Jilid 117

1.1K 19 0
                                    

"Lee-ciangkun, melihat dan pakaiannya, mereka itu tentulah orang-orang dari pasukan Harimau Terbang. Lihat itu benderanya."

"Hemm, kaumaksudkan Pasukan Harimau Terbang yang menjadi anjing-anjing peliharaan orang kulit, putih?"

"Benar, Lee-ciangkun. Kabarnya terjadi bentrokan hebat antara para anjing penjilat orang kulit putih yang menyebabkan banyak anggauta Harimau Terbang tewas, bahkan pemimpinnya yang bernama Koan Jit kini juga telah melarikan diri. Mungkin mereka itu hanya sisa-sisanya saja yang masih dipergunakan oleh pasukan Inggeris."

Kini perahu Harimau Terbang itu mendekat, dan seorang di antara mereka yang berkumis dan berwajah bengis membentak.

"Heii....... apakah kalian tuli atau buta? Dipanggil tidak mau mendekat? Hayo kalian dayung ke sini, kami harus memeriksa apa isi perahu kalian!"

Song Kim merasa mendongkol sekali.

"Kami hanya pelancong-pelancong yang tidak membawa apa-apa. Dan situpun nampak bahwa perahu kami ini kosong. Mau diperiksa apanya?"

Mendengar jawaban yang berani dan tidak halus itu, pimpinan Harimau Terbang menjadi semakin marah. Matanya melotot. Belum pernah ada orang di sepanjang pantai ini berani bersikap kasar kepadanya.

"Apakah kau gila? Kau tahu dengan siapa kalian berhadapan? Hayo ke sini kalau kalian tidak ingin kupenggal kepala kalian dan kuberikan kepada ikan hiu!"

Song Kim tak dapat menahan lagi kesabarannya.

"Aku tahu berhadapan dengan Pasukan Harimau Terbang, anjing-anjing kelaparan yang menjilat-jilat sepatu orang-orang bule, bukan?"

"Keparat! Mereka itu pemberontak-pemberontak! Kejar!" Teriak si muka bengis itu, dan kini perahu Harimau Terbang mengejar perahu layar kecil itu.

Akan tetapi, Song Kim dan dua orang kawannya sengaja mempermainkan mereka. Mereka bertiga itu memiliki perahu yang lincah dan lebih dari itu, Lee Song Kim adalah murid Hai-tok dan kepandaiannya di atas maupun di dalam air luar biasa, maka dia dapat melarikan perahunya ke kanan kiri melepaskan diri dan pengejaran lawan, bahkan mempermainkannya dengan mengelilingi perahu yang jauh lebih besar itu.

Setelah berkejaran sampai setengah jam lebih tanpa hasil, akhirnya komandan perahu Harimau Terbang menjadi marah.

"Siapkan meriam! Tembak mereka!"

Lee Song Kim sama sekali tidak mengira bahwa perahu Harimau Terbang itu akan melepaskan tembakan meriam terhadap perahu yang sama sekali tidak bersalah. Maka ketika tiba-tiba terdengar ledakan keras dan perahunya kena hantaman peluru sehingga dia sendiri terlempar jauh ke laut, dia terkejut bukan main.

Cepat dia mencari kedua kawannya di antara perahunya yang terbakar. Namun dia hanya menemukan dua kawan itu sudah mengambang menjadi mayat di antara kepingan-kepingan kayu dan perahunya yang terbakar dan hancur.

"Keparat busuk!"

Song Kim memaki marah sekali dan tubuhnya segera lenyap ketika dia menyelam. Tak lama kemudian dia sudah berada di dekat perahu lawan, muncul di bawah perahu tanpa terlihat oleh seorangpun.

Dia mendengar betapa sepuluh orang di atas perahu itu tertawa bergelak-gelak, mentertawakan perahunya yang terbakar dan hancur, dan tentu juga mentertawakan kematian dua orang kawannya dan dia sendiri yang oleh mereka tentu dianggap sudah mati. Kemarahan membuat wajah pemuda ini menjadi beringas sekali.

"Jahanam busuk!" kembali dia membentak, dan tiba-tiba tubuhnya meloncat ke atas, ke perahu pasukan Harimau Terbang itu.

Tentu saja semua orang terkejut setengah mati ketika tiba-tiba melihat seorang pemuda tampan berada di perahu mereka. Si muka bengis, pemimpin mereka, yang sudah memegang sebatang golok, tahu bahwa yang muncul ini tentu pihak musuh, maka dia pun cepat membacokkan goloknya yang amat tajam itu ke arah Song Kim.

Pedang Naga Kemala - ASKPHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang