bab 29 - Dikta cemburu

45 12 0
                                    

"hoam." Jean terbangun dari tidurnya dan terkejut saat dirinya tau sudah ada dirumah.

Jean segera mengambil ponsel miliknya mungkin masih ada di dalam tas miliknya namun tidak ada,"siapa yang ngecharger ponselku? Gak mungkin dong Gavin,apa mungkin kak Dikta aku harus menghubunginya." Ucap jean saat mengetahui jika ponselnya sudah tercharger selama ia tertidur

Jean mencari kontak Dikta lalu melakukan panggilan.

*Telfon*
"Halo kak?"

"Halo babe,gimana tidurmu?"

"Apa kak Dikta kemarin kerumah? Apa kak Dikta juga yang mengisikan ponselku?"

"Babe,aku menanyakan gimana tidurmu kenapa kamu bertanya kembali?"

"Tidurku sangatlah nyenyak kak,udah kan? Sekarang jawab pertanyaan ku."

"Iya iya,kemarin aku menunggu kamu pulang babe dan aku yakin kamu akan melupakan ponselmu jika kamu kelelahan. Yasudah segera mandi dan bersiaplah setelah ini aku akan kerumahmu dan mengantarmu ke tempat latihan,kamu gak lupa soal pertandingan kan?"

"Baiklah,aku akan segera mandi aku tutup ya kak."

"Love you babe."

"Love you more kak."

Jean mematikan panggilan dan langsung ke kamar mandi untuk melakukan ritualnya.

Setelah selesai,Jean keluar kamar tidak lupa dengan alat panahan miliknya yang khusus untuk olahraga bukan menyerang lawan. Saat ia berjalan keruang makan,terlihat Juan sedang sarapan pagi. Dengan cepat,Jean memeluk kakaknya dari belakang.

"Astaga ini anak gaada suara tiba-tiba dibelakang saja." Omel Juan saat mengetahui Jean sudah berada dibelakangnya

Jean tersenyum tanpa dosa lalu memilih duduk di depan sang kakak,"kak Juan tidak ke istana? Apa kak Juan tidak merindukan papah mamah?"

Juan menatap Jean,"apa kau tidak merindukan mereka? Kenapa kau malah menanyakan hal yang seharusnya aku tanyakan kepadamu."

Jean mengambil roti panggal serta selai coklat dan tidak ketinggalan dengan messes coklatnya,"Je jaga pola makanmu,kau akan melakukan pertandingan."

"Aku ngerti kok kak,lagian Jean akan makan roti ini saja sepanjang latihan." Ucap Jean sambil memakan sarapan paginya

"Permisi tuan Nonna,ini bekal untuk Nonna Jean latihan." Pelayan membawakan bekal milik Jean yang berisi buah melon dan strawberry favorit Jean

"Makasih bi."

Jean melanjutkan sarapannya lalu meminum smoothies strawberry miliknya,"hari ini kegiatan kakak apa aja?"

"Aku akan pergi ke kampus dulu ada yang harus aku selesaikan disana,oh ya Je kau berangkat bersama Dikta kan? Aku harap kalian hati-hati." Jean seketika menatap sang kakak

"Ada apa kak?" Tanya Jean penasaran dengan ucapan sang kakak

"Gaada,aku berangkat dulu. Katakan pada Dikta bawa mobilnya pelan-pelan atau akan ku bunuh,hahhaa semangat Je." Ucap Juan sebelum pergi Juan mencium kening Jean lalu pergi meninggalkan Jean yang masih sibuk degan sarapan paginya.

Tidak lama kemudian Dikta datang lalu memeluk kekasihnya,"sudah sarapan babe?"

Jean membalas pelukan Dikta,"sudah aku juga sudah siap."

Mereka berdua akhirnya msuk kedalam mobil Dikta,terlihat Arum sedang menyirami tanaman bunga miliknya. Jean hanya melambaikan tangannya lalu melanjutkan perjalanannya sampi ke tempat latihan,"hm kak,aku masih sedikit trauma dengan insiden beberapa bulan lalu yang dilakuin Laura." Jean teringat bagaimana pertandingannya di hancurkan oleh Laura menjadikan pertandingan itu berdarah memakan banyak korban tidak bersalah.

Princess and King Of MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang