Bab 115 - Kekhawatiran

23 8 0
                                    

Di sebuah mansion super mewah dan megah yang dibangun dikota Berlin,Jerman. Di pagi hari sudah di buat keributan oleh suara tangisan entah dari mana,Gavin pada saat itu baru saja tiba dari olah raga pagi sendiri segera mencari putra sulungnya.

"Gerald? Kamu sudah bangun kak?"tanya Gavin sambil membuka kamar tidur nya namun tidak menemukan putra nya,Gavin segera mencarinya hingga terdengar isakan yang semakin keras.

"Hiks hiks hiks,Hua."

"Astaga kak,ada apa sayang?" Gavin menggendong Gerald dan membawanya ke meja makan,Gerald memeluk Gavin dan tidak ingin melepaskan dari pelukan sang papi.

"Kakak,kangen Ami api." Ucap Gerald di sela-sela isakannya.

Gavin melepaskan pelukan dan menatap wajah putra sulungnya,"kakak kan tau,Ami sedang mengerjakan sesuatu dan akan segera pulang menemui kak Gerald. Jadi kak Gerald harus sabar ya." Namun Gerald menggelengkan kepalanya,"kakak sudah kangen Ami,please." Gerald mengatakan hal itu dengan mata berbinar.

Tidak lama kemudian Jayden pun terbangun,"ada apa Gavin? Aku mendengar Gerald menangis,kenapa boy?" Gerald langsung merentangkan kedua tangannya saat tau paman kesayangan datang,"aman,jemput Ami yuk."

Jayden menatap keponakannya itu merasa jika sudah kesepian tanpa maminya,"kak Gerald,mami sedang bekerja dan kita tidak bisa mengganggu. Nanti kalau kita mengganggu Ami tidak akan segera pulang dan bermain dengan Gerald gimana?"

"Hua,api aman kenapa jahat sekali." Ucap Gerald dan tangisannya semakin keras.

"Kak,sudahlah jangan bikin putraku merasa maminya tidak akan pulang menemuinya." Ucap Gavin dan mengambil alih Gerald.

Gavin menatap kedua mata indah putra sulungnya tersebut,"kak,mami berjanji kepada kakak jika mami akan pulang right? Jadi kakak disini harus nurut sama papi dan paman Jayden,nanti mami akan segera pulang."

"Api janji?" Gavin mengangguk.

"Yaudah sekarang,kakak ikut papi saja yuk kita ke mall beli mainan." Seketika Gerald senang saat tau papinya akan mengajaknya membeli mainan. Gavin segera menggantikan baju Gerald dan bersiap menuju mobil,"kak Jayden titip mansion dulu,aku mau ke mall belikan Gerald mainan."

Jayden menoleh kearah Gavin yang sudah menggendong Gerald,"kenapa kau tidak mengajakku saja Gavin? Aku tidak miskin hanya untuk membelikan mainan Gerald."

Gavin menghela nafasnya,"aman, api kan yang mengajak akak beli mainan. Jadi aman disini saja jaga lumah okey?" Gavin menahan tawanya saat Gerald yang menjawab pernyataan Jayden.

Jayden mensetarakan Gerald yang berada digendongan Gavin,"sayang,paman bisa membelikan banyak mainan untuk kakak yuk beli sama paman saja."

"Tidak mau aman, akak mau sama api aja ya."kali ini Jayden merasa kalah dengan keponakannya,dan akhirnya ia menyerah untuk membiarkan Gerald bersama Gavin.

Gavin melajukan mobilnya setelah Gerald duduk dipasangkan selt belt nya,"api,Ami pulangnya masih lama?"

"Tidak akan lama sayang,akak harus lebih sabar okey? Kalau sudah pulang kita jemput ami bersama." Ucap Gavin,sedangkan Gerald senang melihat jalanan melalui kaca mobil.

Gavin dan Jean memang jarang mengajak Gerald keluar mansion,Karna setiba dari Swiss ternyata Jean mengandung lagi membuat Gavin lebih protektif untuk kehamilan kedua Jean.

Setiba di basement mall,Gavin segera menggendong Gerald dan berjalan menuju pintu masuk mall setelah menutup kembali pintu mobil.

Sepanjang jalan,banyak yang berisik tenang Gavin yang berjalan sendiri dengan seorang anak kecil dan banyak bisikan yang menanyakan istrinya kemana. Hal itu ternyata tertangkap oleh Gerald, anak kecil itu menghampiri salah satu perempuan yang berbisik tentang papinya.

Princess and King Of MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang