"taruh kedua peti itu di depan gerbang rumah mereka."
"Siap tuan Axel."
Setelah meletakkan kedua peti tersebut,anak buah Jean yang diperintahkan Gavin meninggalkan rumah kediaman keluarga Wiryatama.
Seorang penjaga rumah berjalan menuju gerbang saat melihat sesuatu di dalam peti bergerak,"kok bergerak? Jangan - jangan hantu?"
Tiba-tiba peti tersebut terbuka,"tuan gading?"
Penjaga rumah segera membantu Gading keluar dari dalam peti tersebut,"pak,peti itu Gendis pak." Ucap Gading dengan terisak-isak,pertama kalinya gading mengeluarkan air mata di depan orang pekerja rumahnya.
Penjaga rumah tidak paham maksud Gading ia sontak langsung membuka peti satunya dan alangkah terkejutnya ia melihat tubuh gendis yang sudah banyak luka dan dingin,menandakan jika gendis sudah tewas. Penjaga rumah segera memanggil orang tua gading,semua orang terkejut akan kabar jika anak bungsu mereka tewas.
Tuan Wiryatama mengangkat Gading yang kondisi badannya sudah terluka,"siapa yang membunuh adikmu kak?" Ucap Tuan Aldi Wiryatama kepada anak sulungnya tersebut.
Nyonya Chintya sudah terjatuh saat mengetahui putri kesayangannya sudah tiada,"Mas,siapa yang berani melakukan kepada Gendis mas." Aldi segera memeluk istrinya
"Mas akan membalaskan dendam ke orang yang membuat anak kita kehilangan nyawanya." Ucap Aldi menyakinkan bahwa dirinya akan membalaskan semua yang membuat putri kesayangannya tewas.
Aldi meminta anak buahnya mencari CCTV kegiatan gendis hari ini dari pagi hingga saat gendis dinyatakan hilang,"yang saya dapatkan hanya di pameran seni saja pak,disana memang ada keributan. Dan disini jelas ada 2 orang yang berusaha Nonna gendis menyerang mereka." Ucap anak buah Aldi menjelaskan yang ada di video tersebut.
Gading sangat ketakutan jika orang tuanya akan membalas dendam kepada Jean,mengingat dirinya yang tidak jadi meninggal karna Gavin tidak menghabisinya. Aldi menyadari ketakutan putra sulungnya tersebut,"kak jawab siapa yang melakukan ini? Apa benar gendis menyerang 2 orang ini?" Tanya Aldi sambil menunjukkan video tersebut
"Benar,tapi mereka menyerang gendis duluan pah."ucap Gading berbohong,membuat tuan Aldi semakin marah
"Cari kedua orang itu dan bawa dia ke hadapanku." Ucap Aldi kepada anak buahnya.
Disatu sisi
Terlihat Jean dan Gavin sedang memakan pesanan yang mereka pesan bersama anak buahnya,"kenapa kau tidak membunuh gading dan malah melepaskan nya?"
Gavin menoleh kearah Jean lalu kembali menatap televisi yang sedang mereka tonton,"aku hanya ingin tahu seberapa berani dia mengatakan bahwa kita pembunuh adiknya kepada Aldi Wiryatama."
Jean menoleh kearah Gavin,"wait? Aldi Wiryatama? Siapa itu? Papahnya mereka?" Gavin mengangguk tanpa menoleh kearah Jean
"Eh tapi kan yang bunuh gendis aku,ya jelas pasti sasarannya aku." Ucap Jean kembali mengambil Snack miliknya dan ia menyantapnya
Gavin terdiam,mengingat apa yang baru saja Jean katakan,"Je kalau begini kau jadi inceran mereka."
"Gak masalah,aku pengen tau seberapa kuat keluarga pembual." Ucap Jean dengan santai
Kebesokan harinya dikediaman rumah Wiryatama sudah ramai orang mengantarkan jenazah gendis,Aldi segera menyuruh anak buahnya terus mencari informasi siapa pembunuh anak bungsunya.
Toktoktok
"Masuk." Ucap Aldi
Anak buah Aldi membuka pintu kantor Aldi,lalu berjalan mendekat kepada Aldi,"maaf tuan ini dokumen pelaku pembunuhan nonna gendis."
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess and King Of Mafia
Fanfic(Selesai) Princess and King of Mafia,menceritakan kisah antara Princess Jeannette Gisella Owais yang merupakan putri mahkota Kerajaan Jerman yang memiliki kerja sampingan yang sangat ia rahasiakan dari kalayak publik yaitu princess mafia atau bisa d...