"gimana nih jadi gak ke mall?"tanya Arum kepada teman-temannya yang masih duduk santai di ruang makan.
"Aku mah gas aja,tapi Jean kau dirumah aja."ucap Jessica mengingat Jean baru keluar dari rumah sakit,seketika Jean menatap Jessica seperti tidak setuju.
"Lah,kenapa aku dirumah? Lagian aku udah mendingan kok." Ucap Jean namun tiba-tiba Derren menonyor dahi Jean membuat Dikta menatap tajam kepada sepupunya.
"Peace kak,dia kalau gak di nonyor duluan otaknya gak kembali ke setelan semula soalnya." Ucap Derren pembelaan sebelum Jean bersuara membuat Jean semakin menatap tajam lalu menginjak kaki Derren yang ada disebelahnya.
"Aduh,wah kak Jean kurang ajar kak gabisa nih di diemin." Sambung Derren yang tak terima kakinya di injak
"Kalau Jean mau ikut yaudah gapapa yang penting kita ikut."kali ini Gavin bersuara,sedari tadi Gavin tidak mau bersuara diantara para perempuan kali ini.
"What? Kalian ikut? No itu merusak quality time kita dong." Ucap Gea yang tidak terima jika para laki-laki akan ikut pergi bersama mereka.
Gavin menatap Gea tajam,Jean merasakan temannya ketakutan,Jean memegang tangan Gavin lalu ia tersadar dan merubah tatapannya,"biarin kita pergi ya kan girls time." Ucap Jean mencoba bernegosiasi kepada mereka
"Gaboleh." Ucap mereka para laki-laki bersamaan
"Tumben kompak banget kalian." Ucap Jessica saat mendengar penolakan secara bersama dari para laki-laki
"Aku gak mau dibunuh kak Juan pokonya aku akan ikut jean." Ucap Derren lalu melipat kedua tangannya seperti ngambek.
"Dih ngambek gak bakalan bisa nyariin keputusan kita." Ucap Arum yang sangat tidak suka dengan tindakan drama dari Derren.
Jean melepaskan tangannya,lalu menatap Dikta seperti meminta izin namun Dikta tidak akan bisa melepaskan Jean tanpa pantauan darinya,"Babe? Kamu boleh menikmati waktumu bersama teman -teman tapi aku sangat khawatir sama kamu jika terjadi yang kemarin akan terulang lagi."
Jean menunduk mengingat baru saja ia akan kehilangan dunianya lalu menatap kembali ke Dikta menatap kedua mata coklat yang indah itu dan memegang wajah Dikta dengan kedua tangannya,"aku akan nurut apapun keputusan kak Dikta."
"Pegang aja terussss lupa kalau disini jomblo semua." Omelan dari Jessica membuat Jean langsung melepaskan tangannya,namun Dikta langsung memegang tangan Jean.
"Terus ini gimana jadi apa gak sih." Ucap Arum yang ia merasa ini semakin lama dan tidak berangkat.
"Yaudah gini aja deh, perempuan ini biarin quality time terus kita ngikutin dari belakang." Ucap Dikta memberikan saran kepada mereka
"Gunanya pengawal apa coba bapak Dikta yang terhormat." Ucap Arum kepada Dikta
"Gini ya Arum,kan Jean habis dapet luka nih dari musuh. Anda sebagai teman apa mau dia terluka lagi gak kan?"tanya Derren yang membela sepupunya tersebut
Jean menarik nafasnya,"baiklah kalian para laki-laki boleh ikut,tapi jaraknya jauh ya biar kita perempuan menikmati waktu bersama okey?"
Para laki-laki setuju dengan keputusan Jean,Juan melangkah turun dari tangga,"kalian mau kemana?"
Jean berdiri lalu berjalan dimana sang kakak berada "Kak Juan,Jean izin main ya sama mereka. Izinin ya kak,ada kak Dikta juga kok." Ucap Jean seperti anak kecil sedang izin dengan orang tuanya
Juan menatap semua orang lalu menatap adiknya itu,"tapi kamu baru terluka dek,gimana kakak gak khawatir. Kamu ditemenin sama pengawal ya." Ucap Juan sambil memegang pundak Jean
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess and King Of Mafia
Fiksi Penggemar(Selesai) Princess and King of Mafia,menceritakan kisah antara Princess Jeannette Gisella Owais yang merupakan putri mahkota Kerajaan Jerman yang memiliki kerja sampingan yang sangat ia rahasiakan dari kalayak publik yaitu princess mafia atau bisa d...