Bab 49 - Terima kasih kak dikta

25 9 0
                                    

Juan dan Gavin mengurus semua administrasi Dikta,Jean belum juga sadar Jessica masih setia menemani Jean.

"Dek kamu bisa makan dulu,kak Justin ganti jaga Jean kamu makan dulu" Justin memberikan roti kepada Jessica mengingat Jessica belum makan malam dan lebih memilih menemani Jean.

Juan dan Gavin telah selesai mengurus keperluan Dikta,Gavin juga sudah memberi kabar kepada mamahnya tentang kak Dikta dan dikabarkan mamahnya akan tiba besok malam bersama tuan Juna dan nyonya Beatrice.

Juan masuk ke dalam kamar Jean,"belum sadar Jean?" Jessica menggelengkan kepalanya

"Kak Dikta gimana kak?"tanya Jessica,Juan mengelus rambut Jessica.

"Tenang aja urusan Dikta sudah selesai,Dikta dikebumikan menunggu mamahnya sampai jakarta kemungkinan lusa pagi baru dimakamkan." Ucap Juan,dan Jessica mengangguk paham

Juan menatap Justin,"tolong jaga Jean untuk sementara waktu,aku akan mengurus pemakaman Dikta bersama Gavin."  Juan langsung keluar dari ruangan Jean dan mengurus semua keperluan pemakaman Dikta.

Derren yang baru saja tiba langsung ke ruangan Jean Karna dia sangat khawatir dengan kondisi Jean,Derren baru saja menghubungi pihak kampus untuk memberikan Jean,jessica dan dirinya cuti menemani pemulihan kondisi Jean.

"Derren?" Jessica langsung memeluk Derren,Derren tau Jessica juga khawatir kondisi Jean saat ini.

"Percayalah,Jean akan segera sadar." Ucap derren yang berusaha menenangkan Jessica,padahal dirinya juga merasakan terpukul kehilangan sosok kakak yang sangat baik kepadanya.

"Urusan kampus bagaimana Derren?" Tanya Jessica saat melepaskan pelukannya dari Derren

"Tenang aja,aku sudah meminta cuti untuk kita bertiga. Dan aku rasa,Gea Arum dan kak Alvin segera kesini." Ucap Derren mengingat sejak Jessica ke Indonesia belum memberikan kabar kepada kedua sahabatnya itu,karna kondisi lawan di Indonesia sangatlah berat.

Ugh

Semua orang menatap Jean yang sedang berusaha membuka kedua matanya,"kak Dikta?"

Jean melihat sekeliling,ia tidak menemukan keberadaan kak Dikta,"Jes? Kak Dikta mana? Bukannya kemarin dia ada disini saat aku belum sadar? Kemana dia sekarang? Oh aku tau pasti sedang bersama kak Juan ya?"

Jessica menahan air matanya,ia bingung harus mengatakan apa kepada Jean. Jessica takut salah bicara mengakibatkan Jean tidak sadarkan diri lagi,"Je,kamu harus tenang aku akan mengatakan dimana Dikta tapi kamu harus janji kamu harus tenang mengerti?" Ucap Justin dan Jean setuju.

Justin melihat Jessica dan derren,"maafkan Dikta Je,Dikta sudah mengingkari janjinya untuk selalu menemanimu tapi dia menitipkan ini kepada Derren untuk diserahkan kepadamu." Justin memberikan sebuah kotak besar dari Dikta untuk Jean,Jean menerima kotak itu lalu membukanya.

Isi kotak itu adalah semua barang keinginan Jean yang tidak ia sebutkan tapi sangat ingin Jean miliki,seperti boneka perhiasan dan masih banyak lagi. Didalam kotak itu juga ada barang pemberian dari Jean yang disimpan oleh Dikta di dalam kotak itu dan ada surat juga,Jean mulai membaca surat tersebut.

Dear Jeannette Gisella Owais,
Hai sayang,kamu lagi baca surat ini kan? Pasti Derren sudah menerima kotak ini dan diberikan kepada kamu sekarang,hai cantik jangan menangis ya dan jangan pernah menyalahkan dirimu atas takdir yang Tuhan ciptakan. Barang-barang ini memang sengaja aku simpan,agar suatu saat jika aku pergi kamu bisa menyimpannya. Hahhaa seru sekali bisa berbagi cerita sama kamu,hm sayang terima kasih kamu sudah menerima aku sebagai orang yang menghiasi diary kamu. Terima kasih kamu sudah memperbolehkan aku masuk ke dalam cerita kehidupanmu,aku sangat bersyukur bisa memiliki kamu. Sayang,maaf jika aku mengikari janjiku untuk selalu ada bersamamu,tapi aku sudah bahagia bersama tuhan dan papah. Sayang,kamu akan selalu menjadi wanita yang paling penting setelah mamah. Cantik,aku hanya ingin kamu terus melanjutkan hidupmu,kamu tidak lupa janji kamu untuk terus menjadi orang kuat menjadi kan rumahmu ada taman indah seperti apa yang kita inginkan kamu harus wujudkan itu. Cantiknya aku,aku izin pamit ya kamu gaboleh sedih nanti aku juga sedih ya,teruslah senyum Karna aku menyukai senyumanmu seperti kita pertama kali bertemu. Aku sangat tidak menyesal menjadi asisten pribadi Kak Juan dan berakhir menjadi pasangan mu meskipun gak seumur hidup,cantik terima kasih semuanya aku akan selalu ada disisimu.

Love you cantik
Dikta

Jean menangis,derren dan Jessica langsung memeluk Jean. Tidak lama kemudian Tino dan Axel membuka pintu ruang Jean dan menghampiri Justin,"jenazah Dikta akan dibawa ke gereja keluarga nonna Jean." Justin mengangguk

Tidak lama kemudian Jean melepaskan pelukan saat mengetahui Tino dan Axel ada disana,"dimana kak Dikta?"

Mereka berdua menundukkan kepalanya,"nonna,jenazah Dikta akan di bawa ke gereja untuk di doakan disana."

"Gak ini gak mungkin,Derren katakan kak Dikta tidak akan meninggalkan ku kan?" Tanya Jean

Derren tidak kuat melihat Jean yang sangat berantakan,"je,tenangkan dirimu kau sudah berjanji kepada kak Justin untuk tenang."

"Gak,kak Dikta akan selalu bersamaku benar kan kak Justin." Justin tidak bisa menjawab.

15 menit Jean mencoba menenangkan diri,"okey aku akan ikut kalian ke gereja."

Jessica langsung membantu membawa perlengkapan Jean untuk dibawa ke dalam mobil,Justin mendorong Jean menggunakan kursi rodanya Karna takut tiba-tiba Jean tidak sadarkan diri lagi. Setiba di mobil,Justin langsung menggendong Jean masuk ke dalam mobil. Saat Jean masuk kedalam mobil ia terdiam sebentar,"mengapa kita pakai mobil ini? Dimana mobilku kemarin?" Jean menyadari jika mereka menggunakan mobil milik Juan,mobil Jean digunakan oleh Juan untuk mengurusi jenazah Dikta ke gereja.

"Iya tadi kak Juan menukarkan mobilmu." Ucap Derren,lalu Tino melajukan mobilnya menuju pemakaman. Sepanjang jalan,Jessica memegang tangan Jean Karna sepanjang jalan Jean hanya melamun.

30 menit mereka tiba di rumah duka milik keluarga Owais,disana sudah banyak orang dari keluarga Kaliandra sudah berkumpul. Jean keluar dari mobil dan masih setia memegang tangan Jessica,"semua akan baik-baik Jean." Bisik Jessica.

Semua orang duduk di kursi yang disediakan untuk memulai upacara penghormatan,Dikta berpesan untuk di kremasi saja agar abunya bisa menemani Jean kapanpun. Jean masih setia duduk ditemani oleh Derren dan Jessica disana,semua orang banyak yang berlalu lalang.

"Derren?" Sapa seseorang,Derren berdiri dan memeluk orang tersebut

"Turut berdukacita cita ya sayang, kak Dikta orang baik." Derren melepas pelukannya.

"Mah,ini Jean kekasihnya kak Dikta." Derren memperkenalkan Jean kepada mamahnya,Jean tersenyum.

"Astaga,sayang Tante turut berdukacita ya kamu pasti sangat kuat. Tante izinkan Derren menemani kamu sayang."

Jean tersenyum,"terima kasih Tante."

Mamah derren duduk disebelah Derren,"kenapa mamah baru tau Dikta memiliki kekasih sangat cantik,sepertinya seusiamu ya dia?" Bisik mamah

"Iya dia seusia derren,dia sangat sempurna maka dari itu kak Dikta menyayangi Jean."bisik derren

"Sayang,kenapa mamah melihat ada orang-orang kerajaan Jerman datang kesini? Apa ada seseorang yang dekat dengan Dikta?"

"Mah,kekasihnya kak Dikta itu anak dari raja Jerman sekarang. Mangkanya ada orang-orang dari kerajaan Jerman langsung datang kesini untuk membantu kremasi kak Dikta."

Juan menghampiri Jean saat melihat Jean sudah ada di dalam rumah duka,Juan memeluk sang adik,"kamu yang kuat dek,Dikta sudah gak sakit lagi sekarang."

"Kak,ini semua salahku kalau saja kak Dikta tidak kecapean dia pasti masih ada disini." Ucap Jean sesegukan dalam pelukan Juan

"Tidak sayang,ini bukan salah kamu. Ini semua sudah menjadi takdir Dikta." Ucap Juan

Akhirnya semua persiapan dirumah duka telah selesai,mereka satu persatu pulang kerumah karna prosesi kremasi akan dilakukan besok setelah mamah dari Dikta tiba. Jessica meminta izin kepada Justin untuk menemani Jean di rumahnya,Jean juga sangat membutuhkan Jessica untuk menemani nya. Namun Derren,Gavin ikut menginap dirumah Juan mengakibatkan Justin ikut juga dengan alasan berjaga-jaga agar Jean tidak melakukan hal berbahaya.

Princess and King Of MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang