Jilid 195 (TAMAT)

2.1K 35 8
                                    

Setelah memperoleh persetujuan dari guru-guru mereka, Tan Ci Kong melangsungkan pernikahannya dengan Siauw Lian Hong. Pernikahan ini sederhana, namun cukup meriah karena dihadiri oleh banyak tokoh persilatan dan para pejuang. Yang menggirangkan hati mereka adalah ketika tiga pasang orang muda yang juga baru saja menikah, hadir dalam perayaan pernikahan mereka.

Tiga pasang orang muda itu bukan lain adalah Ong Siu Coan yang telah menikah dengan Tang Ki tanpa sepengetahuan Hai-tok yang tidak menyetujuinya, pasangan bangsawan Yu Kiang dan Ceng Hiang, dan juga Thio Ki dan Ciu Kui Eng. Tentu saja pertemuan antara mereka menimbulkan percakapan yang ramah dan akrab, juga amat menggembirakan.

Hanya Hai-tok yang tidak hadir di antara para datuk, karena Hai-tok telah tewas. Bahkan kematiannya di kuil Siauw-lim-si menjadi bahan percakapan para tamu dalam pesta itu. Di antara para pejuang muda itu, yang paling menonjol kemampuannya adalah Ong Siu Coan.

Dengan bantuan Ki Ki dan dengan harta kekayaan dari pusaka Giok-liong-kiam yang terjatuh ke dalam tangannya tanpa diketahui siapapun juga, Siu Coan mulai membangun balatentara yang besar. Dimulai dari para sisa anak buah Thian-te-pang, dia membentuk perkumpulan yang besar dan dinamakan Pai Sang-ti Hwe, balatentara yang makin lama menjadi semakin kuat dan yang kelak akan terkenal sekali dengan nama balatentara Tai Peng (Perdamaian Besar).

Ong Siu Coan kemudian mengangkat diri sendiri menjadi guru besar merangkap pemimpin atau raja, mempersatukan pasukannya dengan cara mengajarkan suatu agama baru. Pada dasarnya agama yang disiarkannya adalah Agama Kristen, akan tetapi karena pengertiannya dalam hal agama ini hanya setengah-setengah saja, dengan penafsiran-penafsiran yang ngawur, maka agama itu sudah menyeleweng jauh dari aselinya, bahkan bercampur baur dengan pelajaran Agama Tao yang mengandung banyak mistik, dan bercampur pula dengan pelajaran filsafat Khong Cu.

Betapapun juga, seperti dapat diikuti dalam sambungan cerita ini, pemberontakan Tai Peng yang dipimpin oleh Ong Siu Coan dan isterinya Ki Ki itu, sempat menggegerkan seluruh Tiongkok, hampir berhasil menggulingkan pemerintah Mancu. Hal ini tidaklah mengherankan, karena demikian pandainya Ong Siu Coan memimpin balatentaranya sehingga menarik perhatian para orang gagah yang dengan sukarela pada permulaan pemberontakan itu mendukung dan membantunya.

Sampai di sini berakhirlah sudah cerita Pedang Naga Kemala, Giok Liong Kiam ini, dan cerita ini akan disambung dengan cerita Pemberontakan Tai-peng. Di dalam cerita baru ini, para pembaca akan bersua kembali dengan pasangan-pasangan pendekar muda yang menjadi tokoh-tokoh dalam cerita ini, dan Lee Song Kim akan muncul sebagai tokoh lawan yang amat sakti. Juga pedang pusaka Giok-liong-kiam tetap akan menjadi bahan perebutan dalam suasana yang baru, dengan kepentingan-kepentingan baru pula.

Semoga cerita ini bermanfaat bagi para pembaca, dan sampai jumpa dalam cerita berikutnya.

T A M A T

Pedang Naga Kemala - ASKPHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang