Bab 50 - Selamat jalan kak Dikta

30 9 0
                                    

Kebesokan harinya,keluarga Dikta terutama mamah sudah tiba di jakarta. Di kediaman Jean,semua orang langsung bersiap-siap terlebih dahulu sebelum Jean bangun. Semalam Jean sempat ingin melarikan diri namun Gavin berhasil mengejarnya dan membawanya pulang,Oma dan opa sangat khawatir kondisi Jean mereka meminta Juan untuk memanggilkan dokter pribadi Jean untuk memeriksa nya,dan Jean diberikan obat penenang akhirnya Jean bisa beristirahat dan lainnya juga memutuskan istirahat pada malam itu.

Semua sudah bersiap diruang tamu,termasuk mamah papah Juan yang datang bersama dengan mamah dikta. Gavin sedari tadi memeluk sang mamah,Gavin sudah berjanji kepada Dikta untuk tidak bersedih dihadapan Jean dan selalu menjaganya.

"Mah,jangan menangis kak Dikta sudah bahagia bersama papah." Ucap Gavin di dalam pelukan mamahnya.

15 menit kemudian terdengar suara teriakan Jean,membuat orang tuanya dan juga yang lain masuk kedalam Jean dan mencoba menenangkan nya.

"Sayang ini mamah." Ucap mamah Beatrice,Jean yang melihat mamahnya langsung memeluknya.

"Mah,kak Dikta tidak akan meninggalkan ku kan?" Tanya Jean kepada sang mamah

Mamah Beatrice menahan air matanya lalu mengelus punggung putri kesayangannya itu,"Dikta akan selalu ada bersamamu sayang,sekarang mandi ya mamah akan selalu disini." Jean mengangguk

Selama Jean di kamar mandi,mamah Beatrice menangis di pelukan papah Juna,"pah,mamah gakuat melihat Jean seperti ini. Ayo bawa dia pulang ke Jerman pah."

Juna menenangkan istrinya,"Jean pasti akan kembali ke Jerman,tapi kita harus menunggu keputusan dia kita gabisa paksain dia."

Beatrice berpikir apa yang dikatakan oleh suaminya ada benarnya,mungkin putri kesayangannya masih dalam berduka. Beatrice memilih apapun keputusan Jean pasti yang terbaik.

Jean keluar dari kamar mandi ia melihat papah Juna ada di kamarnya,"papah kenapa pakai baju hitam-hitam?"

"Gapapa sayang,ini baju untuk kamu udah mamah siapin kami tunggu kamu diluar ya. Ucap papah Juna,setelah itu papah Juna mengajak Beatrice keluar lalu menyuruh Jessica untuk masuk kedalam untuk membantu Jean.

"Jes,apa aku terlihat belum ikhlas menerima kak Dikta sudah pergi?" Pertanyaan Jean membuat Jessica tersenyum palsu mencoba tersenyum untuk Jean,Jessica memeluk Jean.

"Kak Dikta bahagia disana Je,jadi kamu disini juga harus bahagia. Disini banyak yang sayang sama kamu." Ucap Jessica pelan-pelan.

Jean tersenyum,"baiklah,tunggu diluar aku janji gak akan melakukan hal berbahaya aku cuman mau ganti baju aja." Jessica mengangguk lalu melepaskan pelukannya sebelum ia keluar kamar.

Saat Jessica keluar kamar semua menatap Jessica,"kenapa kalian menatapku seperti itu?"

"Kenapa kau ninggalin Jean sendiri bodoh." Umpat Derren

"Jean minta aku keluar dia mau ganti baju dia berjanji tidak akan melakukan hal berbahaya. "Ucap Jessica kemudian mereka menunggu Jean,mamah Dikta sudah pergi kerumah duka terlebih dahulu bersama Gavin sedangkan lainnya menunggu Jean.

15 menit,akhirnya Jean keluar dari dress hitam yang menjadi favorit Dikta. Jean sengaja tidak memakai dress yang dipilihkan mamahnya,menurut Jean ini adalah saat terakhir dia bisa melihat Dikta sebelum di kremasi.

"Mamah,papah kak Juan?"

"Iya sayang?"

Jean menarik nafasnya lalu menghembuskan,"Jean sudah siap,ayo kita berangkat." Semua orang mengikuti langkah Jean, mereka dibagi menjadi 2. Mobil pertama ada keluarga Jean,mobil kedua ada Jessica Justin dan Derren. Axel dan Tino tidak ketinggalan mereka yang mengemudikan mobil menuju rumah duka, sepanjang jalan Jean memegang tangan Juan tanpa melepaskannya. Juan juga tidak keberatan tangan nya dipegang Jean.

Princess and King Of MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang