Jilid 32

1.8K 33 0
                                    

"Dan bagaimana hasilnya, susiok-couw?"

Kakek itu menggeleng kepala.

"Mereka agaknya tidak tahu dimana adanya pusaka itu, malah menawan kita untuk memaksa Siauw-lim-pai mencari pusaka itu dan ditukar dengan nyawa kita."

Mereka menghentikan percakapan bisik-bisik yang hanya dapat mereka dengar sendiri itu ketika terdengar suara orang di luar kamar tahanan mereka. Suara ketua Ang-hong-pai dan Theng Ci!

"Untuk apa racun itu, subo?" terdengar suara Theng Ci.

Jawaban ketua Ang-hong-pai didahului dengan suara ketawanya yang halus akan tetapi mengandung kekejaman.

"Hi-hik, pembius di dalam madu itu mana kuat mempengaruhi Siauw-bin-hud untuk waktu lama? Orang biasa akan terbius selama tiga jam, akan tetapi aku khawatir kakek gendut itu akan cepat sadar. Maka, aku akan memaksakan racun ini agar mereka lumpuh selama tiga hari tiga malam. Dengan demikian, selain lebih aman, kalian tidak akan diperlukan menjaga terlampau ketat. Buka pintunya."

Nampak kepala dua orang wanita itu di luar jeruji pintu. Mereka menjenguk ke dalam dan melihat betapa dua orang tawanannya masih pulas atau pingsan. Kakek itu bersandar dinding seperti tadi, dan Ci Kong menggeletak terlentang.

Pemuda yang cerdik ini cepat sudah merobah kedudukannya. Dia teringat bahwa ketika pertama kali sadar, dia berada dalam keadaan rebah terlentang, maka kalau kini dia duduk seperti susiok-couwnya, tentu akan menimbulkan kecurigaan. Hal yang kecil tapi penting ini agaknya tidak teringat oleh susiok-couwnya tadi!

Daun pintu terbuka dan masuklah ketua Ang-hong-pai yang membawa sebuah guci kecil, sedangkan Theng Ci mengawal di belakang gurunya sambil memegang sebatang pedang, agaknya kesaktian kakek itu membuat orang-orang Ang-hong-pai ini berhati-hati sekali.

"Ha-ha-ha-ha-ha!"

Wajah ketua Ang-hong-pai seketika menjadi pucat sekali. Baru pertama kali itulah iblis betina ini mengalami guncangan batin yang hebat, bukan hanya karena peristiwa ini sama sekali tidak pernah disangkanya, seperti melihat orang mati hidup kembali secara mendadak, akan tetapi juga suara ketawa kakek itu membuat tubuhnya menggigil dan guci itupun terlepas dari tangannya.

"Prakkk!!"

Guci itu pecah dan tercium bau yang harum-harum amis memuakkan.

Selagi guru dan murid ini terbelalak dengan muka pucat, tubuh Ci Kong melesat ke daun pintu dan tiba-tiba diapun sudah menutupkan daun pintu itu dan menguncinya dari dalam! Setelah itu, dia berdiri dengan keadaan siap siaga, menanti tindakan susiok-couwnya.

Tanpa perintah kakek itu, dia tentu saja tidak berani sembarangan bergerak. Sementara itu, kakek Siauw-bin-hud sudah bangkit berdiri dan wajahnya tetap cerah dan ramah penuh senyum lebar.

"Pang-cu, engkau sungguh sungkan sekali. Sudah menjamu kami sampai kekenyangan dan tertidur, kini masih hendak kautambah lagi. Apakah itu? Madu pelumpuh badan?"

"Siauw-bin-hud.......!"

Kini ketua Ang-hong-pai itu nampak bulunya yang aseli dan sikapnya tidak manis dan menghormat lagi seperti tadi.

"Bagaimana....... bagaimana kalian......."

Ia tidak dapat melanjutkan kata-katanya saking herannya melihat ada orang mampu sadar dari pengaruh obat biusnya sedemikian cepatnya.

"Iktikad baik, Pai-cu, iktikad baik, batin bersih dan hidup bersih. Pinceng datang dengan maksud baik, hanya ingin menanyakan sesuatu kepada muridmu Theng Ci, setelah itu kami akan pergi dengan aman......."

Tiba-tiba ketua Ang-hong-pai itu tersenyum.

"Aih, kalau begitu aku telah membuat kesalahan terhadap Siauw-bin-hud, harap suka memaafkan aku......."

Pedang Naga Kemala - ASKPHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang