Seperti yang sudah dijadwalkan, hari ini Gavin dan Jayden akan tiba di Jakarta untuk menggantikan Jean menghukum Jake dan Robert karna sudah melakukan percobaan penculikan Gerald. Axel yang ditugaskan menjemput Gavin dan Jayden, ia sudah tiba di bandar udara Internasional Soekarno - Hatta.
Gavin dan Jayden memutuskan untuk mengambil koper terlebih dahulu sebelum keluar menemui Axel,"Sudah semua kan kak?" tanya Gavin kepada Jayden, lalu mereka berjalan beriringan sampai akhirnya bertemu dengan Axel di depan mereka.
Kemudian, Axel membantu mereka memasukkan koper mereka ke dalam bagasi.
brak
"Gimana Jake dan Robert, Axel?"tanya Gavin
"mereka memberontak ingin dibebaskan tuan, namun anda sudah tau bagaimana kejamnya tuan Justin menjaga mereka sesuai amanat yang diberikan Nyonya Jean kepadanya."ucap Axel sambil mengemudikan mobil.
Jayden sangat peka terhadap sekitar lalu menatap Gavin,"ada apa? kenapa raut mukamu seperti di tekuk?"
"tidak kak, hanya merasa sesak gitu tau kalau kak Justin masih menjaga kepercayaan Jean."ucap Gavin
"kenapa kau seperti anak remaja sih padahal udah mau anak 2, lebih tegas lagi dong Gavin. Mau kalah sama Jean hm? Justin melakukan sesuai dengan perintah yang sudah diamanatkan oleh Jean karna Justin menjaga kepercayaan Jean dikesempatan ke 2 nya kali ini. Bukan berarti Justin ingin merebut Jean."ucap Jayden.
Entah mengapa sebenarnya, Gavin sendiri juga merasakan sensitif seperti yang dirasakan oleh Jean. Namun, Gavin tidak separah Jean yang menangis tiba-tiba,"Gavin, aku merasa adiknya Gerald perempuan deh. Kalau dilihat- lihat ya kau dan Jean sama-sama sensitif,biasanya anaknya cewe."
"oh ya? pas dong anak aku cewe cowo."ucap Gavin
"aku juga menantikan jika kalian memiliki anak perempuan, apa dia akan menuruni sifat Jean yang galak, dingin, tegas, dan kejam? atau malah jadi cowo gila kayak papinya."ucap Jayden sambil menggoda Gavin, karna meminggat bagaimana gilanya Gavin mendapatkan Jean dimasa muda mereka.
Sekitar 1 jam kemudian, mereka sudah tiba di markas. Mereka memutuskan untuk pergi ke markas Asia Of Mafia terlebih dahulu sebelum mengunjungi Oma dan Opa. Saat mobil yang dikemudikan oleh Axel tiba didepan markas, anak buah Gavin langsung membukakan pagar saat mengetahui jika yang dibawa Axel adalah pemimpin mereka telah tiba, Axel lalu menjalankan mobilnya dan berhenti tepat di depan pintu utama markas besar Asia Of Mafia.
Mario langsung membukakan pintu untuk Gavin, mengingat dirinya tidak ikut kembali ke Berlin kemarin. Gavin berjalan keluar dari mobil bersamaan dengan Jayden di sisi yang berlawanan, anak buah Gavin segera membantu membawakan koper yang ada di bagasi,"bagaimana dengan markas Mario?"tanya Gavin, namun Mario terdiam.
"Kita masuk dulu saja tuan, tidak enak jika pembicaraan ini di dengar orang lain."ucap Mario dan Gavin setuju.
Gavin dan Jayden dibawa ke ruang pribadi milik Gavin di markas utama tersebut, terlihat sangat besar dan rapi itulah hal pertama yang dilihat oleh Jayden,"perasaan sudah kau tinggalin tapi masih bersih saja."
"karna aku meminta mereka tetap menjaganya, suatu saat seperti sekarang aku pulang secara mendadak."ucap Gavin, sambil mendudukkan badannya di salah satu sofa yang ada diruangannya.
Sebelum Gavin duduk, ia sempat mengambil laptop yang ada di ruangannya tersebut, dan membuka aplikasi untuk melihat rekaman cctv disekitar Markas utama,"Gavin, dia siapa? kenapa mencurigakan?"tanya Jayden tiba- tiba saat melihat sebuah foto yang ada di dalam ruangan Gavin.
Diruangan milik Gavin, terdapat foto bersama Gavin beserta asisten dan anak buahnya. Gavin berdiri dari tempat duduknya, "Namanya Roman, dia salah satu anak buahku dari aku masih remaja dan saat itu Asia Of Mafia dipimpin oleh Kak Dikta."ucap Gavin
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess and King Of Mafia
Fanfiction(Selesai) Princess and King of Mafia,menceritakan kisah antara Princess Jeannette Gisella Owais yang merupakan putri mahkota Kerajaan Jerman yang memiliki kerja sampingan yang sangat ia rahasiakan dari kalayak publik yaitu princess mafia atau bisa d...