Jilid 68

1.3K 22 0
                                    

Tiba-tiba tubuh Kiki bergulingan ketika perahu miring. Tentu saja Kiki merasa ngeri sekali karena kalau tubuhnya terlempar keluar, tidak ada harapan lagi baginya untuk hidup. Kalau saja tidak tertotok, dengan ilmunya bermain di air mungkin ia akan dapat menyelamatkan diri. Akan tetapi totokan itu demikian lihainya sehingga ia tidak mampu bergerak sama sekali!

Bukan saja niatnya tadi gagal sama sekali, juga kini dia bahkan harus berusaha keras untuk melawan badai, menyelamatkan perahu dan juga sumoinya, juga dirinya sendiri! Sialan! Kalau saja dia tidak menotok sumoinya, kalau saja dia tidak melakukan usahanya memperkosa tadi, tentu kini dengan mudah dia membebaskan totokannya atas diri Kiki, dan mereka berdua akan dapat meloloskan diri dengan lebih mudah. Tidak seperti sekarang, dia terpaksa mengikat tubuh Kiki agar jangan ditelan air dan harus berjuang amat keras seorang diri agar perahu itu tidak karam.

Betapapun juga, dia masih mengandung harapan agar dia dapat segera menyelamatkan perahu dan sumoinya dari badai, kemudian karena cuaca masih amat gelap, di tempat aman dia masih akan dapat melanjutkan maksud hatinya yang tadi. Mengingat akan kemungkinan itu, dia menelan ludah dan mengemudikan perahu dengan amat hati-hati.

Lee Song Kim adalah seorang anak yatim piatu, anak seorang bajak laut yang amat kejam dan jahat. Ketika dia berumur empat tahun, ayahnya yang juga merupakan seorang pemberani, bentrok dengan Hai-tok dan inilah kesalahan besar ayahnya dalam kehidupannya.

Dia terbunuh oleh Hai-tok, dan isterinya yang masih muda dan cukup cantik tidak terlepas pula dari penghinaan Hai-tok terhadap orang yang berani menghinanya. Dia menangkap dan memperkosa isteri bajak itu, bahkan setelah beberapa hari kemudian, dia memberikan wanita itu kepada anak buah bajak laut yang berpesta pora terhadap diri wanita itu sampai tewas.

Akan tetapi anak tunggalnya, yaitu Song Kim, menarik perhatian Hai-tok. Dengan matanya yang tajam datuk sesat ini melihat adanya bakat yang amat baik pada diri anak itu. Maka dia mengampuni anak itu dan mengambilnya sebagai murid. Song Kim yang sama sekali tidak mengetahui asal usulnya, menjadi murid yang terkasih, bahkan diperlakukan sebagai putera sendiri oleh Hai-tok. Ketika itu, ibu Kiki masih hidup dan Kiki sendiri baru berusia kurang lebih tiga tahun.

Karena hidup di dalam lingkungan orang-orang yang suka bertindak kasar dan kejam, melakukan segala macam kemaksiatan, dan mungkin juga karena memang pembawaan dan darahnya, maka semua itu mudah sekali menular pada batin Song Kim. Dia amat cerdik, amat kejam dan jahat, akan tetapi semua itu disembunyikan di balik tampangnya yang menarik, sikapnya yang amat ramah dan jenaka. Dan dia memang sungguh tergila-gila kepada Kiki, dia mencinta Kiki karena sejak kecil bergaul dengan Kiki dan merasa cocok dengan watak gadis itu yang jenaka periang dan gagah berani.

Kalau sekarang dia begitu tega untuk memperkosa gadis itu adalah justeru terdorong rasa cintanya, menurut batin dan kelicikannya sendiri. Dia berpendapat bahwa sekali dia berhasil memperkosa gadis itu, tanpa diketahui oleh gadis itu sendiri, berarti dia telah memiliki kekuasaan atas diri Kiki.

Kalau kelak sampai gagal, dia akan dapat mempergunakan rahasia ini untuk memaksa Kiki! Dengan adanya rahasia yang diketahuinya sendiri itu, bahwa Kiki telah diperkosanya, kelak dia akan dapat memaksa gadis itu untuk menjadi isterinya dan tidak mungkin menjadi isteri orang lain.

Tentu saja seorang pemuda seperti Song Kim tidak sadar sama sekali bahwa cinta kasih adalah perasaan yang amat halus dan suci, yang sama sekali tidak dipengaruhi oleh nafsu keinginan apapun. Yang diciptakan oleh nafsu-nafsu keinginan hanyalah pengejaran kesenangan belaka, baik melalui berahi, melalui cita-cita dan sebagainya.

Akan tetapi, nasib agaknya kurang membantu Song Kim pada malam hari itu. Badai amat besar dan buas, mempermainkan dia dan perahunya sampai berjam-jam lamanya. Dia sendiri kehilangan arah perahunya, dan hanya mengemudikan perahu dengan satu tujuan, yaitu agar perahunya tidak sampai karam. Itu saja!

Pedang Naga Kemala - ASKPHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang