bab 4 - Penyusup

147 17 0
                                    

Hari ini adalah hari dimana Jean akan mengikuti lomba olahraga panahan tingkat internasional yang diselenggarakan di Berlin,Jean dan keluarga sudah siap mengantar Jean pergi ke Berlin.

Jean dan keluarga berdoa dipimpin oleh pendeta keluarga mereka,"Jean,saya perpesan kepada kamu berhati-hati lah dan fokus dengan target mu. Jangan sampai lengah." Ucap pendeta yang tidak lain adalah pamannya sendiri tersenyum melihat keponakannya sudah sukses dengan jalan yang ia pilih,namun tidak kemungkinan bahwa Jean mengikuti jejak kakeknya yang merupakan pimpinan Mafia Jerman.

"Baik paman, terima kasih sudah memberkati Jean."

"Jeremy ,kami pamit dulu. Kau jaga rumah nanti anak buahku akan ikut menjaga rumah ini." Ucap Papah Juna kepada adiknya itu,mereka segera berangkat menuju bandara Karna Jean harus ikut dengan rombongan yang khusus mengantar atlet mereka menuju Berlin.

"Nah itu dia Jean,ayo kesini setelah ini kita berangkat." Ucap Coach saat melihat Jean dan keluarganya tiba di bandara.

Akhirnya mereka mengudara,sampai tidak terasa mereka sudah tiba di Berlin. Mereka segera keluar dari bandara setelah mengambil koper mereka,jemputan bus juga sudah sampai.

 Jean masuk kedalam bus duduk dengan sahabatnya Jessica yang merupakan wakil dari badminton putri,"Hai Jean,gimana kabarmu?" Jean tersenyum kepada Jessica,"kabarku baik,gimana kabarmu?"

Jessica tersenyum,"kamu diantar sama Paman Juna dan bibi Beatrice Jean?"

"Kak Juan juga ikut."

Jessica yang mendengar nama Juan langsung tersenyum semangat,"benarkah kakakmu ikut ke Berlin? Aku akan semangat memenangkan medali emas."

Jean tau jika sahabatnya ini sangat menyukai sang kakak,namun Karna Kak Juan jarang ke Jerman jadinya ia tidak terlalu kenal sahabat dekat adiknya tersebut. Akhirnya mereka tiba ditempat penginapan tersebut,Jean dan Jessica satu kamar. 

Mereka langsung mencari kamar mereka saat sudah mendapatkan kunci kamar milik mereka,"Akhirnya sampai,Jean kamu lomba kapan?"

Jean yang sedang membongkar kopernya itu tidak mendengarkan apa yang diucapkan Jessica,"Je,Kamu lomba kapan?"

"Ah sorry Jessica aku tidak mendengarkanmu,lombaku ya? Masih lusa sih. Kamu besok ya? Aku akan menontonmu dan aku akan mengajak kak Juan untuk menontonmu." Ucap Jean sambil membalikkan badannya menghadap Jessica

"Benarkah? Asik,makasih Jean. Kalau kamu sudah selesai, mari kita istirahat."

Jean langsung pergi ke kasur miliknya,yaps kamar mereka disediakan 2 kasur terpisah. Mereka terlelap hingga,Jean terbangun seperti ada suara keributn diluar. Seketika Jean menyalakan alat yang ia rakit untuk menghubungkan keluarga dan anak buahnya yang memang sengaja ia tugaskan ikut perlombaan dirinya.

"Je,ada penyusup di hotelmu. Sepertinya ini suruhan Laura. Aku akan tiba kesana sama papah,kamu jangan gegabah ingat Jean?"

Jean mengangguk,lalu ia melihat Jessica yang sudah terlelap,"maafin aku Jes,aku akan meninggalkanmu sebentar."

Jean mengambil alat yang didesain bisa mengeluarkan senjata dari cincin yang diberikan sang kakek saat ia membantu perang yang ada di Jerman beberapa tahun yang lalu,tak lupa Jean mengambil anak panah dan panahan dan tidak lupa dengan pistol,pisau dan juga pedang.

Jean masukkan semua alat itu kedalam tas yang di desain seperti tas gitar tapi ini isinya senjata tajam,Jean membuka pintu hotel pelan-pelan dan benar saja disisi kiri ada penyusup yang seperti mencari seseorang. Orang itu melihat Jean,dengan segera ia menyerang Jean. Namun ia terlambat Jean sudah memanahkan anak panahnya tepat di jantungnya,Jean melangkah menuju lift yang ada dihotel itu.

Tidak lupa ia melihat sekitar,namun sesuai dugaan ada seseorang yang keluar dari lift. Dengan cepat Jean bersembunyi,"Dimana letak kamar Nonna Jean? Kau harus membunuhnya sebelum pertandingan."

"Saya mendengarkan jika Nonna Jean sekamar dengan Jessica sahabatnya,namun saya tidak mengetahui kamar itu."

"Apa kau ingin menculik Jessica Nonna?" Sambung pria itu

"Tidak,aku hanya menginginkan Jean mati sebelum pertandingan lusa."

"Baik,Nonna akan saya usahakan."

Laura,yaps orang itulah yang menginginkan Jean mati. 

Namun saat ia dan anak buahnya melangkah menuju kamar yang katanya kamar Jean,seketika mereka berhenti melihat anak buahnya sudah tergeletak dengan darah yang keluar akibat anak panah.

"Itu pasti ulah Jean,dimana dia sekarang?" Ucap Laura

Laura menyuruh anak buahnya segera mengetuk pintu kamar Jessica dan dia meninggalkanny dan menuju lift kembali,namun dengan cepat Jean memukul orang itu dari belakang sebelum Jessica membuka pintu.

"Kau mencari ku?jangan harap kau membawaku kepada Laura bangsat." Ucap Jean sambil memukul orang itu dengan tenaga yang sangat kuat.

Meskipun Jean perempuan,tenaganya tidak bisa di remehkan. Jean sedari kecil suda dilatih untuk bertarung oleh kakeknya.

Namun,untuk menjaga identitasnya. Sang kakek mendaftarkan Jean ke klub panahan.

Orang yang ada dihadapannya ini melepas paksa tangan Jean, lalu ia mendorong Jean membuat Jean sedikit oleng.

Jean menatap orang itu dengan senyuman yang ingin bermain dengannya,"kenapa kau diam? Dasar pengecut masa lawannya cewe sih."

"Banyak omong kau,kau harus mati sebelum perlombaan anak sial."

Dengan cepat Jean mengeluarkan 2 pedang yang ia bawa dan Sling kedua tangan orang itu sudah tidak ada di tempatnya lagi.

"Argh kurang ajar kau anak Dajjal."

Jean hanya menatap dengan senyum sinisnya,tidak lama Juan dan sang papah tiba.

"Je,kamu sudah bertindak?"

Jean menatap sang kakak,"aku sudah muak dengan Laura dan dia,bisa bisanya dia ingin menghabisi ku."

"Juan,kamu harus bawa 2 orang ini dengan cepat ke markas kita yang ada di Berlin. Nanti akan papah urus." Ucap Papah Juna,Juan mengangguk lalu memanggil anak buahnya untuk membawa orang suruhan Laura ke markas.

"Kamu gapapa sayang?" Tanya Papah Juna,Jean mengangguk sebagai jawabannya,"buktinya Jean masih lengkap kan badannya?"

Sang kakak menonyor kepala adiknya itu,"kamu tau,papah khawatir denganmu. Yasudah kamu beristirahat saja,kak Juan akan memastikan hotelmu akan aman sampai kamu selesai pertandingan."

"Oh ya kak,besok ikut Jean nonton Jessica ya. "

Juan mengangguk menyetujui permintaan sang adik dengan sangat gampang,Juan hanya ingin membahagiakan adiknya itu saja untuk saat ini.

Disisi lain

"Siapa laki-laki itu? Apa kekasihnya Jean? Kenapa tampan sekali,aku harus mendapatkannya." Ucap seseorang diseberang sana 

"Permisi Nonna,ini laporan mengenai Seorang laki-laki bersama Nonna Jean adalah kakaknya bernama Duke Daniel Juan Owais atau biasa kita memanggilnya tuan Juan dia adalah pemimpin mafia di Jerman Nonna." Ucap asisten pribadinya

"Menarik sekali,aku pastikan Juan akan menjadi miliku. Pantau terus dia jangan sampai lepas,aku akan mencoba mendekati mereka."

"Baik Nonna Alexa."

Princess and King Of MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang