"aku akan mengecoh Gading,aku tau dia akan selalu menatapmu jadi aku bisa menggagalkan rencana gendis." Bisik Gavin mengingat Gading tidak akan melepaskan pengelihatan nya kepada Jean membuat Jean kesusahan untuk menggagalkan rencana gendis.
"Lakukan sesukamu tapi ingat kau tak boleh menghabisinya disini." Ucap Jean dan Gavin setuju,kemudian Gavin berjalan memisahkan diri dari Jean dan dia mendekati Axel yang ternyata memang sudah ada bersama mereka.
"Ini akan sulit jika Nonna Jean selalu bersamamu,tuan gading tidak akan melepaskan Nonna lagi kali ini." Ucap Axel menatap gading yang sedang menatap Jean
"Kau tak ingin mengajarnya?" Tanya Axel kepada Gavin dan Gavin menggelengkan kepalanya
"Sama aja kita bikin kekacauan yang ada gendis akan sadar." Ucap gavin kepada Axel.
Gavin memperhatikan Gading yang semakin lama mengajak Jean berbicara,"aku pastikan kau akan hancur ditangan ku Gading."
Disisi lain,Jean merasa risih dengan pertanyaan gading yang jelas-jelas sudah ada jawabannya.
"Kau yakin tak menyukai ku Nonna?" Tanya Gading yang kesekian kalinya hari ini,Jean hanya diam dan melihat sekeliling.
"Apa pria tadi kekasihmu?"tanya Gading sekali lagi,Jean menatap Gading lalu menatap ke sekeliling lagi.
"Kalau dia kekasihku apa urusannya denganmu?" Tanya Jean dengan ketus,Gading semakin mendekat ke Jean dan Jean sadar lalu dengan cepat ia menjauh.
"Ada dong urusannya sama aku, ku pastikan dia akan mati ditangan ku Karna membuatmu memilih dia." Ucap Gading,Jean hanya tersenyum miring kepada gading.
"Dia yang mati apa kau yang mati?"tanya Jean dengan nada tidak ramah kepada gading membuatnya semakin menjadi-jadi,Jean mendorong tubuh Gading hingga ia terjatuh membuat semua orang melihat Gading yang terjatuh.
"Tuan tidak apa-apa?"tanya pengunjung yang menolong Gading, Gading menatap Jean dengan senyum liciknya.
"Tidak apa,tapi nona itu mendorong saya padahal kami tidak mengenal." Ucap Gading
Jean membulatkan matanya,ia syok dengan apa yang Gading lakukan,"hey,kata siapa kau tidak mengenalku justru kau mengganggu ku."
Pengunjung itu membantu Gading berdiri lalu berdiri dihadapan Jean dengan wajah yang memerah,"kalau kau tidak suka yasudah jangan mendorong orang sembarangan."
Jean menatap Gading yang ada dibalik gadis ini dengan senyum liciknya,"kurang ajar kau,ku pastikan kau akan mati ditangan ku." Batin Jean
"Kau memang siapanya dia? Apa kau tau masalah dia sama aku? Gak kan? Gausah ikut campur urusan orang." Ucap Jean dengan tegas
"Sayang kita pergi saja,gak perlu meladeni orang sok drama." Ucap Gavin tiba-tiba menghampiri Jean lalu mengajaknya menjauh
"Kau kenapa mengajak ku menjauh?"bisik Jean
"Aku akan memulai aksiku tunggu saja,aku gamau gendis tau keributan ini. Axel sedang di luar mengikuti gendis,sekarang keluarlah dan kejar gendis." Ucap Gavin,dan Jean menyetujuinya. Jean berjalan keluar pameran seni dan berjalan dimana Axel berada.
"Nonna,kau lihat hitam-hitam itu adalah bom. Aku melihatnya estimasi meledaknya adalah 15 menit,kita punya waktu untuk menjinakkannya." Ucap Axel dan Jean menganggukkan kepalanya.
"Suruh anak buah lainnya membantu menjinakkan aku pastikan jumlahnya tidak 1 atau 2 buah saja." Ucap Jean menyuruh Axel memanggil anak buah yang sengaja ia bawa untuk membantu menjinakkan bom gendis.
Tidak membutuhkan waktu lama,bom tersebut berhasil di jinakkan namun Jean memiliki alat yang suaranya sama persis dengan bom namun bukan bom ia pasangkan sesuai dengan estimasi meledaknya sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess and King Of Mafia
Fanfiction(Selesai) Princess and King of Mafia,menceritakan kisah antara Princess Jeannette Gisella Owais yang merupakan putri mahkota Kerajaan Jerman yang memiliki kerja sampingan yang sangat ia rahasiakan dari kalayak publik yaitu princess mafia atau bisa d...