Bab 9 - Pelecehan

140 16 0
                                    

Pertandingan olahraga cabang lain tetap diteruskan,namun Jean dan Jessica memutuskan pulang terlebih dahulu. Karna Jessica harus perawatan takutnya ada rasa trauma yang ia rasakan saat perlombaan,sedangkan Jean? Dirinya dipulangkan Karna dengan alasan sudah menyelamatkan orang yang ada di lapangan pertandingan kemarin.

Kring kring

Jean mengangkat telfon dari sang mamah yang ada di Indonesia,
"Halo mah? Iya,Jean akan pulang ke Jakarta nanti setelah urusan di Berlin selesai. Ini Jean sama kak Juan dan papah,mamah tenang saja setelah urusan disini selesai kita akan jemput mamah."

Jean menutup telfon lalu menonaktifkan ponselnya dimasukkannya kedalam saku celana jeans yang ia kenakan,hari ini Jean akan berkunjung ke markas milik kak Juan yang ada di Berlin.

Jean sengaja menggunakan transportasi umum untuk sampai di markas,namun saat Jean masuk kedalam bus umum. Jean melihat ada laki-laki yang akan berbuat senonoh dengannya,Jean mencoba mengikuti apa yang diinginkan oleh pria itu.

"Cantik,ikut saya ke hotel temenin saya." Jean tersenyum miring,ia berfikir apa ini saatnya ia mencari mangsa baru. Ia sudah sangat merasakan ototnya lemas setelah melakukan perlawanan dengan anak buah Laura,Laura mengangguk sebagai persetujuan.

Mereka berdua turun dari bus didepan sebuah hotel,pria itu langsung memesan kamar. Sedangkan Jean langsung memasangkan cincin yang bisa mengeluarkan alat perangnya itu,"Ayuk cantik." Jean tersenyum mengikuti pria itu

"Lo pikir aku sepolos itu? Kau akan mati ditangan ku wahai pria hidung belang."gumam Jean

"Silahkan masuk cantik,silahkan duduk setelah ini kita akan merasakan indahnya dunia."

Jean tersenyum licik,"kau akan habis denganku hari ini." Gumamnya pelan

Pria itu mendekati Jean,"tunggu sebentar cantik,aku ke kamar mandi bersiap dulu ya."

Saat pria itu masuk ke kamar mandi,cepat kilat Jean menyuruh anak buahnya meretas CCTV yang ada di kamar tersebut dan dirusaklah CCTV itu.

Pyar

Pria itu keluar saat mendengarkan suara barang pecah,"cantik,ada apa? Kamu baik-baik saja kan?"

Jean tidak membalasnya Karna sekarang Jean sudah mode iblis,"cantik ini orang ganteng sudah siap kamu puaskan." Ucapnya sambil memegang pundak Jean,namun secepat kilat Jean menarik tangan itu ia putar hingga pria itu terjatuh ke lantai.

Jean membalikkan badannya sehingga ia tahu pria itu sudah kesakitan,Jean duduk hingga sejajar dengan pria itu,"anda kira saya wanita murahan? Dengan gampangnya kau mengajakku berhubungan intim,apa sebebas itu pikiran yang ada di otakmu?"

Jean berdiri namun pria itu segera mengeluarkan pisah setelah ia berhasil berdiri,"kau ingin menyerahkan nyawamu Nonna? Kau harus layanin aku dulu kalau mau selamat."

Jean tertawa,"kau ingin dipuaskan denganku? Rasakan ini."

Pria itu tidak tau bahwa Jean sudah membawa Panahannya dan syung,"argh kurang ajar,lepaskan anak panahmu."

"Gini doang lemah? Kalau aku puasin beneran berapa ronde yang bisa bikin kau lemas? Pengecut."

"Kurang ajar." Ucapny lagi lalu mencoba melemparkan pisau itu kearah Jean,namun Jean berhasil menghindarinya.

Dengan cepat Jean memanah pria itu hingga terjatuh dan berlumuran darah,"Yah gak seru dong kalau kau langsung mati."

Jean mengambil ponselnya untuk menyuruh anak buahnya masuk kedalam kamar dan membawa itu pria itu untuk Jean eksekusi,"Jean,kenapa kau disini? Apa kau mengalami pelecehan? Biar Kak Juan yang balas."

Jean menahan Juan,"tenang aja dia sudah tak berdaya tapi gak sampai mati sih,biar dibawa anak-anak ke markas habisi dia kak."

Jean dan Juan langsung pergi ke markas setelah urusan di hotel selesai,Jean mengambil sarung tangan hitam miliknya serta 2 pedang yang akan ia gunakan untuk eksekusi pria itu.

"Buka pintunya." Pinta Juan,pintu terbuka. Jean dan Juan masuk mendekat kearah pria yang sedang tak sadarkan diri,"ambilkan air es siram dia."

Uhuk uhuk

"Loh,cantik kamu apakan aku? Oh apa kau ingin melakukan cara kekerasan berhubungan intim nya?"

Plak

Juan menampar pipi pria tersebut,"tidak ada satupun pria yang boleh memegang adekku."

"Kalian membawaku kemana?"

Jean dan Juan saling bertatapan,"apa orang ini sedang mabuk? Dan baru sadar? Dahlah kak terserah kau saja mau kau apakan dia, Jean mau istirahat dulu."

Juan menatap pria yang ada didepannya sambil mengangkat dagunya,"apa kau sudah sadar tuan? Sekarang siapa yang ada didepanmu?"

"Siapa emangnya kau? Aku tidak kenal,lepaskan aku. Aku akan bermain dengan Nonna cantik itu."

Plak

Juan menamparnya lagi,Kali Ini Juan tidak bisa tinggal diam,"ambilkan aku pisau dan juga pedang."

"Hey,mau kau apakan dengan alat tajam itu?",

Juan mengambil pedang dan pisau yang ia inginkan tanpa menghiraukan pria yang ada didepannya,"aku apakan?"

Sring

"Sakit bodoh,argh burungku."

Benar sekali,Juan memotong kelamin pria yang ada didepannya,"itu balasan untukmu Tuan Mico,apa aku tidak tau siapa kau? Kau adalah orang yang suka melecehkan wanita dan anak kecil di Berlin tapi herannya kenapa polisi tidak bisa menangkapmu,justru malah adikku yang bisa menangkapmu."

"Argh sakit,kenapa kau potong aset berhargaku. Kenapa kau tidak langsung membunuhku."

"Kurang seru tuan mico kalau langsung membunuhmu." Kali ini Jean ikut menjawab,"Nonna cantik,kau tidak ingin menolongku?"

Jean berdiri,"menolongmu?"

Syung

Anak panah Jean berhasil mengenai Jantung pria itu dan seketika pria itu kehilangan nyawa,"ah tidak seru kalau langsung mati,urus jasadnya terserah kalian kasih ke Luna atau dibakar."

Jean keluar dari sel disusul oleh Juan,"waw adikku bar bar sekali."

"Kebanyakan ngomong udah panas ini telinga,oh ya kak. Mamah meminta kita ke Indonesia sebelum kembali ke Jerman."

"Ada urusan apa?" Jean mengangkat kedua bahunya

"Ntar kita juga tau sendiri."

Jasad pria tersebut akhirnya dijadikan santapan malam Luna,harimau milik Jean.

Princess and King Of MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang