"kenapa kalian tidak memperbolehkan ku melawan Brandon sendirian sih." Jean sangat kesal dengan keputusan kakak dan kekasihnya tersebut.
"Kamu pengen kita jadi gila kalau kamu kenapa-kenapa sayang? Jangan lakukan hal bodoh." Ucap Gavin dengan sedikit membentak Jean,seketika itu Jean yang sedari dulu tidak pernah dibentak merasakan ada sesuatu yang membuatnya sedih lalu Jean meninggalkan ruangan tersebut dan pergi ke mansion Jayden.
Gavin yang sadar Karna membentak Jean langsung menyusul masuk ke mansion,Gavin tiba di depan kamar Jean ia mengetuk pintu namun tidak ada jawaban. Hingga,Arion menghampiri nya,"biarkan saya yang mencoba menenangkan nonna tuan."
Gavin mengangguk lalu meninggalkan kamar Jean dan pergi ke kamarnya.
Toktoktok
"Nonna,ini saya Arion."
Tidak ada jawaban dari Jean sama sekali,Arion tetap mengetuk pintu kamar hingga 1 jam sudah berlalu. Jayden juga sudah ada di depan kamar Jean menunggu sang adik mau keluar namun tak kunjung membuka pintu,"Maaf tuan,apa tidak lebih baik kita dobrak saja pintu kamarnya?"
Jayden langsung menatap Axel yang mengatakan jika harus merusak pintu kamar yang ada di mansion,"maksud saya,Karna kita khawatir kondisi nonna alangkah baiknya kita dobrak saja."
Akhirnya Jayden menyetujui pendapat Axel,mereka mendobrak pintu kamar Jean bersama-sama hingga pintu itu berhasil terbuka. Namun,mereka tidak menemukan sosok Jean didalam sana. Semua berpencar mencari posisi Jean,"maaf tuan Jayden,koper milik nonna Jean ada disini. Nonna Jean hanya membawa ponsel, dompet dan membawa alat penting saja seperti senjata tajam yang biasa nonna gunakan."
"Sial,shit kamu kemana dek?"ucap Jayden mengumpat,Jayden berjalan kearah meja yang biasa digunakan Jean melacak lokasi. Jayden menggeser ke bawah layar tersebut hingga menemukan lokasi dimana Jean berada,"Susul Jean ke Belanda sekarang,dek please jangan gegabah."
Gavin menghampiri Jayden,"Jean keras kepala kak,dia ingin menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa mau merepotkan kita. Tapi masalah ini,dia sangat gegabah kita susul dia kak." Jayden mengangguk lalu keluar mansion,meminta semua anak buah Jayden ikut menyusul Jean ke Belanda.
Didalam mobil yang dikendarai Jayden sudah ada ke 5 asisten Jean dan juga Gavin,mereka sedang mencoba menerobos sistem Jean namun tidak bisa terlacak.
Gavin juga sudah mencoba namun hasilnya juga sama,"Jean tidak membawa alat pelacak?" Semua asisten Jean menggelengkan kepalanya,"semua alat pelacak nonna diletakkan di kamarnya tuan."
Gavin frustasi,"kamu dimana sayang."
Disatu sisi,Jean mengendarai mobilnya menuju salah satu rumah sahabat masa kecilnya yang sempat ia hubungi sebelum meninggalkan mansion. Jean menghentikan mobilnya di depan rumah,lalu Jean keluar mobil dan mengetuk pintu. Tidak lama kemudian seorang gadis membuka pintu dan memeluk Jean,"long time no see Jean."
"Long time no see Alice,gimana kabarmu?"tanya Jean kepada Alice
Alice mempersilahkan Jean masuk kedalam rumahnya,"apa yang bisa aku bantu Jean?"
Jean mengeluarkan sebuah kertas dari tas yang dia bawa,"aku membutuhkan beberapa racun dan senjata baru yang ingin aku gunakan,aku dengar-dengar kau berhasil menciptakan senjata tajam super fantastic."
Alice,iya dia adalah perempuan hebat seperti Jean ia mampu meracik racun bahkan bom apapun yang ingin Jean miliki termasuk senjata tajam Alice membuatnya sendiri. Alice,sahabat kecil Jean yang ada di Indonesia dan di angkat menjadi saudara perempuan Jean. Namun Karna kepintaran Alice dalam ilmu meracik obat, Alice meminta untuk berpindah ke daerah Swis untuk mengasingkan dirinya namun Alice siap membantu Jean kapanpun Karna berkat Jean ia juga bisa terkenal di dunia bawah sebagai peracik racun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess and King Of Mafia
Fanfiction(Selesai) Princess and King of Mafia,menceritakan kisah antara Princess Jeannette Gisella Owais yang merupakan putri mahkota Kerajaan Jerman yang memiliki kerja sampingan yang sangat ia rahasiakan dari kalayak publik yaitu princess mafia atau bisa d...