu Hinga Jean memberi tanda untuk memukulnya.
Bugh
"Argh,anak sialan kau hanya berani melawanku dari belakang saja."
"Aku tidak akan diam kalau adikku diganggu orang bangsat kayak kau Jaka." Ucap Juan yang menahan badan Jaka dibawah kaki kekarnya itu.
"Bawa dia ke markas,jangan sampai dia lepas."
"Baik tuan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess and King Of Mafia
Фанфик(Selesai) Princess and King of Mafia,menceritakan kisah antara Princess Jeannette Gisella Owais yang merupakan putri mahkota Kerajaan Jerman yang memiliki kerja sampingan yang sangat ia rahasiakan dari kalayak publik yaitu princess mafia atau bisa d...