Tidak terasa waktu cepat berlalu,hari ini rombongan Jean akan kembali ke Berlin, Jerman. Namun,terkecuali Justin Karna mulai hari pertama ia datang sudah diserahkan perusahaan milik Jean yang ada di Indonesia untuk ia teruskan disana.
Sebelum berangkat ke bandara,Jean meminta kepada Gavin dan Jayden untuk mampir ke makam Dikta terlebih dahulu dan berpamitan jika mereka akan kembali ke Berlin hari ini.
Sedari tadi selama perjalanan,Justin mengamati kelurga kecil Jean yang sangat ia inginkan namun terlihat senyum bahagia di bibir Justin Karna melihat wanita yang dicintainya bahagia dengan pilihannya sendiri,"aku akan bahagia jika kamu juga bahagia Jean." Batin Justin
Setiba di depan makam,Gavin langsung keluar dari mobil untuk membantu Jean dan juga Gerald untuk keluar dari mobil,"ini kita mau kemana Ami?"
"Kita akan bertemu paman Dikta sayang,dia adalah kakak dari papi Gavin."ucap Jean dengan bahasa yang bisa Gerald paham
"Belalti aman Dikta ini seperti aman Jayden ya Ami?"Jean mengangguk dan setia menggandeng Gavin yang sedang menggendong Gerald,dan disebelah tangan kanan Jean sudah ada buket bunga yang selalu ia bawa setiap kerumah Dikta.
Jayden,mengikuti mereka dari belakang Karna ia sangat penasaran dengan seseorang dimasa lalu adiknya.
Setiba didepan pusaran Dikta,Jean mengubah posisinya menjadi berjongkok dan membersihkan bunga kering yang beberapa hari lalu Jean taburkan. Gerald yang melihat apa yang dilakukan maminya,ia ikut membantu membersihkannya dan menuangkan air dibantu oleh papi Gavin.
Setelah bersih,Jean meletakkan buket bunga dan tidak lupa menaburkan bunga di atas rumah Dikta.
"Halo kak Dikta,Jean kesini lagi sekalian mau pamit. Hari ini Jean akan kembali ke Berlin kak, oh iya disini ada Gerald anak aku dia memakai nama yang sangat kamu inginkan memakai nama itu saat kita punya anak kak. Dan ada Gavin juga dan juga ada kak Jayden kakak kandung aku,kak Dikta udah tau kan kabar kak Juan dari surga? Apa kak Dikta sudah bertemu kak Juan disana? Kak,Jean tidak bisa berlama-lama disini,Jean hanya meminta kepada kak Dikta. Tolong datang ke mimpi aku kak,aku merindukanmu. "Ucap Jean yang menahan air matanya,Jean menatap Gavin dan juga yang lainnya.
"Kalian bisa tinggalkan aku sendiri sebentar?"tanya Jean namun Gerald enggan meninggalkan maminya,akhirnya mereka semua terkecuali Jean dan Gerald berjalan menuju kembali ke mobil sambil menunggu Jean dan Gerald selesai.
"Apa itu tadi makam kakak mu Gavin?"tanya Jayden saat sudah didepan makam dan Gavin mengangguk.
"Sepertinya cinta Jean sudah habis di kakakmu ya Gavin?"tanya Jayden lagi.
Terdengar suara helaan nafas dari Gavin,"iya aku juga tau hal itu,se cinta dan se sayang apapun jean kepadaku,cinta dan sayang dia kepada kak dikta jauh lebih besar."
Jayden menepuk pundak Gavin,"tapi,cinta dan sayang kalian sudah terbukti dengan adanya Gerald. Lambat laut,Jean akan mencintaimu seperti dia mencintai Dikta dimasa lalunya Gavin, Dikta akan menjadi sosok istimewa dihatinya namun kaulah teman masa tuanya nanti.",
Gavin tersenyum mendengar penuturan Jayden,tidak lama kemudian Jean dan juga Gerald sudah kembali dan menghampiri mereka,"sudah selesai?"tanya Gavin saat mereka tiba di sebelahnya.
Jean mengangguk,"Ayuk berangkat nanti ketinggalan pesawat."
Akhirnya mereka semua masuk kedalam mobil yang dimana hari ini Justin mengantar rombongan Jean ke bandara. Setiba di bandara,Justin membantu yang lain menurunkan koper milik mereka masing-masing.
"Kak Justin,terima kasih sudah membantu kami. Jika ada masalah dengan perusahaan kabari aku ya." Ucap Jean lalu memeluk Justin untuk perpisahan sebelum ia kembali ke Berlin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess and King Of Mafia
Fanfiction(Selesai) Princess and King of Mafia,menceritakan kisah antara Princess Jeannette Gisella Owais yang merupakan putri mahkota Kerajaan Jerman yang memiliki kerja sampingan yang sangat ia rahasiakan dari kalayak publik yaitu princess mafia atau bisa d...