bab 38 - penggemar rahasia

32 10 0
                                    

Alarm Jean berbunyi,dengan cepat Jean bangun lalu meminum segelas air putih yang selalu pelayan rumah menyiapkannya. Setelah selesai Jean memutuskan untuk mandi. Tidak lama kemudian Jean selesai, memang Jean mandi sangatlah singkat Karna lagi banyak sekali yang ia pikirkan.

Jean duduk di meja rias miliknya sembari mengeringkan rambut,sesekali ia mengecek ponsel miliknya yang sedang mengisi daya. Namun tidak ada pesan satu pun dari Dikta,"kak beneran lagi sakit ya?" Gumam Jean

Toktoktok

"Jean,diluar ada Jessica kamu berangkat sama dia?"tanya Juan dari luar kamar Jean

Jean diam,"hah? Aku nebeng dia? Sejak kapan? Perasaan kemarin aku gak janjian sama dia." Gumam Jean

"Okey kak,setelah ini Jean keluar." Ucap Jean dengan sedikit keras

Tidak lama kemudian dia keluar lalu menemui Jessica,"hey,kenapa kau kesini? Aku kan ga minta neb.."

"Sut,kak Dikta masuk rumah sakit?" Tanya Jessica yang langsung memotong pembicaraan Jean,Jean hanya menganggukkan kepalanya

"Sejak kapan? Sakit apa?"tanya Jessica secara bertubi-tubi

Jean menonyor dahi jessica,"nanya satu satu bloon."

"Iyaiya,kak Dikta sakit apa Je?"tanya Jessica kepada Jean namun Jean bingung memberitahu tapi pasti kak Juan memberitahu Jessica jadi percuma aja kalau dia berbohong.

"Kenapa kau menanyakan kepadaku? Bukannya kak Juan udah ngasih tau kau?" Tanya Jean sambil melirik mencari keberadaan sang kakak.

Jessica berasa di timpa sesuatu yang berat,"ah percuma juga aku tanya kau je,akhirnya kau menyuruh ku tanya ke kakakmu sendiri."

"Yaudah sekarang kita berangkat."sambung Jessica mengajaknya berangkat ke kampus sekarang namun Jean menolak

"Kapan aku minta Tebengan ke kau?" Tanya Jean

"Lah,kata kak Justin kau minta aku jemput soalnya kak Justin ngurus kak Dikta." Ucap Jessica,sesaat Jean paham maksud sang kakak sebenarnya

"Baiklah kita berangkat,kak aku berangkat ya." Ucap Jean sambil berteriak kepada Juan yang sedang makan pagi.

Setelah itu,Jessica dan Jean masuk kedalam mobil Jessica dan mereka menuju ke kampus,"Jes,kalau boleh tau kak Justin kemana?" Sontak Jessica menoleh kearahnya sebentar lalu kembali fokus mengemudi

"Oh kak Justin? Lagi di Amerika,urusannya hampir sama lah kek kak Juan." Ucap Jessica tanpa menoleh ke Jean dan fokus ke jalan,saat mereka melewati rumah Arum terlihat Arum bersiap akan berangkat lalu jessica berhenti.

"Rum,ayo berangkat sama kita." Teriak Jessica,Arum pun menyetujui lalu berpamitan kepada sang ibu untuk ikut bersama Jessica dan Jean.

"Tumben kau minta di jemput Jessica Je."ucap Arum yang baru sadar jika Jean ada didalam mobil

"Gak juga,tadi kak Juan ngerjain Jessica yaudah jadinya nebeng." Ucap Jean yang tak lepas dari ponsel miliknya berharap ada kabar dari kak Dikta.

Jessica melajukan mobilnya menuju kampus,setiba di kampus Jessica berpisah dengan Jean dan Arum Karna berbeda departemen. Sepanjang jalan semua menatap Jean dan Arum,"kenapa mereka menatapku seperti ini Arum?"tanya Jean

"Entahlah aku juga gatau,bukannya kita berangkat bersama?"tanya Arum balik membuat Jean makin kesal.

Tiba-tiba Derren berlari menghampiri mereka,"Je,kau harus masuk ke kelas sekarang ada seseorang ngirim bunga buat kau." Seketika Jean berlari ke arah kelas dan benar saja di kursi milik Jean sudah ada 2 buket bunga.

Jean berjalan lalu mengambil bunga tersebut dan ada surat,Jean mengambil lalu membacanya.

"Dear, Jeanette Gisella Owais.
Apa kau sudah menerima bunga dari aku? Mungkin sekarang kau sudah membacanya ya hahaha,apa kau sangat senang? Aku tau kau menyukai bunga tulip jadi aku ingin memberikan bunga kepadamu Karna waktu aku melihat bunga tulip aku mengingatmu,oh ya semangat ya aku tau jauh dari kak Dikta sangat sulit tapi kau harus selalu menemani disisinya Je. Aku harap kau tidak mencari siapa aku,aku akan selalu menyemangati mu mulai hari ini, senyuman mu harus selalu ada disetiap harinya. Je, sebenarnya aku sangat mengagumi namun aku tau betapa sulitnya kau digapai. Semoga kau menyukai bunga ini Je,selalu berikan senyuman mu untuk menghibur hari-hari mu."

                                                  G

Seketika Jean menatap derren,"Gavin dimana? Ini apa ulah dia?"tanya Jean kepada Gavin

"Kak Gavin lagi pulang ke Indonesia Karna ada penyerangan dengan perusahaan miliknya." Ucap Derren

Jean menatap sekali lagi 2 buket bunga itu,"disini hanya tertera inisial aja,G? Dia tau aku memiliki kekasih kak Dikta,apa itu Gavin?" Gumam Jean

"Dari siapa Je?" Tanya Arum kepada Jean

Jean menatap Arum,"kalau dari suratnya inisial G dan dia tau aku kekasihnya kak Dikta,Gavin bukan sih?"

Arum melihat surat yang Jean pegang,"lah iya, sekarang Gavin dimana emangnya Derren?"

Derren menghembuskan nafasnya,"aku udah bilang kan kak Gavin lagi ke Indonesia Karna mengurus perusahaannya,itu telinga dibuka mangkanya biar denger."

"Terus sekarang kak Dikta gimana Derren?"tanya Jean sembari ia duduk kembali ke meja miliknya dan menaruh bunga itu di sebelah Jean

"Kak Dikta ya? Doain ya semoga kemoterapi nya lancar,kemarin aku juga sempet cek juga tapi entah mengapa kok lama banget sadarnya. Biasanya orang kemoterapi kan gak selama ini." Ucap Derren yang merasa ada yang gak beres sama penyakit Dikta

Ditengah mereka sedang memikirkan Dikta, tiba-tiba ponselnya Jean berbunyi namun nomer tidak dikenal. Sebelum menerima panggilannya,ia melihat derren dan Arum seraya menanyakan perlu diangkat atau tidak.

"Hallo?"

"Jean? "

Jean menatap kedua temannya kosong seperti mendengar suara familiar yang sangat ia rindukan.

"Ah iya? Dengan siapa?"

"Babe? Kamu lupa denganku?"

Seketika Jean tersenyum cerah mendengarkan suara yang sangat ia rindukan

"Kak Dikta?"

Seketika Derren dan Arum tersenyum melihat senyuman Jean kembali lagi,Arum menepuk pundak derren untuk membiarkan Jean menikmati waktu bersama Dikta sebelum jam masuk.

"Iya babe,eh aku ganggu gak? Kan kamu lagi masuk ya."

Tanpa sadar Jean meneteskan air matanya,ia langsung mengelap air matanya

"Babe? Kamu masih disana?"

"Ah iya kak,enggak kok ini Jean juga baru sampe kelas. Kak Dikta gimana sekarang?"

"Udah lebih baik babe,mangkanya aku minta tolong suster untuk menelfon kamu. Aku kangen sama kamu."

"Aku juga kak,setelah kelas aku akan ke sana."

"Aku akan menunggumu babe,yasudah sampai disini dulu ya. Kamu semangat kuliah,love you."

"Love you too kak."

Jean mematikan panggilan bersamaan dosen masuk,Derren juga langsung pindah duduk disebelah Jean yang tersenyum sedari tadi,"mood nya lagi bagus nih." Goda derren

Jean menatap derren,"aku harap kau tidak merusak moodku pagi ini."

Princess and King Of MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang